Jumat, 24 Januari 2025

Resolusi 2025

Entah sejak kapan berhenti menulis resolusi hidup di tahun baru. Rasanya setelah berganti status, aku kehilangan diriku (yang dulu). Prioritasku bergeser menjadi segalanya untuk kepentingan anak-anak dan suami.

Ada rasa tidak percaya diri bahkan ketakutan untuk melanjutkan mimpi. Rasanya ini tidak benar, rasanya tidak boleh, belum saatnya.

Padahal mimpi adalah hak setiap manusia terlepas apapun profesinya. Tapi mungkin bermimpi bagi seorang Ibu, terlalu mahal harga yang harus ditukar. Aku hanya belum siap mengorbankan sesuatu yang dibutuhkan untuk menggapai mimpi tersebut.

Oleh karena itu, mari kita catat harapan-harapan kecil yang semoga terlaksana di tahun baru ini.

1. Mengurangi makan di luar dan lebih sering masak

Setelah membuat rekap laporan tahunan keuangan kami di tahun 2024, porsi jajan "makanan berat" cukup lumayan besar dibanding groceries

Memasuki akhir bulan Januari ini, aku menemukan perasaan nyaman ketika mencoba resep-resep baru. Jika dulu ada perasaan bosan dan ingin beli saja. Ternyata kuncinya adalah di variasi makanan. 

Alhamdulillah tahun baru ini berhasil mencoba resep baru seperti tongseng, nasi ayam hainan, dan pecak ikan.

2. Be Present

Ini maknanya luas. Aku ingin menikmati masa saat ini, mengurangi overthinking dan kekhawatiran tentang hari esok.

Aku juga ingin mengurangi aktivitas menggunakan gawai, hadir lebih intens menemani keseharian anak-anak.

3. Lebih bisa mengontrol keuangan

Ada beberapa target keuangan yang ingin aku raih seperti:

  • Take over KPR ke Bank Syariah dan sebisa mungkin untuk melakukan pembayaran ekstra sebelum memasuki masa floating.
  • Sebagai generasi sandwich, aku berharap bisa menyisihkan secara lebih dan konsisten untuk membantu perekonomian keluarga.
  • Maintenance rumah seperti memasang torrent, menggunakan jasa pest control untuk membasmi rayap.
  • Lebih giat berbagi dengan orang-orang di sekitar. Seperti tetangga, tukang kebun, satpam sekolah Anak, satpam perumahan, Masjid yang sering minta sumbangan di jalan yang sering dilalui. 
  • Memperpanjang silaturahmi, hadir ketika mendapat undangan di hari istimewa teman atau saudara.
  • Pengen umroh bareng suami.
  • Menyiapkan dana pendidikan anak untuk jenjang selanjutnya. Tahun ini anak keduaku masuk Sekolah Dasar dan biaya cukup menguras kantong, aku sampai harus menjual beberapa aset. Semoga untuk jenjang selanjutnya bisa lebih siap dan terencana.

4. Melanjutkan kuliah.

Ini salah satu mimpi yang rasanya cukup challenging untuk dilaksanakan. Membagi biaya, waktu, dan tenaga. Mampukah kiranya aku?

5. Mengisi core memory anak dengan berkegiatan menyenangkan setiap weekend. Entah dengan pergi ke tempat baru atau melakukan sesuatu yang seru di rumah.

6. Mendampingi anak dalam mencapai target kompetensi yang ditetapkan sekolahnya. Seperti hafal juz 30, melancarkan membaca dan berhitung, lebih sering berdiskusi, mengajak anak untuk transparan tentang perasaan dan pikirannya.

7. Mengontrol emosi. Aku berharap bisa mengurangi omelan untuk hal-hal sepele diganti dengan mengajak anak critical thinking terhadap apa yang sudah mereka kerjakan (baik itu benar maupun salah). 

Istirahat yang cukup, makan makanan sehat, memperbanyak protein, buah dan sayur. Mengurangi gluten, juga lebih sering berolah raga.

Saat ini, hanya itu yang terpikirkan, jika nanti ada hal yang baru terpikirkan, mungkin list-nya akan bertambah. Jika dulu ketika kuliah, aku mendengar motivasi "Tuliskan mimpi-mimpimu, biar Tuhan yang mewujudkannya satu persatu", sejujurnya sampai saat ini aku masih percaya dengan hal itu.

Dan aku tidak pernah kecewa dalam berdo'a kepada Allah. Aku yakin Allah bersama prasangka hamba-Nya. Alhamdulillah atas segala kenikmatan hidupku saat ini ya Allah, sesungguhnya masalah hidup yang ku hadapi tak ada secuil pun dari Rahmat-Mu. 

Continue reading Resolusi 2025