Kamis, 10 Desember 2020

Ide Bermain Anak: Membuat Capitan Monster (Bunsay 6)

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun 4 bulan

Hari ke: 9

Aktivitas hari ini:

Membuat Capitan Monster

Membuat Capitan Monster


Alat dan Bahan:

  1. 6 buah kardus yang sudah dipotong persegi panjang
  2. 7 buah paku kertas
  3. Kertas
  4. Double tape
  5. Gambar monster


Cara Membuat:

Pasang kardus membuat huruf x

pasang paku kertas di tengah perpotongan huruf x

Kemudian lakukan hal yang sama sampai membentuk xxx

Pasang gambar monster di ujung huruf x yang paling terakhir, tempel dengan menggunakan double tape


Proses Kreativitas:

Mencari cara bagaimana melubangi bagian tengah dari kardus, di sini habibi menggunakan paku beton untuk melubanginya dengan diarahkan oleh ayah. 


Tujuan belajar:


IC (Intelektual Curiosity) 

Bagaimana sebuah capitan bisa mengambil sesuatu barang, mengetahui cara kerja  capitan

CI (Creative Imagination) 

Mampu menggunakan benda di sekitar untuk melubangi kertas, tadinya menggunakan tusukan sate tapi kemudian patah, jadi diganti menggunakan paku beton. 

AD (Art of Discovery) 

Belajar menggunting gambar monster dengan rapi

NA (Noble of Attitude) 

Belajar bersabar dalam mempraktikkan capitan monster ini


Refleksi:

Di luar ekspektasi ternyata Habibi senang sekali bermain ini. Walaupun awalnya agak kesulitan mempraktikkan cara kerjanya, tapi tidak tetap semangat mencoba, dan di ujung pegangan capitan ditambahkan lagi kardus supaya lebih kuat. 


#harike10

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Membuat Capitan Monster (Bunsay 6)

Selasa, 08 Desember 2020

Ide Bermain Anak: Belajar Berhitung sambil Memberi Makan Ikan Hiu

Nama: Habibi
Usia: 3 tahun 4 bulan
Hari ke: 9
Aktivitas hari ini:

Memberi Makan Ikan Hiu

Memberi Makan Ikan Hiu



Habibi belajar berhitung sambil memberi makan ikan hiu. Habibi mengambil jumlah ikan kecil yang akan diberikan ke ikan hiu sesuai angka yang Ibu sebutkan. 

Proses Kreativitas:
Mencari cara bagaimana menangkap ikan kecil menggunakan ikan hiu kertas di tangan. 

Tujuan belajar:

Menggunakan topi ikan hiu dan singa



IC (Intelektual Curiosity) 
Belajar kognitif yakni mengetahui simbol angka, dan kuantitasnya. 
CI (Creative Imagination) 
Membayangkan bagaimana ikan hiu makan, menangkap ikan-ikan kecil
AD (Art of Discovery) 
Membuat topi ikan hiu dan singa untuk ade. 
NA (Noble of Attitude) 
Berbagi peran dengan ade

Refleksi:
Hari ini Habibi dalam keadaan mood yang bagus, semua langkah diikuti dengan baik, biasanya Habibi kurang bersemangat jika berhubungan dengan angka dan berhitung, tapi kali ini mungkin karena memakai topi ikan hiu, jadi lebih membuatnya semangat. 

#harike9
#tantangan15hari
#zona4gayabelajarstimulasikreativitas
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
Continue reading Ide Bermain Anak: Belajar Berhitung sambil Memberi Makan Ikan Hiu

Senin, 07 Desember 2020

Ide Bermain Anak: Menyelamatkan Ikan

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun 4 bulan

Hari ke: 8

Aktivitas hari ini:

Menyelamatkan ikan-ikan yang hidup di air tercemar

Menyelamatkan Ikan 


Proses Kreativitas:

Ketika diminta untuk menyelamatkan ikan, mereka bukan memancing ikannya tapi malah membuang air lautnya yang tercemar 🤣


Tujuan belajar:

IC (Intelektual Curiosity) 

Mencari cara untuk menyelamatkan ikan

CI (Creative Imagination) 

Menggunakan water beads sebagai air laut

AD (Art of Discovery) 

Mengenal warna air laut, dan beberapa jenis ikan yang hidup di laut

NA (Noble of Attitude) 

Bersyukur kepada Allah karena diberikan kecukupan air bersih sehingga masih bisa mandi dan minum dengan nyaman. Memahami pentingnya menjaga lingkungan supaya tidak menyakiti hewan dan tumbuhan yang hidup di sana. 


Refleksi:

Aktivitas ini melatih kepekaan Habibi terhadap lingkungan sekitar, ketika Ibu menyebutkan ikan akan mati jika hidup di dalam air laut yang tercemar, dia merasa kasihan dan langsung membuang air lautnya. Melihat solusi dari perspektif lain, selain itu melatih motorik dengan memindahkan water beads ke wadah yang lain. 


#harike8

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Menyelamatkan Ikan

Ide Bermain Anak: Bermain Peran

Nama: Habibi

Usia: 3 Tahun 4 bulan

Hari ke: 7

Aktivitas hari ini: 

Bermain peran


Hari ini Ibuk mengikuti aktivitas spontan dari Habibi. Dan dia memilih untuk bermain peran, yakni sebagai koki. Dia memasak sup daging Dinosaurus, bebek goreng, ikan bakar, steak dll. Selain itu kami juga makan bersama masakan Habibi. 


Proses Kreativitas:

Menjadikan mobil mainannya sebagai wajan, raket sebagai panggangan steak, shuttle cock sebagai gelas, dll. 


Tujuan belajar:

IC (Intelektual Curiosity) 

Mengetahui macam-macam jenis memasak, merebus, menggoreng, membakar, dll. 

CI (Creative Imagination) 

Bermain menggunakan mainan seadanya yang dimiliki menjadikannya seolah memiliki fungsi yang lain 

AD (Art of Discovery) 

Mampu menyajikan makanan dengan mainan yang dijadikan sebagai piring. 

NA (Noble of Attitude) 

Membiasakan mengucap Bismillah sebelum beraktivitas dan belajar berdo'a sebelum dan sesudah makan. Belajar adab makan dan minum. 


Refleksi

Mengajarkan anak do'a makan dan minum lebig mudah menggunakan cara bermain peran ini, Habibi tipe yang tidak mau mengikuti jika disuruh dengan sengaja, tapi ketika bermain peran, Ibu mencontohkan berdo'a sebelum dan sesudah makan, dan dia mengikuti. 

#harike7

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Bermain Peran

Sabtu, 05 Desember 2020

Ide Bermain Anak: Mengenal Magnet (Bunsay 6)

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun 4 bulan

Hari ke: 6

Aktivitas hari ini:

Memancing Ikan

Mengenal Magnet dengan Memancing Ikan

Alat dan Bahan:

  1. Stik es krim
  2. Magnet
  3. Paper clip
  4. Ikan kertas
  5. Aquarium kertas
Cara Bermain:
  1. Magnet ditempelkan ke stik es krim
  2. Paper clip ditempelkan ke ikan kertas
  3. Tempelkan magnet ke ikan seperti seolah sedang memancing
  4. Pindahkan ikan kertas sesuai bentuknya ke aquarium

Proses Kreativitas:

Membuat stik es krim menjadi alat pancing


Tujuan belajar:

IC (Intelektual Curiosity) 

Mengetahui bentuk bangun ruang, mengetahui cara kerja magnet, mengetahui benda yang bisa ditarik oleh magnet

CI (Creative Imagination) 

Memindahkan ikan ke dalam aquarium sesuai bentuknya (mensortir bentuk) 

AD (Art of Discovery) 

Mengetahui berbagai bentuk jenis ikan

NA (Noble of Attitude) 

Mampu menyayangi ikan sebagai salah satu makhluk-Nya, memindahkan ikan ke habitatnya. 


