Kamis, 18 Februari 2021

Pengalaman Terjun ke Dunia Saham

Aku tertarik untuk berinvestasi sejak masih kuliah. Aku sering mencari informasi di internet tapi akhirnya mereka hanya membawaku pada forex, binomo, dan lain-lain.


Banyak komentar negatif mengenai hal-hal tersebut. Tapi aku tetap berusaha mencari ilmunya. Aku membaca ebook melalui perpusnas mengenai trading forex. Tapi melelahkan, rasanya ini bukan duniaku. Aku merasa akan tersesat jika berkenalan dengan hal-hal itu.


Aku berpikir akan jauh lebih baik jika belajar sambil praktik langsung, tapi aku terkendala dana. Anak kuliah belum punya modal. XD


Tahun berganti, sekitar tahun 2015, aku akhirnya berubah status menjadi seorang karyawan yang memiliki penghasilan tetap. Aku sempat bertanya kepada salah satu atasanku mengenai pandangannya tentang investasi. Apakah beliau mengenal forex dan lain-lain?


Beliau berkata pernah menyelam dalam dunia itu, memang bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat tapi kerugiannya pun sekejap mata. Aku kembali bimbang. 


Forex Bukan Saham


Entah ada berapa orang di luar sana sepertiku dulu yang beranggapan bahwa forex, binomo, bitcoin dan teman-temannya adalah saham. Padahal bukan. 


Salah satu yang meresahkan untuk terjun ke dunia saham adalah hukumnya. Apakah haram? Banyak orang yang berkata jika forex dll itu seperti judi dan jelas hukumnya haram dalam Islam. Tapi yang jelas forex bukan saham, dan hukum saham pun halal, ini bukan ranahku untuk mengupas alasannya, teman-teman bisa cari sendiri ya di akun-akun saham syariah. 


Perusahaan Tempat Aku Bekerja IPO


Ini adalah titik balik aku kembali ingin belajar saham. Perusahaanku mengumumkan sebuah berita yang mengejutkan mengenai bonus tahunan ketika itu tidak akan cair dalam bentuk uang melainkan saham. 


Hal ini dikarenakan perusahaan yang awalnya merupakan milik pribadi memutuskan untuk IPO atau Initial Public Offering yaitu melakukan penjualan saham kepada investor atau masyarakat umum. 


Masing-masing karyawan yang telah bekerja lebih dari dua tahun akan mendapatkan saham pertama perusahaan ketika go public. Wah, beruntung sekali pikirku saat itu walaupun aku belum terlalu mengerti tentang saham. 


Sayangnya aku belum beruntung mendapatkan saham cuma-cuma tersebut. Banyak terjadi pro kontra mengenai dikonversinya bonus uang menjadi saham tersebut. Protes keras datang terutama dari kalangan para Ibu-Ibu. Mereka menyampaikan tidak mengerti dunia saham dan tidak tahu bagaimana mengelolanya. 


Mereka menawarkan kepada karyawan lain saham mereka agar mendapatkan uang tunai. Sayangnya kepemilikan saham tidak boleh diperjualbelikan selama kurun waktu tertentu. 


Bagi mereka yang pro, merasa saham merupakan investasi yang bagus untuk masa depan. Mereka bisa menahannya untuk waktu jangka panjang dengan harapan nilainya akan terus naik. 


Berkenalan dengan SPM


Ada salah seorang seniorku yang memposting fotonya ketika di Bursa Efek. Aku menekan tombol love dan berusaha mencari tahu apa yang dilakukannya di sana melalui caption dan komentar. Tapi nihil. 


Akhirnya aku menghubunginya melalui Facebook Messenger. Setelah cukup berbasa-basi mengingat lama tidak kontak semenjak lulus kuliah, aku langsung mengutarakan maksudku. 


"Kak, aku tertarik investasi saham, tapi aku bingung harus memulai dari mana. Aku lihat kakak sudah terjun di dunia saham, ya?"


"Coba ikut SPM, ka! Search aja! Kalau di Jakarta bisa langsung datang ke BEI."


Berbekal chat itu aku browsing tentang SPM atau sekolah pasar modal. Wah, aku benar-benar merasa semakin tertarik. Hanya saja waktu itu aku sedang dalam keadaan hamil, jadi berusaha memutuskan untuk menunda hal tersebut. 


Bebas-finansial-di-hari-tua
Semangat Yuk, Nabung Saham! 


Aku pikir setelah melahirkan, aku akan punya banyak kesempatan melakukan banyak hal seperti dulu. Hahaha. Sungguh pemikiran yang naif, ya! 


