Selasa, 05 Juli 2011

Pengalaman Medical Check-Up

Hari ini saya baru saja menjalani suatu proses pengecekan kesehatan secara menyeluruh yang biasa disebut medical check-up di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 

Adapun kegiatan ini dilakukan sebagai proses terakhir dalam seleksi penerimaan Mahasiswa baru Poltekkes Kemenkes Bandung. 

Sebelumnya sudah dilakukan tes tulis, karena saya mengambil Jurusan Analis Kesehatan (sekarang ATLM/Ahli Teknologi Laboratorium Medik) jadi saya tidak perlu mengikuti test psikotes dan interview seperti juruan kebidanan dan keperawatan.
Saya berangkat dari rumah yang beralamat di Kasokandel, Majalengka pukul 03.00 pagi naik motor dengan Ayah. 

Jalanan masih lengang, kami berdua menyatu dengan angin menghempas rasa dingin yang menggigit kulit.

Saya tiba di Rumah Sakit tersebut pukul 05.42 WIB, sementara pemeriksaan baru dimulai pukul 07.00 WIB. 

Kami langsung memburu toilet tapi karena tidak ketemu, akhirnya kami bertanya ke bagian informasi. Ternyata toiletnya berada di lantai satu sebelah kiri ATM. 

Biasanya sebelum pemeriksaan pasien diharuskan menyelesaikan masalah administrasi di loket, tetapi karena antrean yang panjang, masalah administrasi tersebut dilaksanakan secara kolektif di ruang medical check-up unit. 

Kami menyerahkan surat pengantar yang disediakan pihak poltekkes ketika daftar ulang. Biaya pemeriksaannya Rp 213.000,00.

Setelah prosedur administrasi selesai, tibalah saya harus mengikuti serangkaian medical check-up yang telah ditetapkan:

1. Test Darah

Saya harus naik ke lantai empat menuju ruang Laboratorium. Saya terakhir mendapati jarum suntik menyentuh kulit saya ketika kelas II SD. 

Setelah diambil darah, mata saya berkunang-kunang, telinga saya menuli, kaki seolah berhenti menginjak bumi. 

Saya berpegangan pada tembok berusaha menormalkan keadaan saya. Tapi sia-sia. 

Untungnya ada kenalan baru yang baik banget namanya Fitri Andriati Indah Gustaman (Fitri AIG) dia menuntun saya menuruni 20 anak tangga untuk kembali ke lantai dasar. 

Sampai di lantai dasar setelah beberapa menit saya kembali normal. 

2. Test Urine

Sebelumnya saya diwajibkan berpuasa dari jam 10 malam s.d. test berakhir. Ternyata urine yang saya hasilkan bening sedikit kuning.

3. Test Rontgen

Kami masuk ruang radiologi di lantai satu. 

Di test ini, saya disuruh telanjang dada (memakai pakaian yang disediakan) dan melepas semua perhiasan lalu menghadap dan mendekatkan tubuh ke alat rontgen. 

Saya disuruh menarik napas, menahannya, dan bernapas normal kembali.

4. Pengukuran Tekanan Darah

Testnya dilakukan di ruang yang awal, ruang medical check-up unit. Hasilnya 100/70.

5. Pengukuran Berat Badan

Hasilnya berat badan saya 45 kg dan tinggi 158 cm. Berat badan saya nambah 2 kg. Sebelum test kesehatan saya memang benar-benar memperhatikan menu makanan dan rajin minum susu.

6. Test Mata

Test buta warna saya ditunjukkan angka-angka yang dirangkai dari beberapa warna. Temponya cepat sekali. 

Kemudian entah dari jarak berapa meter saya dijejali huruf-huruf kecil sambil menutup mata kanan dan mata kiri secara bergantian. 

Alhamdulillah saya normal (sepertinya). Saya sudah was-was karena saya seringkali menulis sambil tengkurap atau membaca sambil tiduran (kebiasaan buruk yang susah dihilangkan). 

Ada seorang teman yang juga mengikuti tes, mata kanannya minus dua, mata kirinya plus setengah dan silindris. Dia harus diajukan ke Cicendo baru bisa melanjutkan test. 

7. Test Gigi

Saya hanya disuruh membuka mulut lebar-lebar. Dan gigi saya lengkap. 

8. Test Umum

Dokter bertanya tentang riwayat kesehatan saya, keluhan yang sekarang dirasakan, apakah ada turunan penyakit jantung, darah tinggi, epilepsi, dan sebagainya. 

Kemudian saya disuruh berbaring dan ibu dokter memeriksa mata, mulut, dan lidah saya. Lalu sambil menarik napas, dokter menempelkan stetoskopnya di dada saya.

Hanya 8 point di atas yang dicheck. Saya bersyukur tidak ada test keseimbangan berjalan, soalnya seluruh badan saya sedang pegal-pegal. Selama 3 hari berturut-turut saya dipaksa olah raga.

Baru kali ini saya melaksanakan medical check-up yang lengkap seperti ini, mudah-mudahan hasilnya tidak mengecewakan dan saya bisa diterima di Poltekkes. Aamiin.

10 komentar:

  1. "kenalan baru yang baik banget" thank you so much. I know I am really kind. haha
    ralat, bukan @fitri_ag tapi @fitri_aig. ^_^"

    BalasHapus
  2. iya deh emang baik kekeke
    iia bu, siap diralat :D
    maaf yaa hihi

    BalasHapus
  3. RS.immanuel q abis 420rb.. :( mhal nyesel gk ke hasan sadikin,lumayan sisany bli nasi padaaang...

    BalasHapus
  4. Ka kalo matanya minus emng ga boleh? kira kira lulus gak yah? terus juga kriteria penilaian gigi nya harus yang kaya gimana aja ?

    BalasHapus
  5. Boleh kok, temen saya ada yang pakai kacamata tapi lulus. Kalau untuk gigi ga dicek ko.

    BalasHapus
  6. Oh emang jalan sendiri ga diarahkan dari kampusnya?

    BalasHapus
  7. Ka, mau tanya. Apa benar ada tes keperawanan gitu? Sampe-sampe harus telanjang bener-bener telanjang itu benerkah? Makasih :)

    BalasHapus
  8. Pas di rontgen gadikasih baju khusus? Atau bener bener buka atasannya tanpa dikasih baju khusus?

    BalasHapus