Refleksi:

Habibi sudah mampu membedakan bentuk, karena di bagian aquarium ditempelkan contoh bentuknya, hanya saja masih belum mampu menyebutkan semua nama bentuknya. Habibi sudah mengenal magnet, cara kerja, dan contoh benda yang bisa ditarik oleh magnet. 


#harike

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Mengenal Magnet (Bunsay 6)

Jumat, 04 Desember 2020

Ide Bermain Anak: Membuat Diorama Laut (Bunsay 6)

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun 4 bulan

Hari ke: 5

Aktivitas hari ini:

Membuat Diorama Laut

Membuat Diorama Laut


Alat dan Bahan:

  1. Plate Paper
  2. Double tape
  3. Pasir
  4. Kerang
  5. Gambar rumput laut, ikan, bintang laut dari kertas
  6. Cat air berwarna biru
  7. Lem kertas
Cara Membuat:
  1. Tempelkan double tape di bagian bawah piring
  2. Buka double tape dan taburkan pasir, ditekan-tekan supaya menempel
  3. Warnai piring bagian atas yang tidak ditaburi pasir menggunakan cat air. 
  4. Kemudian tempelkan ornamen-ornamen seperti ikan, kerang, dll menggunakan lem. Atur sesuai selera. 

Proses Kreativitas:

Menyusun ornamen-ornamen laut 


Tujuan belajar:

IC (Intelektual Curiosity) 

Mengetahui flora dan fauna yang hidup di dalam laut

CI (Creative Imagination) 

Membentuk replika ekosistem di laut menggunakan piring

AD (Art of Discovery) 

Menyusun pasir dan makhluk yang ada di laut agar tampak indah

NA (Noble of Attitude) 

Mengetahui kehidupan yang ada di laut, dan berusaha menjaga agar lingkungan tidak tercemar. 


Refleksi

Habibi melatih motorik halusnya dengan membuka double tape, belajar sensori dengan merasakan tekstur pasir, kemudian mengembangkan nalar dan daya imajinasinya dengan menyusun ornamen-ornamen menjadi sebuah bentuk yang bermakna. Habibi sangat suka aktivitas seperti ini, dia tidak khawatir tangannya kotor terkena cat air atau lem. 


Untuk video kegiatannya, bisa dilihat di sini


#harike5

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Membuat Diorama Laut (Bunsay 6)

Kamis, 03 Desember 2020

(Bunsay 6) Ide Bermain Anak: Bermain Busa Warna

Nama: Habibi

Usia: 3 Tahun 4 bulan

Hari ke: 4

Aktivitas hari ini:

Membuat Busa Warna

Bermain busa warna


Alat dan Bahan:

  1. Rak tabung dan tabung reaksi
  2. Asam sitrat
  3. Baking soda
  4. Sabun pencuci piring
  5. Pipet
  6. Pewarna makanan
  7. Air
  8. Wadah (bisa mangkuk atau apapun) 
Cara bermain:
  1. Siapkan tabung reaksi di rak tabung
  2. Masukkan baking soda ke dalam tabung
  3. Tambahkan pewarna makanan
  4. Di dalam wadah yang lain, masukkan asam sitrat, tambahkan air, kemudian diaduk, tambahkan sabun pencuci piring
  5. Pipet larutan asam sitrat, masukkan ke dalam tabung reaksi berisi baking soda dll. 
  6. Amati apa yang terjadi. 

Proses Kreativitas:

Anak dapat mengatur jumlah asam sitrat dan baking soda untuk menghasilkan busa yang diinginkan 


Tujuan belajar:

IC (Intelektual Curiosity) 

Anak mengetahui tentang reaksi antara asam sitrat dan baking soda

CI (Creative Imagination) 

Mengatur volume busa yang dihasilkan

AD (Art of Discovery) 

Memvariasikan warna busa menggunakan pewarna makanan

NA (Noble of Attitude)

Memperhatikan keamanan diri, berhati-hati untuk tidak menyentuh cairan sembarangan karena dikhawatirkan menimbulkan efek gatal. 


Refleksi

Habibi mampu mengikuti instruksi step by step, kemampuan mentransfer cairan menggunakan pipet meningkat, mulai percaya diri untuk melakukan aktivitas tanpa bantuan Ibu. 


Untuk video kegiatannya bisa dilihat di sini


#harike4

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading (Bunsay 6) Ide Bermain Anak: Bermain Busa Warna

Senin, 30 November 2020

(Bunsay 6) Ide Bermain Anak: Membuat Lapisan Pelangi

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun 4 bulan

Hari ke: 3

Aktivitas hari ini:

Membuat Lapisan Pelangi

Alat dan Bahan:

  1. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
  2. Pipet
  3. Cairan yang ada di rumah 
Cara Bermain:
Campurkan tiga jenis atau lebih cairan dalam satu tabung reaksi. Amati perubahan warnanya. 




Proses Kreativitas:

Anak mencampurkan beberapa cairan dengan massa jenis yang berbeda. 

Tujuan belajar:


IC (Intelektual Curiosity) 

Mengetahui perbedaan massa jenis setiap cairan

CI (Creative Imagination) 

Mengetahui efek dari perbedaan massa jenis cairan jika beberapa cairan dicampurkan

AD (Art of Discovery) 

Mengamati lapisan warna yang terbentuk akibat perbedaan massa jenis

NA (Noble of Attitude) 

Mampu membagi rata volume cairan dengan sama. 


Refleksi: 

Habibi mampu mentransfer cairan dan menentukan cairan mana saja yang akan dicampurkan. Matanya berbinar ketika melihat lapisan yang terbentuk akibat perbedaan massa jenis cairan. 



#harike3

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading (Bunsay 6) Ide Bermain Anak: Membuat Lapisan Pelangi

Jumat, 27 November 2020

Ide Bermain Anak: Membuat Jasuke

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun 4 bulan

Hari ke: 2

Aktivitas hari ini:

Membuat Jasuke (Jagung Susu Keju) 


Alat dan Bahan yang diperlukan:

  1. 2 buah jagung
  2. 1 satu sachet susu kental manis
  3. Meses
  4. Keju
  5. Wadah (bisa gelas, piring) 
  6. Parutan keju
  7. Sendok
Cara Membuat:
  1. Jagung direbus dengan api sedang
  2. Setelah tidak terlalu panas, jagung dipipil dan dimasukkan ke dalam wadah
  3. Ditambahkan susu kental manis sesuai selera
  4. Ditambahkan parutan keju
  5. Ditambahkan meses
  6. Boleh diaduk atau tidak sesuai selera
  7. Jasuke siap disantap


Proses Kreativitas:

Menambah cita rasa jagung dengan susu kental manis, keju, dan meses. 


Tujuan belajar:

IC (Intelektual Curiosity) 

Mengetahui cita rasa baru dari jagung jika diberi bahan tambahan

CI (Creative Imagination) 

Mencari strategi agar proses memipil jagung menjadi lebih cepat

AD (Art of Discovery) 

Memipil jagung dengan hati-hati agar bentuknya tidak berubah

NA (Noble of Attitude) 

Melakukan setiap proses dengan hati-hati karena berhubungan dengan benda-benda berbahaya seperti kompor, parutan, gunting, dll. 


Refleksi:

Belakangan ini Habibi tertarik dengan cooking activity, mungkin karena merasa lebih dilibatkan dalam keseharian Ibunya. Di dalam kegiatan ini Habibi belajar bersabar, yakni ketika proses memipil jagung harus menunggu supaya jagung tidak terlalu panas baru bisa dipipil. 

Aktivitas ini juga mengajarkan tentang sebuah perjuangan atau usaha, dan hasilnya bisa langsung dinikmati oleh anak-anak. Tidak ada proses yang instan dan mereka belajar untuk lebih menghargai makanan. 


