Selasa, 15 Agustus 2017

Milestones: Habibi 1 Month

Time flies, tidak terasa Habibi sudah berusia satu bulan. Alhamdulillah. Masa satu bulan ini penuh dengan haru biru dan suka duka bagi new mom ini. Masa-masa insomnia. Masa-masa long distance marriage. Habibi termasuk anak yang sangat apik, pipis-nangis-minta netek-bobo, pup-nangis-minta netek-bobo. Siklusnya selalu seperti itu.

Alhamdulillah selama satu bulan ini Habibi bertumbuh dengan baik. Ketika berumur tiga hari, Habibi sudah diajak melakukan perjalanan jauh dari Jakarta ke Majalengka hihi. Ya, tepat setelah keluar dari Rumah Sakit, kami langsung menuju Majalengka.

Milestone-anak-satu-tahun

Setiap setelah imunisasi pun Habibi tidak mengalami demam atau rewel. Hanya saja Habibi sering sekali menyusu untuk durasi yang sangat lama, hingga terkadang ibunya kewalahan. Ketiduran ketika mengASIhi, kesemutan, sakit punggung (karena menyusui sambil duduk, aku belum bisa menyusui dengan posisi rebahan), puting lecet, bahkan sering susah untuk bangun ketika akan memindahkannya ke ranjang setelah Habibi tidur kekenyangan. Seru deh pokoknya!

Nah, milestone bayi satu bulan berdasarkan buku KIA dan referensi dari internet itu sebagai berikut:

1. Menatap ke ibu

Habibi baru melihat ke ibunya menjelang usia satu bulan, itu pun hanya ketika menyusu dan sangat jarang. Seringnya cuek bebek saja.


2. Mengeluarkan suara "oooo" / "aaaaa"

Belum terlalu jelas sih ketika bilang ooo atau aaa nya, tapi sudah mulai "alewoh" (dalam bahasa Indonesia artinya mengoceh) sendiri.


3. Menggerakan kaki dan tangan secara aktif

Tanda ini benar-benar terlihat jelas. Dia akan menendang-nendang ketika berganti celana, ketika dia sudah kenyang menyusu, dia akan refleks mendorong tubuh Ibunya, atau ketika disimpan dalam posisi tidur (tidak digendong), kaki dan tangannya akan bergerak aktif.

4. Kepala menoleh ke kanan dan ke kiri

Ketika ada orang yang akan menciumnya, pasti dia menoleh ke kanan dan ke kiri, seperti menolak untuk dicium wkwk. Ketika disimpan dalam posisi tidur pun, dia aktif sekali menoleh ke kanan dan ke kiri.


5. Bereaksi terhadap bunyi

Habibi sepertinya belum terlalu merespon bunyi. Ketika ibunya bertepuk tangan dia akan tetap anteng dan tidak mencari sumber suaranya. Tapi ketika sedang rewel, kemudian dinyanyikan shalawat nariyah, Habibi akan langsung diam dan anteng.

6. Bisa melihat pola hitam putih

Habibi sangat suka melihat pintu dan lemari yang berwarna coklat. Begitu fokusnya dia bisa tidak mengedipkan mata dalam durasi yang lama.


7. Tersenyum dan tertawa

Habibi pertama kali tersenyum ketika berusia satu minggu. Tapi bukan karena merespon orang yang mengajaknya bercanda, melainkan dia tersenyum sendiri tanpa sebab (seringnya smirking hahaha). Tapi belakangan ketika opanya sedang mengajaknya ngobrol, Habibi mulai suka tersenyum. 

Habibi mulai tertawa ketika masuk usia 4 minggu. Tapi jarang.


8. Mengangkat kepala

Ketika sedang mandi dalam posisi ditengkurapkan, dia selalu mengangkat kepalanya. Begitu pun ketika ditimang, terkadang kepalanya mengangkat hingga membuat kaget orang yang menggendongnya karena khawatir jatuh. Ketika dibedong pun dia suka mengangkat kepala karena merasa tidak nyaman dan membuat gerakan lucu seperti duyung xoxo

Perkembangan lainnya diantaranya:
Habibi suka memainkan ludah dari usia satu hari, mungkin karena lapar, karena ASI baru keluar di hari ke-3. 

Habibi mulai suka mengemut sarung tangannya, 

Mulai suka  memegang bagian sisi ember ketika sedang ditengkurepkan pas mandi seperti takut terjatuh atau menyusui, 

dan Habibi mulai terlatih diberikan ASI menggunakan sendok.

Untuk perkembangan fisiknya, tepat 30 hari diimunisasi di posyandu.

Berat badannya: 4 kg

Tinggi badannya: 50 cm

Alhamdulillah 'ala Kulli Hal. Selamat satu bulan ya, anakku sayang! Semoga Habibi sehat terus 😘
Continue reading Milestones: Habibi 1 Month

Rabu, 09 Agustus 2017

Anak Anda Mengalami Growth Spurts?

