Jumat, 13 Januari 2012

Ujian Yang Tiada Kunjung Akhir

"Cintaku berakhir di Januari...," sebagian petikan lagu dari Glenn Fredly. 

Kalau dia menggalau karena cintanya yang berakhir di Januari, sedangkan aku menggalau karena UAS yang tiada kunjung Akhir di bulan Januari. 

Di saat kampus lain menikmati panjangnya liburan, kami menikmati panjangnya waktu UAS. 10 mata kuliah dalam waktu 2 minggu dan 1 minggu ujian praktek. Oh, Dear...
Panjangnya waktu ujian ini disebabkan karena hanya 1 mata kuliah yang diujiankan setiap harinya. 

Sebenarnya hal ini hal yang menguntungkan karena bisa fokus pada satu mata kuliah, dan mungkin bisa mencapai pemahaman yang lebih maksimal jika dibandingkan harus menghadapi beberapa bahan ujian sekaligus dalam sekali waktu. Tapi tetap saja ada perasaan kesal.

Satu hal yang menguntungkan di kampusku adalah sangat bermanfaatnya warisan dari kakak tingkat. 

Warisan tersebut tidak hanya sangat membantu tetapi juga bisa dijadikan tolak ukur mengenai tipe-tipe soal yang mungkin keluar ketika UAS. 

Dan aku sangat berterimakasih kepada Teh Fany yang sudah memberikan warisannya. Jasanya pasti akan selalu aku ingat hehehe.

Alhamdulillah. Satu minggu telah berlalu tapi masih ada dua minggu lagi waktu ujian. Kalau direview ternyata masih banyak hal yang belum aku kuasai dengan maksimal.

1. Bahasa Indonesia, tipe soal pertama adalah pilihan ganda berjumlah 5 butir berisi materi tentang padanan kata.

Kemudian bentuk essay berisi tentang materi surat resmi, kalimat efektif, Karya Tulis Ilmiah, mengarang, dan membuat essai. 

Aku sedikit kesulitan untuk menentukan pola kalimat dalam kalimat efektif, mengarang contoh paragraf eksposisi tentang Pola Hidup Sehat, dan entah kenapa mendadak bingung ketika disuruh membuat sebuah kata pengantar KTI. 

Geli sekaligus sebal, kata pengantar bukan hal yang aneh di lingkungan perkuliahan tapi mendadak materi tersebut kabur, aku seolah kehilangan semua kumpulan vocab dan malah bertanya-tanya "Apakah dalam Kata Pengantar ada kalimat pembuka seperti salam?" Oh Dear... konyol!

2. Kimia Fisika, tipe soal pertama adalah menjodohkan sebanyak 20 butir.

Sedangkan tipe kedua berbentuk essai sebanyak 10 soal mengenai koloid, ekstraksi, dan kromatografi. 

Dalam soal menjodohkan ada beberapa soal yang membuat kepalaku sedikit berputar, bayangkan salah satu contoh soalnya seperti ini "Pengolahan lateks..." apa maksudnya? 

Untuk essai, aku lupa mengenai kelebihan pemisahan dengan cara ekstraksi jadi aku menjawab kelebihan pemisahan dengan menggunakan kromatografi, padahal jelas beda! 

Untuk materi Kromatografi, aku lupa pengertian fasa diam, kromatografi yang dilakukan untuk analisa kualitatif & kuantitatif, dan alat-alat kromatografi (hanya menjawab dengan uraian gambar tanpa keterangan). Sucks!

3. Pendidikan Agama Islam, materinya luar biasa banyak. 

Tapi ketika ujian ternyata hanya 7 soal yang keluar dan kami hanya diharuskan menjawab 5 dari keseluruhan soal. 

Materinya adalah tentang paradigma Barat mengenai hubungan Iptek dengan agama dan ilmu klasifikasi dalam Islam menurut Al-Ghazali, pengertian akhlak menurut para ahli dan pembagian akhlak, Ijtihad, bukti kemurnian Al-Qur'an, Kasus global seperti Bank ASI, nikah antar agama, Penyimpangan Aqidah yang dilakukan oleh kaum Ahmadiyah, dan kaum yang dipimpin oleh Lia Eden, Iman kepada Malaikat.

4. Kimal (Kimia Analitik), tipe soalnya pilihan ganda sebanyak 40 butir dan Essai 2 buah soal (belum termasuk anaknya). 

Materinya adalah tentang identifikasi Anion dan sedikit tentang Kation. 

Mungkin yang aku tahu, jawaban yang kurang tepat adalah Essai (yaitu reaksi identifikasi antara Besi (III) klorida dengan tiosianat dalam keadaan asam klorida. 

Awalnya sedikit ceroboh aku hampir menuliskan reaksi Besi (III) dengan tiosulfat, tapi untungnya menjelang detik-detik terakhir, mataku kembali menemukan keawasannya. 

Ketika selesai ujian, soal tersebut didiskusikan dan menurut salah seorang teman yang memang menguasai kimia analitik, katanya reaksi akhirnya adalah Fe(CNS)3 + xCl2 sedangkan jawaban aku adalah Fe(CNS)3 + xCl^-. Wallahualam bishshawab.

5. Dan yang terakhir di minggu ini adalah Instrumentasi. 

Matkul yang merupakan puncaknya kegalauan. Bahan Materinya tidak mudah terbaca karena merupakan tulisan otentik dari dosenku tercinta, "mama Ning". 

Jujur selama satu semester kemarin setelah UTS, aku samasekali tidak mengerti apa yang disampaikan oleh "mama".

Pertama, suara beliau kian lembut sampai tak terdengar, kedua, buku pegangan diberikan setelah semua materi tersampaikan.

Jadi kami tidak bisa mempersiapkan materi setiap sebelum kuliah dimulai. Tapi Alhamdulillah, aku hanya sedikit keliru dalam soal "modifikasi immunodiffusion", malah tertukar dengan reaksi yang ada dalam gel. 

Kemudian materi tentang "kapan kita harus melakukan immunoelectrophoresis?" 

Seharusnya aku hanya tinggal menjawab aplikasi dari immunoelectrophoresis, tapi entah kenapa aku bimbang saat itu dan malah menulis jawaban yang lain. 

Dan terakhir adalah mengenai soal "kenapa kita harus menambahkan gambar hasil densitometer dalam diagnosis elektroferogram?" (sedikit lupa tentang soal terakhir ini). Yah, semoga hasilnya tidak mengecewakan. amin.

Masih ada dua minggu lagi, mudah-mudahan Allah memberi kemudahan dalam memahami materi yang akan diujiankan dan aku bisa mengerjakan soal-soal dengan lancar. aamiin. 

Aku akan membayar semua waktu yang hilang terbuang karena kegalauanku di awal waktu pertama masuk kuliah. 

Yang masih belum ikhlas menerima takdir bahwa aku tidak berada di tempat yang aku inginkan. 

Mulai detik ini, biar malaikat mencatat niatku, aku akan membayarnya! Aku akan kembali memupuk ambisiku yang kian meredup selama beberapa tahun terakhir. Semoga Allah meridhoi. aamiin.

1 komentar:

  1. Semangat, ka! Aku aja huff tawakal aja. Kita angkatan percobaan, kurikulum baru dengan SKS yang lebih sedikit tapi nyaris ga ada yang sama soal2nya dari tahun2 sebelumnya -__- Harus bener2 ekstra perjuangannya

    BalasHapus