Judul : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Buku yang bergenre roman ini mengisahkan tentang kisah kasih seorang Pribumi berdarah priyayi, Minke, dengan seorang Indo Belanda, Annelies. Minke sebagai pribumi sangat menjunjung tinggi adab dan ilmu pengetahuan Eropa. Ia sangat fasih berbahasa Belanda dan bisa dikatakan berkiblat pada Belanda. Suatu hari dia diajak oleh salah seorang temannya Robert Suhoorf untuk mengunjungi sebuah perusahaan bernama Boerderij Buitendezorg. Inilah awal pertemuannya dengan Annelies, seorang peranakan Belanda, anak dari Nyai Ontosoroh, seorang gundik Tuan Mellema.
Kesan pertama yang sangat membekas bagi Minke, kekagumannya terhadap seorang Nyai Ontosoroh karena adabnya, kecakapannya dalam mengatur perusahaan seorang diri, ilmu pengetahuannya, dan juga dari keberaniannya dalam mengemukakan pendapat. Hal yang jarang ditemui dari seorang wanita Pribumi terlebih seorang Nyai. Juga kecantikan kreol Annelies yang mengalahkan ratu Wilhelmina.
Minke tertawan oleh pesona ibu dan anak tersebut, dan atas tawaran Nyai Ontosoroh akhirnya dia pun tinggal satu atap bersama mereka. Menjadi satu-satunya lelaki selain Darsam (orang kepercayaan Nyai Ontosoroh) di rumah itu karena Tuan Mellema dan Robert Mellema, anaknya yang pertama, tidak pernah berada di rumah. Mereka seolah tak mengenal lagi keluarganya. Mereka terpedaya oleh babah Ah tjong, tetangga yang memiliki rumah plesiran dan menetap di sana. Walaupun pada akhirnya Tuan Mellema meninggal karena keracunan minuman keras yang diracuni dengan dosis rendah dalam jangka waktu yang lama oleh babah Ah Tjong dan Robert Mellema tak pernah ditemukan.
Annelies seorang gadis belia yang kehilangan masa mudanya karena harus memikul tanggung jawab untuk membantu ibunya mengatur perusahaan. Dia yang bak seorang ratu, secara fisik terlihat normal, namun secara mental dia tertinggal 10 tahun dari orang seusianya. Dia akhirnya menikah dengan Minke secara Islam.
Setelah kematian Tuan Mellema terungkap oleh dunia, maka anak dari pernikahannya yang syah dengan Amelia Mellema, yaitu Maurits Mellema, seorang insinyur yang berbakat, menuntut harta benda dan perusahaan mendiang ayahnya tersebut. Cobaan demi cobaan dilalui oleh Nyai Ontosoroh, Minke, dan Annelies. Maurits sebagai kakak tirinya menuntut untuk menjadi ahli waris Annelies selama dia masih di bawah umur, karena secara hukum Belanda Annelies diakui sebagai anak Tuan Mellema. Namun dia tidak diakui sebagai anak dari Nyai Ontosoroh karena Nyai merupakan pribumi dan hanya seorang gundik, pernikahannya dengan tuan Mellema tidak syah di mata hukum. Pernikahan Annelies pun tidak diakui oleh pengadilan. Hukum menyatakan Annelies masih seorang gadis di bawah umur. Perjuangan dan perlawanan dari Nyai Ontosoroh dan Minke untuk mempertahankan anak dan istrinya berbuntut sia-sia. Annelies akhirnya diboyong ke Belanda. Dan cerita ini bersambung.
0 komentar:
Posting Komentar