Untuk video aktivitas membuat jasuke, bisa dilihat di sini

#harike2

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Membuat Jasuke

Kamis, 26 November 2020

Ide Bermain Anak: Membuat Bola-Bola Coklat

Nama: Habibi

Usia: 3 tahun

Hari ke: 1 (satu) 


Aktivitas hari ini: 

Membuat Bola-Bola Coklat



Alat dan Bahan yang diperlukan:

  1. Dua bungkus biskuit 
  2. 1 sachet susu kental manis
  3. Meses
  4. Mangkuk
  5. Piring
  6. Gelas/sendok/ulekan/rolling pan (Habibi pake palu)
  7. Plastik
Cara Membuat:
  1. Memasukkan biskuit ke dalam plastik kemudian dihancurkan menggunakan ulekan sampai halus. 
  2. Biskuit yang sudah lembut, dipindahkan ke dalam mangkuk. 
  3. Ditambahkan setengah sachet susu kental manis
  4. Diaduk rata sampai biskuit bisa dibentuk bulat, jika masih hancur, bisa ditambahkan lagi susunya. 
  5. Ditaburi meses untuk mempercantik tampilan. 
  6. Disimpan di kulkas untuk rasa yang lebih nikmat. 


Proses Kreativitas:

Habibi bisa membuat makanan yang tadinya lengket menjadi berbentuk bola dengan ukuran yang bervariasi. 


Tujuan belajar:


IC (Intelektual Curiosity) 

Memahami pencampuran dua bahan atau lebih bisa membentuk sesuatu yang baru. 

CI (Creative Imagination) 

Mengenal bentuk makanan dan teksturnya. 

AD (Art of Discovery) 

Menghias makanan agar tampak lebih menggiurkan dan menata makanan supaya indah dipandang.

NA (Noble of Attitude) 

Membiasakan diri mencuci tangan sebelum beraktivitas, sehingga terbiasa melakukan pola hidup bersih dan sehat. Membentuk perilaku sabar, yakni menahan diri untuk menyicip makanan sebelum kegiatan memasak beres. 


Refleksi:

Ketika aktivitas ini dilakukan sebenarnya Habibi sedang dalam keadaan yang kurang sehat, dan rewel. Tapi begitu melihat peralatan yang digunakan yaitu palu untuk menghancurkan makanan, dia langsung berbinar, dan antusias mengikuti rangkaian kegiatannya. 

Untuk video aktivitas kami, bisa dilihat di sini


#harike1

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Ide Bermain Anak: Membuat Bola-Bola Coklat

Senin, 23 November 2020

Rekomendasi DSA di RS Hermina Daan Mogot

Ketika-anak-demam-tinggi
Habibi Demam Tinggi

Ketika mengikuti kelas online di hari Jumat, Habibi tampak tidak bersemangat dan lesu sekali. Awalnya aku pikir karena mengantuk, tapi ternyata sakitnya berlanjut. Malamnya dia gelisah, tidak bisa tidur dengan nyenyak, ditambah suhu tubuh yang terus menerus meningkat. 

Esok harinya walaupun masih lemas, tapi dia aktif kesana kemari mengikuti Ayahnya yang membersihkan aquarium. Badannya masih panas, tapi dia tetap aktif. Sore hari ketika hendak mandi, aku melihat ada ruam kemerahan di betisnya, ketika mengonfirmasi ke suami, beliau berkata tidak melihat Habibi jatuh atau terbentur. 

Tapi dugaan kami, Habibi keseleo karena naik turun meja. Akhirnya kami bebat kakinya menggunakan kain kasa yang sebelumnya sudah dibalurkan beras kencur. Kami juga memberikan obat anti piretik yang dijual di minimarket. 

Kaki-bengkak-gatal-karena-selulitis
Kaki Habibi bengkak, melepuh, dan gatal


Keadaan di hari Minggu, betisnya masih merah, bengkak, dan ada kulit yang melepuh. Awalnya hanya di bagian dalam betis, tapi hari ini dia sudah mulai menyebar ke seluruh bagian betis. Ketika diukur suhunya mencapai 40°C. Panik? Pasti. 

Tapi sambil mengobservasi keadaannya, aku mulai browsing DSA di RS Hermina Daan Mogot, bertanya ke komunitas, ke forum online, dan banyak yang menyarankan dokter Adi Kusumadi, DR, SP.A. 

Biasanya Habibi berobat ke RS Pelni karena Ayah bekerja di sana jadi biaya dan obat ditanggung oleh kantor. Tapi dengan pertimbangan jarak, keadaan pandemi, dan tidak ada yang menjaga ade, akhirnya kami memutuskan untuk berobat ke RS Hermina Daan Mogot. 

Continue reading Rekomendasi DSA di RS Hermina Daan Mogot

Selasa, 17 November 2020

Rambut Rontok dan Berketombe? Sudah coba Mylea?

Pernah ga merasa minder karena rambut rontok dan berketombe? Aku pernah, ketika jalan bersama teman dan ternyata ketombe menempel di baju itu rasanya gamau keluar rumah. Di rumah pun berkali-kali membersihkan kamar karena selalu ada rambut yang bertebaran dimana-mana. Akhirnya aku selalu bergonta-ganti sampo. Banyak yang cocok untuk menghilangkan gatal, tapi ternyata rontoknya semakin parah. Ada yang berhasil mengatasi rambut rontok, tapi tidak menghilangkan ketombe dan sangat gatal ketika berkeringat. Ada yang punya masalah yang sama kah?

Banyak yang menyarankan untuk melakukan treatment ke salon, tapi sampai sekarang aku belum pernah mencobanya. Ternyata perawatan rambut menjadi tidak optimal karena aku hanya menggunakan sampo, belum pernah secara konsisten melakukan treatment rambut secara khusus seperti menggunakan hair mask. 

Berkenalan dengan Mylea

Akhirnya rangkaian perawatan rambut pertama yang aku coba adalah produk Mylea Anti Dandruff Hairceutical Care System. Yaitu perawatan untuk rambut rontok dan berketombe, ternyata hasilnya memuaskan.


Mylea Silicon Free Formula

Tagline tersebut berhasil menarik perhatianku pertama kali. Oh, jadi ternyata sampo pun ada yang mengandung silicon. Awalnya aku tidak tahu apa fungsi silicon dalam perawatan rambut. Ternyata silicon bisa melembutkan rambut dengan kerja menutupi lapisan rambut sehingga menjadi lebih berat, halus dan mengkilat.

Namun, apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan tumpukan lapisan rambut sehingga mengganggu penyerapan nutrisi yang mengakibatkan rambut menjadi tidak sehat, rapuh dan mudah patah. 

Mylea Hairceutical System

Selain bebas dari silicon, Rangkaian produk Mylea juga dikombinasikan dengan vitamin dan nutrisi dari bahan alami yang telah teruji. Aku menggunakan produk yang khusus untuk menangani ketombe karena ternyata kerontokan rambut itu sendiri salah satunya disebabkan oleh ketombe.


Produk yang pertama adalah Mylea Anti Dandruff Hair Shampoo. Sampo ini memiliki kandungan ekstrak bunga Arnika dan Piroctone. Yang kedua Mylea Intensive Daily Instant Hair Mask. Instant mask yang mengandung ekstrak bunga Chamomile yang dapat membantu merawat dan memberikan nutrisi, menjaga kesehatan dan kekuatan rambut serta dapat bekerja dengan mudah menyerap ke dalam batang rambut. Dan yang terakhir Mylea Anti Dandruff Hair Tonic yang menjaga kesehatan rambut sehingga kuat secara alami, diformulasikan khusus mengandung ekstrak bunga Arnika dan Piroctone olamine serta zat aktif lainnya yang membantu menjaga kesehatan kulit kepala dan membantu mengurangi penyebab ketombe serta mengurangi rasa gatal.