Ternyata aku jauh lebih sibuk dan bingung bagaimana caranya supaya bisa mengalokasikan waktuku dengan baik untuk bekerja, belajar dan juga merawat anak. 


Aku memutuskan kembali menunda proses belajarku. 


Memanfaatkan Media Sosial untuk Belajar


Tuhan mempertemukanku dengan salah satu akun tentang saham di media sosial. Beliau adalah seorang pegiat yang ingin membuat para investor lokal menggeliat dan semangat untuk membangun Negeri melalui investasi. 


Aku membaca highlight di akunnya. Ada banyak sekali. Aku mencatat semua informasi penting di buku. Aku membeli beberapa buku yang direkomendasikannya. 


Dan dari akun ini aku tahu bahwa saham itu berbeda dengan forex dan semacamnya dan hukumnya pun halal. 


Aku melakukan riset dari buku-buku yang aku beli, dan berusaha memantapkan kembali apa tujuanku berinvestasi.


Setelah mendapat jawabannya, aku akhirnya mendaftar SPM online, karena tidak memungkinkan untuk datang ke BEI langsung. 


Pasti beda rasanya belajar secara eyes to eyes dengan hanya otodidak. Kamu tidak menemukan partner untuk sharing. Mereka yang sama-sama merangkak dari garis awal sepertimu. Kamu juga tidak bisa menjumpai orang yang bisa setiap saat kamu tanya ketika mendapat masalah.


Pantang menyerah, setelah mendapatkan ilmu dasar, sambil terus belajar dan mencari informasi terkini. Aku memutuskan untuk terjun langsung ke bursa saham. 


Ribet? Pusing? Sama sekali jauh dari bayanganku. Tidak seribet itu, tidak sesusah itu. Teknisnya kita sama seperti di pasar konvensional, yang membedakan hanya barang yang diperjualbelikan adalah saham. Membeli ketika harga murah dan menjual ketika mahal. 


Hal-hal yang Membuatku Bingung Dulu


Aku harus mencari sekuritas untuk memulai investasi saham. Aku mencari informasi ini di media sosial yang sama. Jika kalian penasaran, akun yang aku maksud adalah @ngertisaham silahkan browsing sendiri ya! 


Ketika mendaftar Sekolah Pasar Modal, kita diharuskan memilih akan belajar dengan sekuritas mana, karena mereka yang akan membantu kita membuat Rekening Efek dan juga SID/SRE. 


Oh, iya, lebih baik mempersiapkan rekening sesuai dengan yang dianjurkan sekuritas supaya lebih mudah proses kedepannya. Aku menggunakan BCA. 


Setelah semua beres, berbekal analisis fundamental yang aku pelajari, aku membeli beberapa saham. 


Aku tidak paham analisis fundamental ini di luar kepala, selalu harus membuka catatan untuk melakukan analisis. 


Perilaku Investasi Membentuk Habit Baru


Banyak orang yang takut berinvestasi karena merasa mereka belum mampu menyisihkan uang. Padahal kebiasaan investasi membuat habit baru dalam kehidupan kita. Contohnya menghilangkan perilaku konsumtif. Setiap akan membeli barang yang nominalnya lumayan, aku akan bertanya, seberapa butuh aku terhadap barang itu. Jika aku belikan saham, pasti aku bisa membeli beberapa lot dengan harga segitu. 


Ada banyak pertimbangan. 


Salah satu manfaat dari saham adalah nilainya yang tidak tergerus inflasi. Berbeda jika kita menabung di Bank, nilainya akan terus tergerus. 100 juta hari ini akan tidak bernilai 20 tahun yang akan datang. 


Bagaimana Cara Memilih Saham yang Bagus


Jika kalian sudah memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham. Belajarlah dengan tekun lebih dulu, jangan membuat kesimpulan hanya berdasarkan pendapat orang lain. 


Apa yang dipelajari? Analisa Fundamental dan Teknikal. Analisa fundamental ini lebih tentang perusahaan itu sendiri. Sederhananya kita tidak mungkin berinvestasi di perusahaan yang akan bankrut kan? Nah, untuk mengetahui kekuatan perusahaan tersebut untuk bertahan adalah dengan analisa fundamental. 


Kita bisa mencari tahunya melalui laporan keuangan yang mudah sekali diakses baik itu melalui sekuritas maupun dari web. 


Sedangkan analisa teknikal adalah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Aku pun belum terlalu menguasai ilmu ini karena aku berencana untuk berinvestasi jangka panjang dengan mendukung gerakan nabung sejuta saham. 


