Oleh karena itu, di usia Habibi 20 bulan, saya mengajak Habibi ke dokter gigi. Pertimbangannya karena gigi Habibi banyak noda putih yang jika dibiarkan akan menjadi karies.
Setelah melihat review para mommy, akhirnya kami memilih d'gigiku kids dental di Bandung.
Saya mendapat informasi tersebut dari instagram salah seorang teman. Akhirnya setelah berkonsultasi soal jadwal dokternya via whatsapp, kami memutuskan untuk datang di hari Minggu jam 10. Dokter yang menangani Habibi adalah Drg. Sekar Sp., KGA. Dokternya cantik dan ramah.
Ketika pertama kali masuk ke ruangan, Habibi terlihat ragu-ragu, semacam takut, tapi dokter menyambutnya dengan sebuah boneka barney, kemudian Habibi diajak untuk menggosok gigi Barney. Setelah Habibi membuka diri, baru diajak untuk rebahan di kursi sambil menonton tayangan Upin Ipin.
Setelah dicek, ternyata ada gigi Habibi yang harus ditambal karena berlubang. Kenapa harus ditambal, kan masih kecil? Lubang di gigi bersifat irreversibel atau tidak bisa kembali lagi bentuknya seperti gigi semula. Jika tidak ditambal, kerusakan gigi akan bertambah parah dan semakin luas, bahkan lubangnya bisa bertambah dalam. Apabila lubang mencapai saraf gigi, ini akan menimbulkan rasa sakit. Saya khawatir anakku merasa sakit tapi kami sebagai orang tuanya ga bisa faham tentang rasa sakitnya. Belakangan dia suka menggesek-gesekan giginya sehingga menimbulkan bunyi yang membuat ngilu. Dan sering menggigit barang apapun.
Habibi menggunakan tambalan langsung, yaitu Glass ionomer cement (GIC) atau semen ionomer kaca ini merupakan tambalan langsung berwarna putih dan memiliki keuntungan dapat melepaskan fluoride ke dalam gigi sehingga dapat mencegah gigi berlubang kembali.
Walaupun berwarna putih, tambalan GIC ini tidak bisa menampilkan warna yang terlalu sama dengan gigi. Kekurangannya tambalan ini lebih tidak tahan lama dibanding jenis yang lain.
Tambal gigi langsung biasanya dilakukan untuk kerusakan gigi yang belum terlalu besar. Tambalan gigi langsung ini juga bersifat permanen. Namun, tambalan permanen ini tidak selamanya bertahan dalam mulut. Menurut penelitian, rata-rata ketahanan tambalan amalgam adalah 20 tahun, resin komposit 10 tahun, dan GIC kurang lebih 5 tahun.
Setelah ditambal, Habibi disarankan untuk tidak makan dan minum terlebih dahulu, dan sebelum pulang dokter kembali mengecek hasil tambalannya karena dikhawatirkan anak memainkan hasil tambalan di giginya.
Setelah ditambal, minggu depannya kami diharuskan datang kembali untuk pemberian flour (cmiiw) pada gigi Habibi yang kotor. Sejauh yang saya lihat, Habibi cukup kooperatif, kecuali ketika ditempatkan kain kassa di mulutnya untuk menyerap air liur supaya tidak merusak bekas tambalan.
D'gigiku kids dental care ini cukup recommended, karena:
1. Tempatnya tercantum di maps (ini penting hahaha) jadi mudah dijangkau oleh para ojol.
2. Pendaftarannya praktis bisa melalui whatsapp. Dan sehari sebelum kedatangan pun dikonfirmasi kembali oleh petugasnya.
3. Para dokter giginya muda, cantik, ramah, dan kompeten.
4. Tempatnya nyaman, adem, ada kids corner, tersedia air minum gratis, dan pemandangan yang hijau.
5. Ruangan periksanya didesign sesuai dengan anak-anak, jadi mengurangi rasa tegang anak.
6. Affordable lah.
Total kerusakan: Rp 270.000 dengan rincian sebagai berikut:
Biaya administrasi Rp 20.000
Biaya tambalan glass ionomer I (kecil) Rp 250.000
Alamat D'gigiku Pediatric Dental Care:
Jl. Teuku Angkasa No. 31 Bandung
Telp. : (022)2500-778/ 0813-1717-8161
Tips: Lebih baik menghubungi contact personnya dulu sebelum datang langsung.
0 komentar:
Posting Komentar