Langkah-langkah pemakaian Mylea Anti Dandruff Hairceutical Care System

1. Cleanse

Caranya: Basahi rambut kemudian gunakan Mylea Anti Dandruff hair Shampoo dengan memijat pada rambut secara lembut hingga berbusa.

2. Treatment

Caranya: Setelah keramas, gunakan mylea intensive daily hair mask dengan memijat dengan lembut secara merata pada batang rambut. Diamkan selama 5 menit lalu bilas sampai bersih.

3. Rest

Caranya: Langkah terakhir yaitu menggunakan mylea anti dandruff hair tonic pada kulit kepala setiap hari atau setelah keramas, pada rambut yang telah dikeringkan. Pijat dengan lembut dengan ujung jari selama 3 menit, agar nutrisi dapat diserap dengan cepat oleh akar rambut.


Bagaimana teman-teman, tertarik menggunakan Mylea juga? Produk Mylea Bisa Dibeli di Official Store Mylea:

Shopee: https://shopee.co.id/myleaofficialstore

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/myleaofficial

Bukalapak: https://www.bukalapak.com/u/myleaofficialstore

Continue reading Rambut Rontok dan Berketombe? Sudah coba Mylea?

Rabu, 21 Oktober 2020

Dear Habibiku...

Hari ini ketika Ibu membuka google photos, Ibu diingatkan kembali tentang memories beberapa tahun yang lalu. Ketika Ibu klik, ma syaa Allah, tampak wajahmu yang masih mungil, kulitmu yang masih merah, pipimu yang sudah chubby dari dulu. Rindu sekali rasanya. Kamu adalah Guru terbaik Ibu, nak. Hadirmu membuat Ibu terus bermetamorfosa. 

Anak-mengajarkan-kehidupan


Tidak terasa kini kamu sudah punya keinginan kuat untuk melakukan banyak hal sendiri. Terkadang Ibu merasa takut ketika kamu tidak bergantung lagi kepada Ibu, kamu tidak membutuhkan Ibu lagi, dan hubungan kita merenggang. Ibu sangat suka sekali memenuhi kebutuhanmu. Tapi Ibu sadar, tak selamanya Ibu bisa menemanimu. Banyak hal yang harus Ibu ajarkan padamu. Ada banyak tempat yang ingin Ibu perlihatkan kepadamu. Ibu harus mempersiapkan perbekalanmu untuk menyongsong hari esok. 


Selain mengisi penuh relung hatimu dengan cinta, Ibu juga berharap bisa menanamkan kecintaanmu terhadap yang Maha Rahman Rahim. Ibu sangat bangga sekali ketika melihat semangatmu mau mandi sendiri, memakai pakaian sendiri, makan sendiri, dan aktivitas lainnya. Ibu akan selalu menyokongmu dalam setiap kondisi, termasuk ketika kamu berusaha meraih kemandirianmu. 


Selamat, anakku, di usiamu yang menginjak tahun ke-tiga, ada banyak sekali ledakan kata yang membuat Ibu kadang tercengang haru, kamu juga sudah mulai memasuki dunia pendidikan walaupun tetap belajar bersama Ibu. Kamu telah belajar banyak hal, kamu telah melihat banyak hal, dan ketahuilah nak, masih banyak lagi hal yang akan kamu temui kelak. Semoga panjang umurmu, juga umur Ibu dan Ayah.


Terimakasih karena telah tumbuh dan berkembang dengan baik. 


Ibu dan Ayah sangat mencintaimu. 

Continue reading Dear Habibiku...

Kamis, 15 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak: Menyapu Kamar

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Itulah yang ingin saya tanamkan dalam anak-anak. Keadaan rapi dan bersih pun membuat pikiran segar, dan hati bahagia. 

Sebenarnya fitrah menyukai kebersihan sudah ada dalam diri anak-anak, contohnya ketika mereka masih bayi, mereka akan menangis ketika pipis atau buang air besar karena merasa tidak nyaman. 

Hal ini yang ingin terus saya jaga, karena keadaan yang kotor bisa berbahaya bagi kesehatan. 

Terlebih lagi anak-anak memiliki kulit yang sensitif dan mudah terkena alergi. Baru-baru ini ade terkena Dermatitis Atopik, kulitnya menjadi penuh dengan (seperti) ruam, dan tangannya tidak bisa berhenti menggaruk. Menurut dokter, dermatitis adalah penyakit kambuhan, kuncinya adalah selalu menjaga kesehatan. 



Saya mengajak Abang untuk menyapu kamar menggunakan sapu dan pengki kecil, dia tampak seperti sudah terbiasa menggunakannya dari lama, memang ketika bermain mereka kerap menggunakan sapu sebagai alat bermain mereka. 

Ketika umurnya masih dua tahun, saya sering mengajaknya membersihkan halaman menggunakan sapu lidi, jadi tak heran dia sudah mahir menggunakan sapu. 

Sukses saya hari ini adalah ketika anak paham bahwa keadaan kotor itu adalah keadaan yang tidak baik sehingga harus dibersihkan. 

Perasaan saya melihat anak-anak turut serta dan membersihkan kamar adalah bahagia. Dan perasaan anak-anak ketika dilibatkan dalam kegiatan adalah semangat. 


#harike10

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Menyapu Kamar

Minggu, 11 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak: Membuat Sereal

Kebiasaan makan sedari mpasi tampaknya sudah menjadi jam biologis bagi anak-anak. Tiga kali makan berat dan dua kali selingan. 

Kadang kalau tidak tersedia buah-buahan di rumah, saya hanya menyediakan sereal untuk anak-anak. 

Kali ini saya mengajak Abang untuk membuat sereal bersama-sama dengan harapan kapan pun Abang lapar, bisa berinisiatif menyiapkan makanannya sendiri, dimulai dari hal yang sederhana yaitu membuat sereal. 



Saya menyediakan dua bungkus sereal dan satu bungkus susu cair kemasan kadang susu sachet. Tapi kali ini karena saya bermaksud mengajari Abang, maka saya menggunakan susu kemasan yang sudah saya pindahkan ke gelas. Saya sediakan mangkuk, dan Abang yang menuangkan sereal dan susunya. Hidangan praktis yang disukai anak-anak. 

Tantangan kali ini adalah Abang masih menumpahkan sebagian susu ketika menuangkannya ke dalam mangkuk. Tapi Abang sangat suka sekali dilibatkan dalam aktivitas Ibunya, matanya terlihat berbinar-binar ketika berlatih membuat sereal ini. 


#harike9

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Membuat Sereal

Melatih Kemandirian Anak: Mengupas Buah

Melatih kemandirian anak seperti mengupas buah sebenarnya selain mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan ke depannya, ternyata bisa melatih motorik halusnya. Tangannya menjadi lebih terampil, dan melatih perkembangan anak dalam penguasaan emosinya. 


Mengupas buah pisang menjadi salah satu aktivitas sensori yang menyenangkan bagi anak-anak. Di awal Abang masih agak kesulitan untuk mengupas buah pisang, tapi setelah diberi contoh, gerak tangannya dalam mengupas semakin cepat dan terlatih. 

Dalam satu hari latihan itu, Abang menghabiskan satu sisir pisang sendirian, entah karena lapar atau karena senang setelah menguasai hal baru (mengupas). 

Untuk ke depannya saya akan menambah variasi buah yang bisa dikupas, seperti buah Rambutan, kelengkeng, jeruk, salak, dan buah-buah lainnya yang disukai oleh Abang.
 
Ketika diobservasi ternyata Abang begitu excited dengan aktivitas ini. Setelah berjuang mengupas kulit buah, mulutnya langsung sumringah sambil memasukkan buah pisang ke dalam mulutnya. 

Memang buah dari kerja keras itu manis, ya, Bang? Secara tidak langsung, saya menyelipkan nilai tentang usaha dan kerja keras dalam aktivitas ini. 