Beberapa hari yang lalu saya merasa benar-benar bingung, sedikit stress mungkin. Pasalnya anak saya yang berusia 3 minggu, mendadak rewel, dan tidak berhenti menyusu. Siang ataupun malam dia susah sekali ditidurkan. Frekuensi menyusu jadi sangat sering, baru mau lepas menyusu kalau merasa tidak nyaman karena pipis atau pup, tapi setelah itu dia menangis lagi karena lapar. Bahkan ketika ketiduran saat menyusu, si bayi tidak mau melepaskan PD saya. Si bayi tidak betah berada di ranjangnya, dan selalu menempel ke ibunya seolah tidak pernah merasa kenyang. Apa yang salah?

Kakek nenek dan kakek nenek buyutnya ikut bingung. Mereka menyangka ASI saya tidak keluar, karena itu si bayi jadi tidak mau berhenti menyusu. Jadi mereka pun kompak memberi saya boosting makanan sayur daun kelor, bayam, bahkan minta suplemen pelancar ASI dari saudara yang juga sedang menyusui (tapi suplemen ini tidak saya makan). Sebenarnya pada awalnya saya merasa optimis kalau ASI saya keluar dan cukup, karena bukankah setiap ibu akan sadar ketika ASI turun? PD terasa kencang. Tapi lama kelamaan saya jadi ikut pesimis, karena hey, bukankah emosi itu menular? Ketika orang-orang di sekeliling merasa parno saya jadi ikut parno, terlebih karena kelelahan terjaga sepanjang malam. Biasanya bayi menangis ketika pipis atau pup tapi setelah celananya diganti dia kembali tenang, tapi kemarin seolah tidak sabar untuk menyusu, si bayi malah menangis makin kencang membuat pilu siapapun yang mendengar. Waktu itu Habibi menghabiskan 15 buah celananya dalam satu malam. Bisa anda bayangkan seberapa sering saya bangun?

Keadaan long distance marriage juga menambah sedih hati saya, ketika bayi rewel, support dari suami adalah yang paling saya butuhkan. Setidaknya sebuah pelukan dari suami bisa jadi penawar lelah. Aahhh, ayahnya Habibi, aku rinduuu...

Jadi bagaimana saya menyikapi hari-hari kemarin? Saya tetap menyusui sesuai keinginan si bayi. Alhamdulillah ada mamah (nenek Habibi) yang super strong, ikut terbangun ketika Habibi menangis, mengganti celananya ketika dia pipis atau pup, menemani saya menyusui Habibi supaya tidak ketiduran. Pernah saking lelahnya, saya tidak terbangun ketika Habibi menangis padahal dia tidur di sebelah saya hahaha akhirnya neneknya yang membangunkan saya. Tapi Alhamdulillah semua itu terjadi hanya beberapa hari saja, setelah itu Habibi jadi anteng, lebih banyak tertidur. Ah, lega rasanya.

Hari berlalu dan ternyata ketika hari ini saya surfing, baru saya dapatkan jawaban dari segala kegundahan beberapa hari yang lalu 😜 Jadi, kemarin itu, Habibi mengalami yang namanya Growth Spurts, yaitu percepatan pertumbuhan biasanya dalam 12 bulan pertama kehidupannya. Percepatan pertumbuhan di sini artinya bayi “didorong” untuk tumbuh lebih cepat dari biasanya sehingga dia membutuhkan asupan ASI lebih banyak dan tubuh Mama akan mendapatkan “natural alert ” untuk memproduksi dan menyuplai ASI lebih banyak lagi sesuai kebutuhan bayi.

Berdasarkan artikel online dari theurbanmama, berikut tanda-tanda bayi kita sedang mengalami growth spurts:

  1. Bayi menyusu lebih sering dari biasanya, kadang bisa setiap jam atau setiap 30 menit sekali atau hampir nonstop.

  2. Bayi lebih rewel dari biasanya, begitu rewel dan disodorkan payudara, bayi langsung mau menyusu. Mudahnya bayi lebih memilih “nempel” langsung pada Mamanya.

  3. Bayi sering bangun tengah malam untuk menyusu. Bayi seakan mengerti bahwa produksi hormon prolaktin paling tinggi pada malam hari.

  4. Gejala ini bisa berlangsung selama 2-3 hari, beberapa kasus ada bayi yang mengalami growth spurt sampai 1 minggu. Setelah periode growth spurt , bayi akan tidur lebih tenang dan lebih lama selama 1-2 hari, seakan-akan dia letih habis bekerja keras.



Persis banget dengan yang dialami Habibi. Ah, untung ibu bisa berjuang tetap memberikan ASI eksklusif untukmu, nak. Karena dari yang saya baca, banyak ibu yang frustasi ketika bayi mereka mengalami growth spurts dan memberikan sufor atau MPASI sebelum waktunya. Hiks. Nah, efek dari growth spurts ini belum bisa diketahui karena saya belum cek berat dan tinggi badan Habibi, tapi yang jelas terlihat, pipinya yang makin chubby, dan tingginya yang semakin panjang.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan mari terus belajar menjadi smart parents.
Continue reading Anak Anda Mengalami Growth Spurts?