Otanjoubi Omedetou, abang...
Sebenarnya ultah abang jatuh pada 2 Maret kemarin tapi berhubung saya sedang PKL di Tasik, jadi kami menangguhkan pertemuan kami. Niat awalnya abang akan menjemput saya di Bandung dan mengantar saya di Majalengka, esoknya kami akan berjalan-jalan di Majalengka. Tapi planning itu pun gagal karena kebetulan Eka dan bang Iwan juga berencana ke Bandung dan ingin berlibur bersama ke kawah putih. Jadi kami menunda keberangkatan ke Majalengka.
Ternyata setelah ditunggu sekian lama ternyata mereka memutuskan untuk menginap di rumah temannya Eka kawasan kampung daun. Hhhh...
Esoknya sambil menunggu kabar dari Eka dan bang Iwan kami memutuskan untuk ke Tangkuban Perahu terlebih dahulu. Jam 6.00 kami berangkat dari kostan dan sarapan lontong kari di Gunung Batu. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Lembang via Setraduta, Sarijadi menggunakan motor. Abang memberikan kepercayaan penuh pada saya untuk mengemudikan motor sampai ke Tangkuban Perahu. Sempat nyasar di daerah Sarijadi alhamdulillah akhirnya kami sampai di daerah Bandung Utara. Kami mengikuti petunjuk jalan dan instruksi dari orang yang kami tanya (berhubung kami sama sekali belum pernah ke daerah ini).
[caption id="" align="aligncenter" width="768" caption="Sekitar area mushola dan tempat parkir"][/caption]
Sampai di gerbang utama kami langsung foto-foto tapi sayang fotonya ga kesimpen. Kemudian dari gerbang depan kami meneruskan perjalanan dan ngantri untuk membeli karcis, keadaannya cukup ramai walaupun masih pagi. Tiket masuknya yaitu Rp 17.000/orang dan tiket masuk kendaraan Rp 5.000 untuk sepeda motor.
Perjalanan menuju kawah masih jauh dari tempat awal membeli karcis. Sepanjang perjalanan itu, kita bisa melihat betapa hijaunya pemandangan di sana. Semua dikelilingi oleh pepohonan. Di tengah jalan kami menemukan plang bertuliskan kawah (lupa namanya) tapi orang-orang yang istirahat di sana menginstruksikan kami untuk terus jalan. Akhirnya kami jalan terus dan welcome! Kami sampai dan langsung kebelet pipis. Udaranya segar sekali dan bbbrrrrrr....
Tangkuban perahu yang terkenal dengan Legenda Sangkuriang ini memiliki tinggi 2.084 meter. Kawah menjadi spot paling banyak digandrungi untuk foto-foto.
Saya dan abang berjalan bergandengan menyusuri setiap senti dari jalan setapak di Tangkuban Perahu. Di sini banyak sekali pedagang yang dengan ramahnya menawarkan dagangan mereka. Ada jagung bakar, pop mie, kopi, dan lain sebagainya. Kami tidak sempat mampir di warung karena perut kami masih dalam keadaan penuh setelah diisi lontong kari. Jadi kami hanya menghabiskan waktu untuk berjalan, foto-foto ketika melihat spot yang menarik dan bercerita riang selayaknya sepasang kekasih. Senangnya menjadi muda, dan senangnya bisa merasakan cinta. ^^
Kami pulang sekitar jam 9.30 dan ternyata ditagih lagi uang parkir motor Rp 5.000. Menjelang siang keadaan menjadi sudah sangat ramai, kemacetan pun tak bisa dihindari. Banyak mobil berlalu lalang ditambah pengemudi sepeda motor yang tidak mau tertib. Jadi kalau mau ke Tangkuban Perahu usahakan datang pagi deh, jadi niat refreshing kita bisa terkabul dan ga terjebak macet :)
Posted from WordPress for Android
0 komentar:
Posting Komentar