#harike8
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Mengupas Buah

Jumat, 09 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak: Memutuskan Pilihan Sendiri

Di umurnya yang sudah tiga tahun, setiap keputusan masih selalu didominasi oleh Ibu. Tapi Abang lebih ekspresif dan berani menyuarakan pendapatnya jika bersama Ayah. Misal mau memilih baju yang mana. Sedangkan jika bersama Ibu, dia lebih bersikap sumuhun dawuh saja. 

Kegiatan di daycare yaitu belajar menyusun gambar mini seri, membuat saya tersadar, jika Abang sudah waktunya diberi kewenangan untuk memutuskan pilihan sendiri, tidak melulu mengikuti keputusan Ibu. 



Beberapa sikap yang saya ambil ketika memberi Abang kesempatan untuk memutuskan pilihan sendiri diantaranya:

1. Berkomunikasi

Selama ini Abang biasanya hanya menerima keputusan Ibu, sedikit demi sedikit saya mencoba untuk lebih sering bertanya, apa keinginannya, dan juga memberikan lebih banyak pilihan. 

2. Menghargai Pilihannya

Walaupun terkadang pilihannya kurang pas, misal memilih pakaian adik untuk dipakai, saya berusaha tetap mengapresiasinya sambil meluruskan fungsi dari masing-masing pakaian. 

Sejauh ini Abang sudah paham kepemilikan, jadi tidak terlalu sulit untuk menjelaskannya. Begitu pun ketika menyusun gambar mini seri, saya bertanya jika melakukan suatu aktivitas tertentu, hal apa yang kita lakukan terlebih dahulu, dan Alhamdulillah Abang sudah bisa menentukan urutannya. 

Tantangan dari kegiatan memerdekakan anak untuk mengambil keputusan sendiri ini adalah ego Ibu yang masih tinggi, saya harus belajar lebih menghargai keputusannya walaupun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. 

Perasaan saya ketika melakukan aktivitas ini adalah bahagia dan bangga. Begitupun Abang, dia semangat dan bangga dengan pilihannya. 


#harike7

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Memutuskan Pilihan Sendiri

Rabu, 07 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak: Learning Healthy Habit

Sebuah keputusan besar lainnya yang saya ambil adalah mendaftarkan Abang kelas online di Little Explorer Daycare. 

Dan Alhamdulillah keputusan tersebut tidak sia-sia. Abang semangat sekali mengikuti setiap instruksi Miss-nya. Walaupun jadwal belajarnya mepet dengan jam tidur, tapi Abang tetap happy. 

Jika ada yang berkata, kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar, maka hal tersebut pun berlaku untuk anak-anak, tidak ada kata terlalu muda untuk belajar. 

Seperti yang dijelaskan dalam buku Hebatnya Hipnosis Anak bahwa sampai usia 7 tahun, anak-anak masih didominasi oleh pikiran bawah sadar, oleh karena itu, momen ini adalah kesempatan emas bagi para orang tua untuk melejitkan potensi anak dengan sugesti dan aktivitas positif yang tidak hanya membuat anak-anak bahagia tetapi juga bisa menstimulus sensori mereka. 

Di pertemuan pertama kelas online ini, kami belajar tentang tema healthy habit, yaitu mengajarkan anak tentang pentingnya mencuci tangan. 

Strategi yang dilakukan untuk menanamkan kesadaran tersebut adalah dengan melakukan simulasi. Di kelas online, kami belajar menggunakan percobaan science sederhana, diantaranya:

1. Memasukkan gambar tangan ke dalam air



Percobaan ini menggunakan prinsip ilusi optik atau pembiasan. Cahay dibelokkan oleh optik, dalam hal ini adalah air. Jadi, ketika dilihat dari atas, tangan yang kotor ketika dimasukkan ke dalam air terlihat menjadi bersih. 

2. Mencuci tangan menggunakan glitter dan sabun

Teknisnya kami memasukkan glitter ke dalam air, ketika tangan dicelupkan ke air yang sudah dimasukkan glitter tersebut, maka glitter akan menempel pada tangan. 

Tangan satunya yang masih bersih, kami oleskan sabun, kemudian dicelupkan ke dalam air yang berisi glitter tadi, dan glitter tidak menempel. Ini mengajarkan anak tentang pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun. 

3. Mencuci gambar tangan dengan memasukkannya ke dalam keran air



Teknisnya gambar tangan yang ditaruh gambar bakteri, digeser ke kanan atau kiri masuk ke lubang gambar keran air. Maka gambar bakteri akan tersangkut di air, dan tangan menjadi bersih. 



Selain dengan melakukan simulasi, kami juga belajar gerakan mencuci tangan. Alhamdulillah Habibi bisa mengikuti instruksi, walaupun masih terlihat bingung. Tantangannya ketika melihat air, dia tidak mau berhenti dan ingin terus bermain air. 

Perasaan Ibu as always, bahagia sekali mendampingi setiap aktivitas atau hal-hal baru yang dilakukan anak. 

Reaksi Abang: Excited, fokus, dan ingin menampilkan yang terbaik pada Ibunya. 

Terimakasih anakku. I love you. 

Untuk video keseruan kami hari ini, sudah diupload ke vlog pribadi kami, klik di sini ya! 


#harike6

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Learning Healthy Habit

Review Buku Hebatnya Hipnosis Anak: Strategi Tepat Mengelola Emosi Anak Anda

Penulis: Asep Herna - Master Hypnotherapy (Certified Instructor) 

Penerbit: Pandamedia

Tahun terbit: 2014

ISBN: 979-780-705-3

Review-Buku-Hipnosis-Anak

Praktik Hipnosis dalam Kehidupan Sehari-hari

Pernahkah ketika anak terjatuh, kemudian hanya dengan satu kali usapan atau tiupan dari Ibu, rasa sakit anak hilang?

Atau pernahkah ketika anak menangis kemudian dengan pelukan hangat dari Ibu, anak berhenti menangis?

Ternyata secara tidak sadar dalam keseharian kita sudah menerapkan praktik hipnosis. 

Hipnosis adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mengupas secara teknis tentang pikiran bawah sadar dan salah satu cabangnya yang mengenai pemberdayaan pikiran bawah sadar adalah hipnoterapi. 


Dalam buku ini penulis berharap dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana membantu anak-anak dalam mengolah sumber daya yang dimilikinya. Buku ini juga diharapkan dapat membantu anak-anak untuk melewati berbagai gangguan psikologis yang mungkin terjadi dalam perjalanan menuju kedewasaannya. 


Pernahkah kita bertanya kenapa bayi dari mulai lahir menunjukkan kecerdasan yang luar biasa? Dari yang hanya bisa menangis, kemudian bisa mulai melihat, tertawa, merangkak sampai berjalan. Ternyata anak kecil usia nol sampai tiga tahun sangat didominasi oleh pikiran bawah sadarnya. Pikiran sadarnya baru mulai aktif ketika usia tiga tahun, walaupun masih tetap didominasi oleh pikiran bawah sadar sampai usia tujuh tahun. 


Mengoptimalkan Potensi Anak Melalui Hipnosis

Lantas bagaimana cara kita memberdayakan potensi anak melalui hipnosis? Seperti komputer, pikiran bawah sadar adalah hardware, dan sugesti adalah softwarenya. Kita bisa menginstall program-program yang bermanfaat ke dalam hardware. 


Saya sering merasa sedih ketika berkomunikasi dengan anak tapi mereka terlihat tidak mengacuhkan saya. Ternyata dalam buku ini dijelaskan bahwa ketika anak terlihat seperti tidak menyimak apa yang kita dengarkan, itu adalah waktu yang tepat untuk menanamkan sugesti positif pada anak.