Jangan Berinvestasi dengan Kondisi Seperti ini


Jangan memutuskan berinvestasi dengan harapan ingin cepat kaya. Mungkin di drama Korea yang sempat booming yaitu Start Up, Pak Han bisa mendapatkan keuntungan 80 kali lipat dari saham, selama kurun waktu satu tahun. Anggap saja itu sebuah motivasi, karena dalam investasi pun dibutuhkan skill dan ilmu pengetahuan. 


Hanya karena teman-temanmu terjun di dunia saham, dan kamu merasa tidak ingin tertinggal tren oleh mereka, maka kamu terjun tanpa persiapan yang mumpuni. Hati-hati terbawa arus! 


Jangan memaksakan berinvestasi ketika kalian tidak memiliki dana segar. Jangan memakai dana untuk kebutuhan lain untuk berinvestasi. Banyak sekali aku baca, para mahasiswa yang memakai uang semesteran mereka untuk berinvestasi. Tidak ada yang bisa menjamin kalian akan selalu beruntung di pasar modal. 


Jangan berhutang untuk berinvestasi. Banyak perusahaan sekuritas yang menawarkan pinjaman untuk berinvestasi. Menurutku itu terlalu memaksakan diri, apalagi jika kita tidak memiliki dana darurat. 


Jangan Terbawa Nafsu. Hal yang sulit ketika berinvestasi adalah menginjak pedal rem pengendalian diri. 


Intinya, jangan takut untuk berinvestasi! Belajarlah dahulu, kenali produk dari saham yang kita beli, pilih sekuritas yang menawarkan tutorial atau cepat tanggap ketika dihubungi, dan juga biaya administrasinya kecil. 


Siapapun bisa berinvestasi, siapapun bisa memulai untuk mencapai mimpi-mimpi mereka. Jangan pernah malu untuk bertanya ataupun memulai. Selalu libatkan Tuhan dalam setiap aktivitasmu karena hanya Dia yang mampu menuntun jalanmu. Happy investing! 

Selasa, 09 Februari 2021

Sudah Bayar Zakat Penghasilan?

 "Sebenarnya semalam aku mau bahas soal hastag yang trending di Twitter. #RezimNgemisWakaf. Jadi pemerintah menganjurkan menggunakan dana wakaf untuk pembangunan infrastruktur."

Ayo-zakat-profesi
Sudahkah kamu membayar zakat? 


Ketika menemani anakku bermain, tiba-tiba aku teringat topik obrolan yang hendak aku usung sebagai pengantar tidur tadi malam. Tapi karena suami baru pulang kerja lembur dan ketiduran selagi menunggu aku mengerjakan tugas dari salah satu pelatihan yang aku ikuti, kami batal membahasnya.


Aku mengirimkan teks tersebut di whatsapp. Tanpa tahu bagaimana ekspresi wajahnya, aku mendapatkan balasan.


"Wah, kalau begitu kita bayar zakat di Dom*etdhuaf* saja!"


Jadi semenjak aku mengikuti acara yang diselenggarakan oleh @teduhmindful sebuah family financial educator kami jadi rajin membayar zakat penghasilan setiap bulannya.


Wajib Membayar Zakat Ketika Sudah Mencapai Nishab


"Sebenarnya kalau dihitung, penghasilan kita setahun belum mencukupi Nishab untuk membayar zakat, beb."


Jadi, dikutip dari situs Badan Zakat Nasional, Nishab zakat penghasilan itu sebesar 85 gram emas per tahun. Kadarnya senilai 2,5% dari penghasilan yang didapatkan tersebut. 


Apakah Zakat Harus Ditunaikan Sekaligus?


Zakat penghasilan bisa dikeluarkan per bulan jika nominalnya sudah mencapai nishab per bulan. 


Berapa Nishab per Bulannya?


Yaitu setara dengan seperduabelas dari 85 gram emas (mengikuti harga Buyback emas ketika zakat akan dibayarkan).


Misalnya, harga buyback hari ini adalah 837.000. 

Nishab: 1/12 x (85 x 837.000) = 5.928.750


Jadi, jika kita memiliki gaji 6.000.000 per bulan. Itu berarti sudah mencapai Nishab. Dan harus dikeluarkan zakatnya.


Jumlah zakat yang harus dikeluarkan: 

2.5% x 6.000.000 = 150.000


Jadi jumlah zakat yang harus dikeluarkan bulan ini bagi yang memiliki gaji 6.000.000 adalah sebesar 150.000.


Bagaimana Jika Penghasilan per Bulan Belum Mencapai Nishab?


