Rabu, 17 April 2013

Bleeding Time

Waktu Praktikum: Rabu, 10 April 2013

Tujuan:
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan pada perdarahan buatan sampai tidak terjadi lagi perdarahan. Percobaan ini untuk mengukur faktor vaskuler dan fungsi trombosit dalam hemostasis.

Prinsip:
Perdarahan buatan dibuat pada pembuluh darah lalu tetesan darah diserap kertas saring setiap 30 detik. Dan dihitung waktu sampai perdarahan berhenti.

Metode dan Nilai Normal:
1. Duke: 1-3 menit
2. Ivy : 1-7 menit

Alat dan Bahan:
1. Blood Lanset
2. Autoclick
3. Tensimeter
4. Stopwatch
5. Darah kapiler/pembuluh kapiler
6. Alkohol 70%
7. Kapas
8. Kertas saring

Dasar Teori:
Bleeding time adalah tes kasar hemostasis (penghentian perdarahan). Hal ini menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan darah.

Bleeding time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit, seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini membantu mengidentifikasi orang yang memiliki disfungsi trombosit. 

Ini adalah kemampuan darah untuk membeku setelah luka atau trauma. Biasanya, trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah menyebabkan gumpalan darah. Ada banyak faktor dalam mekanisme pembekuan, dan hal tersebut diprakarsai oleh trombosit. 

Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya digunakan pada pasien yang memiliki riwayat perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang memiliki riwayat keturunan gangguan perdarahan. 

Selain itu, Uji waktu perdarahan kadang-kadang dilakukan sebagai tes pra-operasi untuk menentukan respon perdarahan yang mungkin terjadi selama dan setelah operasi. Namun, pasien yang tidak memiliki riwayat masalah perdarahan, atau yang tidak memakai obat anti-inflamasi, uji waktu perdarahan biasanya tidak diperlukan.
Continue reading Bleeding Time

Selasa, 16 April 2013

Senin, 15 April 2013

Dia Tak Tahu Caranya Mengungkapkan Cinta

Senyum mengembang di bibirnya tatkala fried sushi yang masih mengepul hangat berada dalam mulutnya. Dia mengunyahnya perlahan dengan sangat hati-hati. Porsi yang terlalu besar itu membuatnya kesusahan untuk menelan dalam satu suapan. Dia menggigitnya sedikit demi sedikit sambil kembali memasukannya ke dalam cairan hitam bening semacam kecap yang sudah diencerkan di samping piringnya. Ini pertama kalinya dia mencicipi sushi. Nori, mentimun, dan ikan agak matang di dalam sushi itu memberikan beraneka rasa yang membuat mulutnya meledak-ledak kegirangan. Walaupun rasa dari nori dan mayonaise sedikit mengganggunya, ya rasanya asing, dia tidak terlalu menyukainya.

Dengan sumpit yang kokoh dalam pegangannya, dia terus menyuap sushi itu ke dalam mulutnya. Tiba-tiba terbersit dalam pikirannya, "Alangkah menyenangkan kalau keluargaku bisa turut mencicipi rasa ikan dari Jepang ini." Rasa homesick pun kembali menyerangnya. kemudian dia bertekad ketika pulang nanti akan membawa sushi sebagai oleh-oleh untuk keluarganya. Porsi yang cukup untuk 3 orang dan harga yang dapat ditolerir oleh kantong mahasiswa, semakin membuatnya sumringah. Dadanya terus berdegup membayangkan reaksi keluarganya ketika dibawakan makanan aneh yang lain dari makanan yang biasa mereka makan. Bahkan saat itu juga dia berandai-andai akan mengabadikan ekspresi mereka ketika memakannya. Tanpa terasa air matanya pun menetes. Dia benar-benar rindu rumah.
Continue reading Dia Tak Tahu Caranya Mengungkapkan Cinta