Dalam buku ini dijelaskan ada dua puluh momen sugestif anak, ketika pikiran bawah sadarnya terbuka lebar secara alamiah, diantaranya

  1. ketika mengantuk,
  2. 30 menit pertama ketika tidur,
  3. ketika bermimpi,
  4. ketika mengigau,
  5. 30 menit sebelum bangun,
  6. ketika fokus membaca buku,
  7. ketika bermain game,
  8. ketika menonton,
  9. ketika asyik menggambar, melukis atau menulis panjang,
  10. ketika melamun,
  11. ketika mengingat sesuatu,
  12. ketika bingung,
  13. ketika banjir informasi,
  14. ketika terkejut,
  15. ketika terpana atau kagum,
  16. ketika menangis,
  17. ketika marah,
  18. ketika sedih,
  19. ketika takut, dan
  20. ketika berdo'a. 


Penulis menyatakan sekitar 80% penyakit adalah penyakit mental. Yang menarik adalah pengalaman penulis ketika melakukan hipnoterapi pada anak penderita lupus yaitu penyakit autoimun. Penulis berpikir jika tangan dan kaki saja bisa dikendalikan oleh otak, begitupun sel darah putih.


Lupus adalah penyakit yang masih belum ditemukan obatnya, dan penulis mengklaim sampai bukunya selesai ditulis, gejala lupus yang dialami anak tersebut sudah mulai menghilang dan dokternya pun menyatakan bahwa kemajuan anak tersebut sangat pesat. Menurut saya ini adalah sebuah pernyataan yang sangat berani walaupun based on experience. 


Selain diajak untuk memahami mekanisme pemikiran anak, kita juga diajak untuk mengelola emosi dan mengeksplorasi bahasa anak. Penulis juga membagikan tekniknya dalam bentuk permainan yang dapat dilakukan bersama anak-anak. Permainan-permainan tersebut pernah saya temui dalam seminar ESQ ketika sekolah menengah. 


Menurut saya buku ini bisa dibaca oleh anak-anak sekolah maupun orang tua atau calon orang tua, karena dalam buku ini tidak hanya dijelaskan tentang bagaimana melejitkan potensi anak saja tetapi juga bagaimana kita bisa mengelola emosi kita sebagai manusia. Dan beberapa teknik dalam buku ini pernah saya praktikkan, and it worked. 


Saya melihat proses hipnoterapi ini penting dilakukan oleh kita sebagai orang tua untuk membangun mental positif anak, menjawab berbagai masalah mental anak baik yang berkaitan dengan proses belajarnya maupun di luar hal yang berhubungan dengan proses belajar tersebut.


Sebagai orang tua kita bisa melakukan hipnoterapi sederhana selama kita mengetahui momen krusial sugestif anak dan memahami strukturnya seperti yang dijelaskan di buku ini. Salah satunya kuncinya adalah komunikasi atau kemampuan berbahasa yang bisa digunakan sebagai alat empowerment


Saya mendapatkan ebook ini secara resmi sebagai hadiah dari sebuah acara GeMAH atau Gerakan menghafal Asmaul Husna yang dimotori oleh coach Kemas Aditya (Licensed ESQ Trainer DR HC Ary Ginanjar Agustian). Jadi belum bisa mengeksplorasi audio untuk empowermentnya.


Membaca buku ini saya teringat pada salah satu drama korea yang berjudul Sky Castle, dimana salah satu lakonnya adalah seorang mentor yang berhasil meloloskan para menteenya masuk ke universitas-universitas paling bergengsi di Korea dengan jaminan 100% lolos. Ternyata salah satu metode yang digunakan selain teknik belajar seperti posisi meja belajar, pencahayaan yang tepat, juga menggunakan hipnoterapi. Melihat efeknya sungguh mencengangkan. 


⭐⭐⭐⭐

Continue reading Review Buku Hebatnya Hipnosis Anak: Strategi Tepat Mengelola Emosi Anak Anda

Senin, 05 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak: Pergi ke Toilet

Walaupun sudah lulus toilet training, terkadang saya masih kecolongan. Akhirnya saya masih membiasakan untuk mentatur Abang. 

Bedanya hanya frekuensinya yang dikurangi. Jika awal latihan toilet training, saya mentatur Abang setiap 30 menit sekali, saya mengubahnya menjadi 1 jam sekali atau sekarang setelah lulus menjadi setiap 3 jam sekali. 

Seringnya Abang masih saya temani untuk pergi ke toilet. Tapi saya berusaha untuk membiasakannya pergi sendiri. 

Strategi yang sudah saya lakukan, diantaranya:

1. Memakaikan celana yang mudah dilepas

Saya membeli sekitar selusin celana pendek yang berkaret, khusus untuk latihan toilet training, supaya memudahkan Abang melepas celananya. 

2. Membiasakan Anak Buang Air Kecil di tempat yang sama

Dengan mengetahui dimana seharusnya dia BAK, anak akan terbiasa dan menjadi familiar dengan lingkungan tersebut, sehingga Anak tidak merasa takut. 

3. Mempersuasi Anak

Ini adalah hal yang paling penting menurut saya. Berkomunikasi dengan anak, memberikan dorongan dan semangat padanya akan menumbuhkan kepercayaan dirinya, membuat dirinya yakin, bahwa dia mampu dan akhirnya menghargai dirinya sendiri. 

Tantangannya terkadang Abang masih suka tergoda untuk main air, sehingga lama di toilet, bajunya basah, atau kadang adiknya mengikutinya ke toilet, sehingga Abang kurang fokus dan akhirnya malah bermain. Tapi saya melihat Abang selalu antusias. 


#harike5

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Pergi ke Toilet

Melatih Kemandirian Anak: Menjaga Adik

Ketika Ibu terdesak kebutuhan untuk ke toilet sedangkan di rumah tidak ada orang untuk menjaga anak-anak, pasti bingung dan khawatir. Terlebih jika ada dua orang balita yang sedang aktif-aktifnya. 

Akhirnya walaupun usia si Abang baru tiga tahun, mau tidak mau Ibu menitipkan adik kepada Abang. 


Strategi yang saya ambil ketika menitipkan adik ke Abang diantaranya:

1. Memberi pengertian bahwa Ibu butuh pergi sementara waktu

Di usianya yang menginjak 3 tahun, Abang sudah bisa menangkap instruksi dengan baik. Jadi ketika saya butuh pergi ke toilet atau melakukan aktivitas apapun, hal pertama yang saya lakukan adalah memberitahu Abang, sekaligus meminta izin atau tolong. 

2. Memberikan Kepercayaan dan Tanggung Jawab pada Abang

Memiliki dua orang anak laki-laki dengan rentang usia yang tidak begitu jauh, membuat khawatir. Tapi saya berusaha mempercayai Abang, dengan mengatakan kepadanya, bahwa saya sangat mengandalkannya untuk menjaga Adik ketika Ibu pergi, walau hanya ke toilet. Ketika merasa dibutuhkan atau dipercaya, Alhamdulillah Abang menunjukkan optimisme dan kedewasaannya muncul. 

3. Memastikan Kondisi Aman

Ketika saya tidak bisa memantau anak-anak, saya berusaha memastikan keadaan aman, misalnya dengan mengunci pintu depan, supaya tidak ada orang lain yang masuk ketika saya di toilet. Juga menyingkirkan benda-benda yang berpotensi membahayakan anak-anak. 

4. Memberikan Mainan atau Makanan

Anak-anak biasanya aktif dan kreatif, tapi meskipun begitu, saya menyediakan mainan atau busy book dan buku-buku bacaan untuk mengalihkan perhatian mereka supaya tidak terlalu kehilangan ketika Ibu pergi. 

Tantangannya walaupun Abang sudah bisa diandalkan untuk menjaga Adik, tapi mereka masih sering berebut mainan. 

Abang yang sudah mengerti kepemilikan kadang merasa risih ketika Adik merebut mainannya. Akhirnya adik menangis karena keinginannya tidak terpenuhi, tapi kemudian jika melihat adiknya menangis, Abang akan mengalah dan memberikannya mainan. 