Jika penghasilan per bulan belum mencapai Nishab, bisa penghasilan 1 tahun dihitung, zakat bisa ditunaikan jika penghasilan bersihnya mencapai Nishab.


Contoh perhitungannya:


Gaji per bulan: 6.000.000

Gaji per tahun: 6.000.000 x 12 = 72.000.000

Harga buyback emas: 837.000

Nishab emas: 85 x 837.000 = 71.145.000


Berarti penghasilan sudah wajib zakat karena sudah mencapai Nishab. 


Jumlah zakat yang harus dikeluarkan =


2,5% x 6.000.000 = 150.000 per bulan


Bagaimana jika penghasilan per bulan atau satu tahun masih belum mencapai Nishab? Maka tidak wajib mengeluarkan zakat, kita bisa berinfak sesuai kemampuan untuk mendapat keberkahan dari harta yang didapat.


Di teks yang aku dapat dari suamiku, beliau berkata, "Gpp beb, keluarkan saja (zakatnya), sebagai bentuk syukur kita."


Sebenarnya aku ingin menjawab, "innamal a'malu binniyat". Jika memang tidak mencapai Nishab, lebih baik niatnya infak saja.


Belum massive-nya sosialisasi mengenai zakat ini, memang masih membuat simpang siur. 


Satu hal yang harus diingat adalah zakat yang dikeluarkan adalah penghasilan yang didapat ditambah bonus dan lain-lain kemudian dikurangi oleh hutang, kebutuhan pokok, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Fatwa MUI No. 3 Tahun 2003 tentang Zakat Penghasilan tertanggal 7 Juni 2003, yang menyebutkan penghasilan yang wajib dizakati adalah penghasilan bersih (netto).


Tapi Allah mengetahui kemampuan kita dan juga niat kita. Kembali lagi ke manfaat dari zakat itu sendiri yaitu sebagai rukun Islam yang akan menyucikan dan menambah harta kita sehingga tercapai keberkahan dalam hidup.

Wallahu 'alam.

Selasa, 02 Februari 2021

Blogger Jago Bahasa Inggris, Why Not?

Short-course-with-TBI


Kapan terakhir kali belajar bahasa Inggris? Saya belajar bahasa Inggris sekitar 9 tahun yang lalu ketika memasuki awal perkuliahan. Setelah itu jarang sekali digunakan, bahkan hanya untuk sekedar membuat caption di media sosial. Di rumah pun tidak ada yang suka berbahasa Inggris, teman-teman juga jarang yang menggunakan Bahasa Inggris, akhirnya kemampuan public speaking saya pun tidak terasah. Hanya belajar dari dialog film atau membaca subtitle-nya.


Ketika melamar pekerjaan, saya mencantumkan keterangan keahlian berbahasa Inggris pasif dalam Curriculum Vitae. Hal itu mengundang pertanyaan dari pihak HRD. Dengan malu-malu saya menjawab, karena belum terbiasa berbicara bahasa Inggris, tapi akan berusaha belajar jika hal tersebut memang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan.

Saat ini menguasai bahasa Inggris merupakan skill dasar yang diperlukan ketika kita mulai terjun ke masyarakat. Walaupun pekerjaan saya sebagai ATLM kurang banyak berinteraksi dengan manusia, tapi kita butuh belajar bahasa Inggris karena alat-alat canggih di Laboratorium semuanya berbahasa Inggris. Sejak perusahaan melakukan IPO, kami juga sering sekali mendapatkan kunjungan dari pihak luar dan diantaranya adalah WNA.


Semangat saya untuk belajar Bahasa Inggris terpicu ketika melihat presentasi Teh Ani Berta, sang founder Komunitas ISB tentang pengalamannya menjadi speaker di ASEAN, dan Media Monitoring Australian Aid. Wanita berdaya yang inspiratif dengan segudang pengalamannya menjadi blogger. 


Akhirnya, saya mendapatkan kesempatan belajar Bahasa Inggris bersama teman-teman komunitas Blogger melalui short course yang diadakan oleh The British Institute Pondok Indah, Jakarta. 


short-course-TBI

Senangnya saya bukan kepalang, karena siapa yang tidak tahu TBI? Tempat kursus Bahasa Inggris yang berdiri sejak 18 Februari 1984 ini sangat ternama dan terdepan di bidangnya. Selain itu, TBI sudah disertifikasi oleh the University of Cambridge English dan merupakan satu-satunya di Indonesia. Dengan adanya sertifikasi untuk menjalankan kursus pelatihan CELTA (Certificates in Teaching English to Speakers of Other Languages) tersebut membuat TBI aktif mengikuti tren pasar, juga perkembangan terbaru dalam pelatihan guru dengan metodologi pengajarannya yang selalu terdepan. 