#harike4

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Menjaga Adik

Sabtu, 03 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak untuk Makan Sendiri

Mengikhlaskan anak makan sendiri merupakan hal yang menantang, hal ini sudah lama kami lakukan tapi masih belum konsisten. 

Saya merasa kegiatan makan sendiri ini seharusnya sudah bisa dilakukan oleh Abang, tapi karena saya sering kali membatasi kesempatannya untuk makan sendiri, Abang jadi belum mahir. 

"Izinkan dia membiasakan diri!"

Kalimat tersebut selalu saya ucapkan sebagai pengingat ketika hati merasa berat. 

Tantangannya membiarkan anak makan sendiri adalah berantakan, makanan berserak dimana-mana, anak menjadi pilih-pilih makanan, hanya memakan makanan yang dia inginkan, tidak sabar untuk menyuapkan makanan ke mulut, sehingga mulutnya penuh, makanan diemut, dan akhirnya makanan dilepeh dan terbuang. 

Hal yang perlu dilakukan sebelum melatih anak makan sendiri adalah mengubah mindset, bahwa keadaan berantakan, kotor adalah proses belajar anak, proses untuk melatih skill, dan proses anak menjadi mandiri. 

Jadi, izinkan, relakan, ikhlaskan, membersihkan tempat yang kotor hanya butuh waktu beberapa menit saja, hal tersebut tidak sebanding dengan kekayaan ilmu dan pengalaman yang diperoleh anak. Biarkan anak merdeka belajar. Tapi mengubah mindset adalah hal yang tersulit dalam prosesnya. 


Selain itu strategi lain yang saya terapkan dalam melatih anak makan sendiri, diantaranya:

1. Menetapkan Jam Biologis Anak untuk Makan

Hal pertama yang saya lakukan adalah menetapkan jam berapa anak untuk makan pagi, siang atau sore. Dan itu dilakukan secara konsisten, sehingga lama kelamaan hal tersebut akan membentuk jam biologis anak merasa lapar. Maka di jam-jam tersebut kita bisa mengkondisikan persiapan untuk anak makan. 

2. Mengajak Berdo'a Sebelum dan Sesudah Makan



Ini adalah proses yang wajib dilakukan, melibatkan Allah dalam setiap aktivitas anak, agar anak mengenal Tuhannya, dan bisa bersyukur atas karunia-Nya. 

3. Membuat Variasi Makanan

Hal ini dimaksudkan agar anak tertarik untuk makan, dan juga bisa mengeksplorasi setiap rasa dari makanan baru. Sehingga diharapkan anak tidak picky eater 

4. Mempermudah Anak ketika Proses Makan



Saya biasanya membulat-bulatkan nasi kemudian di atasnya disimpan lauk atau sayur. Sehingga anak mudah untuk mengambilnya. Tapi Abang masih kesulitan, dia mengambil makanannya dengan telapak tangan bukan cuma jari. Jika makanannya berkuah, saya beri sendok kecil sesuai genggamannya agar anak mudah untuk menyuap. 

5. Membuat Suasana Makan Terasa Menyenangkan

Misalnya dengan menggunakan peralatan makan yang lucu atau karakter kartun yang disukai anak, tidak memaksa anak untuk menghabiskan makanannya, tidak mengomelinya ketika makanan berantakan. 

Intinya menghela nafas panjang ketika melihat tingkah ajaib anak, biarkan dia merdeka belajar juga memujinya karena bersedia makan sendiri. 


Perasaan saya ketika mengajari anak makan sendiri adalah gemas hehehe. Sedangkan respon anak sendiri, dia bahagia dan begitu berenergi untuk makan sendiri. Alhamdulillah semoga Abang semakin terlatih dan terbiasa melakukan satu persatu kegiatan memenuhi kebutuhannya sendiri. 


#harike3

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Melatih Kemandirian Anak untuk Makan Sendiri

Jumat, 02 Oktober 2020

Tips Mengajak Anak Merapikan Mainannya

Anak-anak sangat suka sekali bermain tapi tidak jarang mereka juga cepat sekali bosan. Sehingga mereka sering gonta-ganti mainan. 

Ketika pekerjaan rumah menumpuk, ditambah harus merapikan mainan anak-anak yang tiada habis-habisnya, dirapikan berantakan lagi, begitu terus. Nah, supaya moms tetap terjaga kewarasannya, dan tidak membatasi kreativitas anak-anak dengan melarangnya bermain, mari kita latih kemandiriannya dengan mengajaknya merapikan mainan sendiri. 

Berikut tips yang agar anak mau merapikan mainannya sendiri:


1. Menyiapkan space atau wadah khusus mainan si kecil di tempat yang mudah terjangkau. 

Dengan menyediakan tempat khusus mainan anak-anak, mereka bisa dengan mudah mengambil mainannya kapanpun mereka mau, dan terbiasa kembali merapikan mainannya. 

2. Menurunkan standar kerapian Ibu. 

Untuk standar kerapian ini bisa dibiasakan secara bertahap, kita tidak bisa memaksa si kecil yang belum terbiasa beres-beres untuk mengikuti standar kita. Jadi jangan kecewa ya, moms, jika buku atau mainan si kecil masih berantakan, poin utamanya adalah melatih si kecil supaya terbiasa beres-beres. 

3. Membuat beres-beres terasa menyenangkan. 

Siapapun pasti malas ketika terlalu banyak didikte, disuruh-suruh. Biarkan mereka memiliki kenyamanan dalam memilih pola beres-beresnya sendiri. 

Biasanya anak akan mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya, jadi tidak perlu gusar dulu ya moms. Anak-anak bukan pendengar yang baik tapi mereka adalah peniru ulung. 

Selain itu bisa juga menciptakan suasana yang ceria dengan bernyanyi bersama-sama sambil merapikan mainan. Biarkan anak berekspresi. 

4. Menghargai Anak untuk Memutuskan Mainan yang akan disimpan atau masih dipakai bermain. 

Seringkali Ibu tidak sabar ketika melihat mainan berantakan, dan langsung membereskan semuanya tanpa tedeng aling-aling. 

Mengobservasi anak sambil mengajaknya untuk mensortir mainan yang masih ingin dipakai atau langsung disimpan akan membuatnya merasa dihargai dan tidak membatasi kreativitasnya. 

5. Mengapresiasi Anak atas Kerja kerasnya.
 
Mengapresiasi anak merupakan hal yang krusial, hal tersebut membuat mereka merasa puas akan hasil kerja kerasnya, menumbuhkan kepercayaan dirinya dan juga merasa dihargai. 

Walaupun hasilnya tidak sesuai ekspektasi kita, kita bisa menyelipkan nasihat sambil mengapresiasinya. 

Alhamdulillah, di hari ke-2 tantangan lima belas hari zona 2 kelas Bunda Sayang ini, saya mencoba mengajak anak-anak merapikan buku-buku ke raknya. 

Dalam sekali ajakan mereka langsung menyambut positif, terutama si sulung yang kemudian dicontoh oleh adiknya. Melihat respon anak-anak yang begitu bersemangat membuat saya merasa bahagia dan bangga melihat si Abang yang sudah mulai bisa diandalkan. 

Tantangannya saya harus lebih sering mencontohkan bagaimana cara beres-beres yang saya kehendaki agar anak-anak meniru cara beres-beres yang sesuai. 


#harike2

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Tips Mengajak Anak Merapikan Mainannya

Kamis, 01 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak: Memakai Pakaian Sendiri

Alhamdulillah memasuki tantangan ke-2 kelas Bunda sayang. Tema kali ini adalah melatih kemandirian anak. 

Tantangan kali ini terasa sangat menantang, karena biasanya saya belum memberi lampu hijau untuk anak-anak merdeka belajar. 

Alasannya sederhana: saya belum siap. Entah terbiasa untuk melayani kebutuhan anak, atau belum siap menambah pekerjaan lain seperti jika anak makan berantakan, pakaian dan lantai kotor, atau belum mampu memanage emosi. 

Untuk hari pertama ini, saya melatih si sulung yang sekarang berusia 3 tahun, memakai pakaian sendiri. 

Saya melatihnya di hari pertama karena ini salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupannya. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi, si Abang lumayan lancar memakai celana dalam ataupun celana bagian luar, dia hanya sedikit kesulitan untuk merapikannya saja. 

Sedangkan untuk memakai baju, masih bingung mencari lubang untuk tangan dan menentukan bagian depan atau belakang pakaiannya. It's a good signal. ^^


Strategi yang saya terapkan diantaranya:

1. Melibatkan Allah dalam setiap aktivitas. Memohon dimudahkan dalam prosesnya, sehingga anak pun menikmati proses belajarnya sebagai sesuatu hal yang menyenangkan. 

2. Memanjangkan rentang sabar, karena semua yang akan dilatih kepada anak adalah hal baru bagi mereka. Bisa karena terbiasa. 

Hal yang terasa mudah bagi kita, belum tentu mudah juga bagi yang baru pertama kali melakukannya. Jadi sebagai Ibu saya berusaha bersikap supportif, mendukungnya dengan berusaha sabar. 

3. Memberikan instruksi yang jelas, dengan memperhatikan kaidah-kaidah komunikasi produktif, terutama KISS (keep information short and simple) dan intonasi. Jangan sampai ketika kita melatih si kecil kita malah menyakiti hatinya dengan kata-kata yang tidak perlu. 

4. Melakukan aktivitas tersebut di tempat yang kondusif, jauhkan dari hal-hal yang bisa mendistraksi anak seperti televisi, mainan, adiknya atau orang yang senang mengajaknya bercanda, dan sebagainya. 

5. Berlatih menggunakan pakaian yang sederhana terlebih dahulu, contoh kaos singlet, celana dalam atau pakaian-pakaian yang longgar, t-shirt, dan lain-lain. Setelah kepercayaan diri anak terbentuk, kita bisa menaikan level kesulitannya. 

Melihat perkembangannya yang bisa memakai celana sendiri saya sangat bangga, walaupun respon Abang masih sangat bingung, tapi dia excited dan juga bangga ketika saya memberikannya apresiasi berupa pujian. 


#harike1

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Continue reading Melatih Kemandirian Anak: Memakai Pakaian Sendiri

Kamis, 24 September 2020

Pantulan Warna Pelangi

Pantulan warna layaknya cerminan diri, sudah sampai di titik mana kita saat ini? 

Berkomunikasi adalah hal yang kita lakukan setiap hari. Tapi ternyata hal sesederhana bicara pun ada ilmunya. 

Komunikasi produktif adalah ilmu pertama yang kami pelajari di kelas Bunda Sayang, sekaligus materi yang paling saya tunggu. Karena kita membutuhkan komunikasi sebagai dasar kehidupan. 

Setelah melewati tantangan 15 hari kemarin, saya merasakan, bahwa dengan mendengarkan, maka suami akan bercerita. Tentang harinya, tentang kantornya, tentang teman kerjanya, hal-hal kecil yang ingin saya dengar tentangnya tanpa paksaan. 

Selama ini sepertinya saya terlalu mendominasi komunikasi kami sebagai pasangan dengan cerita "bagaimana hariku", berharap suami juga turut menceritakan harinya.

How was your day? Itu adalah kalimat yang selalu ingin saya dengar setiap sebelum kami beranjak tidur. Tapi menariknya kami jarang sekali melakukan pillow talk, berbicara dari hati ke hati. 

Oleh karena itu saya selalu bermurah hati menceritakan apapun tanpa diminta, jika tak bisa berbicara langsung, saya pun sering melakukan monolog dengan menchat suami walau seringnya tanpa balasan. Saya benar-benar suka bercerita tapi sangat tertutup kepada siapa pun kecuali suami.



Dari ilmu komunikasi produktif saya belajar, setiap komunikasi ada "timingnya", perlu melihat bagaimana keadaan hati suami, bagaimana keadaan fisiknya, kebutuhan apa yang saat itu beliau perlukan, dan pentingnya mengenali bahasa cintanya demi kelancaran berkomunikasi. 

Komunikasi produktif juga mengajarkan saya tentang betapa menantangnya berkomunikasi dengan anak-anak. Mereka yang selama ini belum bisa menyampaikan pikiran ataupun perasaannya. Ada satu kalimat yang begitu membekas bagi saya, 

"Mereka mungkin tidak memahami perkataan kita, tapi mereka tidak pernah salah mengcopy."

Hal tersebut benar-benar terefleksikan sempurna dalam diri anak sulung saya. Apa yang sering saya katakan padanya, dia contoh ketika berkomunikasi dengan adiknya. 

Hal tersebut membuat saya semakin berhati-hati, terutama dalam pemilihan diksi. Poin-poin yang disampaikan dalam mencapai komunikasi produktif benar-benar melatih berkomunikasi dengan makhluk kecil yang super unik ini. 

Betapa saya harus merendahkan diri demi setara dengan mereka dalam berkomunikasi, menatap matanya, menyampaikan pesan yang mudah dipahami secara ringkas dan padat. 

Bagaimana tentang menjaga intonasi ketika tanduk dan taring bermunculan ketika melihat tingkah mereka yang kreatif. Terutama kepada anak bungsu saya yang masih berusia 18 bulan. 

Setiap saya bicara, dia selalu menatap lama wajah saya, seolah sedang menerka emosi yang sedang saya rasakan. Jika wajah saya tak ramah, dia akan memanggil saya dengan nada khasnya "Ayaaah…" (Karena dia belum bisa memanggil Ibu, jadi semua orang yang ditemuinya dipanggil Ayah).

Atau kadang memukul wajah saya dan berteriak "eeeh…" ketika saya berakting marah sambil memelototkan mata. 

Tapi jika dia merasa wajah saya sumringah, maka dia langsung menyampaikan keinginannya, misal minta main ke luar atau minta dibacakan buku. Dia yang bisa ratusan kali bertanya, "apa ini?" Terkadang sangat menguji kesabaran. 

Tapi saya sadar otaknya sedang berkembang, dan keingintahuannya adalah sebuah proses dari perkembangan tersebut terutama dalam merekam kosakata dan proses latihannya berbicara. 

Sebagai orang tua terkadang saya terlalu banyak menuntut anak harus begini atau begitu, misal ketika anak-anak masih asyik bermain padahal sudah masuk jam tidur, di sini lah saya belajar, betapa siapapun baik anak-anak maupun orang dewasa sangat tidak suka diperintah, solusinya kita bisa menggantinya dengan pilihan. Atau bagaimana menggali emosi anak dengan pernyataan observasi bukan interogasi. 

Tapi dari semua itu hal yang paling menantang bagi saya adalah berkomunikasi dengan diri sendiri. Bagaimana cara untuk memaintenance pikiran agar selalu positif. Selama ini saya selalu percaya dengan law of attraction, ketika mood saya baik, hal-hal yang baik akan datang, begitupun sebaliknya. Ternyata kata-kata itu lah yang memberikan energi pada diri kita. 

Tantangan 15 hari ini memang sudah berlalu tapi pada praktiknya, kita akan selalu melakukannya sepanjang hidup kita. 

Memang tidak mudah untuk berubah tapi dengan kebiasaan yang terbentuk dari proses pembelajaran kita itulah yang akan membentuk pribadi kita. 

Semoga apa yang kita laksanakan tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tapi juga untuk pasangan, anak, dan orang-orang di sekitar kita. Semoga pesan kita lebih mudah disampaikan dengan ada komunikasi yang produktif, dan semoga kita bisa merespon kebutuhan pasangan maupun anak dengan bijak dan tanpa ngegas! 


Continue reading Pantulan Warna Pelangi