Metode Belajar TBI


Berhubung pandemi, kami belajar melalui Google Classroom dan Zoom sebagai media tatap muka. Miss Sasa, teacher kami sangat attractive dengan American aksennya membuat atmosfer belajar jadi menyenangkan. Waktu dua jam yang kami habiskan terasa berlalu sangat cepat. 


Sebelumnya kami diminta mengisi placement test untuk mengetahui ada dimana level belajar bahasa Inggris kami. Berdasarkan The Global Scale for the Common European Frameworks of Reference, saya berada di level Pre Intermediate B1. 


placement-test-TBI-Pondok-Indah


Kami belajar full dalam bahasa Inggris. Selain belajar tentang menulis, kami juga harus aktif berinteraksi dalam bahasa Inggris selama proses belajar. Awalnya saya merasa sangat terintimidasi oleh kepiawaian public speaking-nya Miss Sasa, orang Indonesia tapi memiliki aksen New york American yang sangat fasih. Hal itu membuat minder dan tidak percaya diri ketika berbicara, tapi lama-kelamaan akhirnya suasana kelas menjadi interaktif dan nyaman.    


Kami belajar tentang cara membuat artikel. Dimulai dengan memilih judul yang menarik. Kami diminta menganalisis judul dalam Bahasa Inggris, boleh judul tulisan di blog, judul lagu, atau bahkan film. Ini sangat menarik, karena judul adalah hal pertama yang bisa memikat pembaca. Tidak hanya berkutat soal materi, Miss Sasa membuat kami mudah menangkap materi karena menggunakan screen share berupa teks, gambar atau video pendukung. 


Sebagai blogger kami dilatih untuk belajar menulis artikel dalam Bahasa Inggris dan juga memberikan review pada video yang ditayangkan. Hal ini sangat bermanfaat untuk melatih skill menulis secara spontan berdasarkan feeling yang dirasakan melalui sebuah tayangan. Bagaimanapun konten adalah nyawa dari sebuah artikel dan yang membuat sebuah artikel itu menarik adalah ketika kita bisa membawakannya dengan cara story telling. 


Kelas dan Konsultasi Gratis di TBI


Saya baru mendapat informasi, akan ada momen yang sayang banget kalau dilewatkan bulan depan. Dalam rangka ulang tahun yang ke-37, The British Institute mengadakan Kelas dan Sesi Konsultasi GRATIS pada tanggal 18 Februari 2021 dari mulai pukul 10.00-20.00 WIB. Wah, keren banget! Selain itu juga kita bisa mengikuti daring talkshow, webinar, dan TOEFL Simulation Test pada esok harinya. Jangan lupa dicatat tanggalnya ya! 18-19 Februari 2021.


Bagaimana cara daftarnya?


Teman-teman bisa klik di sini atau kalau tidak terbuka bisa copy di browsernya link berikut, http://bit.ly/TBI37thAnniversary.


Bukan cuma itu, teman-teman juga bisa mendapatkan potongan harga menarik loh! 


Ada banyak program kelas yang bisa menjadi pilihan teman-teman, diantaranya Academic English, IELTS & TOEFL Preparation, International Exam Practise Test, Professional English, CELTA, Teacher Training, International Exam Test in conjunction with UTC, Workshop Corporate Class, Private Class, Holiday Program, Year End Program, dan juga Young Learner English (kelas anak-anak dan remaja). Saya sendiri tertarik dengan program IELTS dan TOEFL Preparation, dengan harapan beberapa tahun lagi bisa melanjutkan studi di luar negeri.


Oia, di TBI teman-teman bisa memilih bahasa pengantar pengajar full 100% native atau 50% native: 50% lokal. Ada banyak cabang TBI, diantaranya di Jakarta (Pondok Indah, Kuningan, Kelapa Gading), Cibubur, Depok, Tangerang, Bandung, Malang dan Bali. Jika sudah memutuskan lokasi terdekat bisa langsung hubungi TBI di 0895 4119 50535, 021 7510020 atau email marketing@tbi.co.id. Websitenya bisa diakses di www.tbi.co.id.


Bagaimana teman-teman tertarik bergabung belajar dengan The British Institute? Aku sudah merasakan belajar dengan pengajarnya yang kece abis, mereka memang kompeten dan profesional di bidangnya. No minder-minder club lagi deh!