Jumat, 06 Januari 2012

Impian atau Khayalan?

Dream Board...

Papan Impian...

Ya, saya berhasil membuatnya setelah berjam-jam berkutat dengan lappie.

Di papan impian saya menulis:

1. Went to Poltekkes Kemenkes Bandung

Saya berharap lulus tepat pada waktunya yakni selama 3 tahun karena D III jadi di sini sistem sks-nya paket dan tidak bisa mengambil SP. IP ini merupakan harga diri seorang mahasiswa menurut saya. Saya berharap bisa mendapat IP > 3,5 amin.

2. Kerja sebagai PNS

Lulus dari Poltekkes saya berharap bisa menjadi PNS, walaupun gajinya pas-pasan, tapi merupakan yang profesi paling stabil karena PNS adalah kuli bulanan yang dibayar perbulan dengan harga yang tetap.

3. S1

Setelah bekerja minimal satu tahun saya berencana melanjutkan S1. 

Kenapa tidak melanjutkan D IV? Pertentangan dalam benak saya begitu kompleks, sedangkan pemahaman saya mengenai S1 & D IV masih sangat sempit.

Jadi dalam sketsa tersebut saya memilih S1 karena menurut pandangan saya D IV mungkin lebih unggul dalam hal teknis, sedangkan S1 lebih unggul dengan hal-hal teoritis. 

Ketika melanjutkan study ke program magister, S1 tidak akan kesulitan untuk menentukan program yang akan diambil karena sudah ada peminatan.

Sedangkan D IV masih mempelajari konsep secara umum. Kalau untuk mengejar pekerjaan mungkin D IV adalah pilihan yang tepat, tapi saya berniat mengejar program magister.

Saya tidak ingin kerja di lab, saya ingin menjadi dosen. Namun sampai sekarang masih belum tergambar minat saya kemana. Seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya wawasan saya, mungkin semua akan lebih terarah dan terkonsep.

Dan tempat yang saya pilih untuk menerusan program Sarjana adalah Universitas Indonesia jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

3. See my lil brother grow up

Adik, dia adalah prioritas utama saya. Beban sebagai anak cikal membuat saya terpanggil untuk melihatnya tumbuh dan berkembang. 

Saya masih belum bisa melihat minat dan bakatnya tapi dari kesehariannya yang senang berjam-jam menghabiskan waktu di depan komputer mengotak-atik hal-hal sepele yang saya tidak berpikir untuk mengopreknya, mungkin saya akan mengarahkannya untuk mengambil study di smk jurusan yang berhubungan dengan ilmu komputer.

4. Menikah

Setelah saya sukses dengan program sarjana dan menenteng gelar sebagai PNS, mampu membiayai pendidikan adik saya, saat itulah waktu yang tepat untuk mengikuti sunah Rasul (tentunya setelah ada pasangan yang menyambut). 

Sebenarnya dalam Islam kita dianjurkan memilih ikhwan karena 4 kriteria yaitu karena hartanya, karena parasnya, karena keturunan, dan karena agamanya (tapi yang didahulukan dari yang terakhir disebut). 

Namun, lahiriah sifat manusia yang tidak pernah puas, begitupun saya, maka saya berdo'a, berharap Allah memberi saya seorang suami yang cerdas, dia harus lebih pintar dari saya, dia memiliki minimal satu keahlian yang benar-benar dia kuasai.

Dia tidak gaptek dan untuk menyeimbangkan tuntutan zaman dia sedikitnya menguasai English. 

Dia memiliki jiwa entrepreneurship (bukan tipikal orang yang ongkang-ongkang kaki di atas harta orang tuanya, bukan orang yang gengsi apabila menjalani profesi yang gajinya kecil atau profesi yang mungkin bagi sebagian kecil orang dianggap remeh). 

Dia memiliki idealisme yang sama ataupun kalau tidak dia mengahargai idealisme saya dan tidak memaksakan idealisnya sendiri. 

Dia setia, bertanggungjawab, dan supel. (saya pernah membaca dalam sebuah novel yang berjudul "Hanya Cinta yang Bisa" menyebutkan tidak ada yang bisa dipegang dari seorang laki-laki kecuali kesetiaan dan tanggungjawabnya). :)

Sesempurna apapun tidak ada manusia yang sempurna, calon suami saya nanti yang terpenting adalah dia mampu menarik hati orang tua saya untuk memberikan do'a restunya kepada kami dalam menjalani hubungan. Restu Allah bersama restu orang tua :)

Dan mungkin ini yang paling terdengar konyol atau egois mungkin. saya berharap suami saya tidak berkecimpung di dunia pendidikan atau militer. 

Memang mereka yang terjun dalam dunia pendidikan (katakanlah guru) bisa disebut berjasa dengan mencerdaskan anak bangsa, mereka juga bisa tampak lebih muda dari umur mereka seharusnya tapi ada trauma tersendiri yang tak bisa dijelaskan mengapa saya tidak menyukai mereka yang bergerak dalam profesi penghapus kebodohan tersebut.

Saya berharap dia bisa menjadi imam untuk saya dan anak-anak kami kelak. Dia punya banyak waktu untuk keluarga, bukan orang yang workaholic. 

Dia seseorang yang menyukai seni, orang yang tidak malu menunjukkan kecintaannya terhadap saya dengan mengekspresikan sikap yang romantis.

Wow! seolah baru terbangun dari mimpi, saya lupa untuk bercermin. saya mencoba menjadi wanita yang baik demi mendapatkan lelaki yang baik pula, insya Allah, amin.

5. Memiliki Anak

Setelah siap menempuh bahtera rumah tangga, seorang wanita juga harus siap untuk hamil. Seorang wanita tidaklah merasa lengkap apabila tidak bisa memiliki momongan. 

Semoga Allah memberi saya rahim yang subur, rahim yang mencetak keturunan yang membanggakan amin. 

Saya berharap memiliki 3 orang anak, walaupun tidak sesuai dengan anjuran pemerintah yakni dua anak cukup.

Tapi dari dulu saya bercita-cita memiliki 3 orang anak, dan dua di antaranya adalah kembar amin. Anak pertama adalah anak kembar laki-laki dan yang terakhir adalah anak perempuan. 

Dengan bekal pengetahuan tentang kesehatan mudah-mudahan hal tersebut bisa terealisasi, semoga Allah meridhoi amin.

Kelak pendidikan anak saya adalah nomor satu, tapi saya tidak mengharapkan pendidikan yang sekuler dan mengutamakan akademis. 

Kami sebagai orang tua khususnya saya harus menjadi madrasah bagi anak-anak kami. Oleh karena itu saya mengharapkan suami yang punya banyak waktu untuk keluarga, untuk mencintai istrinya, untuk melihat tumbuh kembang putera-puterinya :)
Uang bisa dicari, tapi waktu tak dapat dibeli - Victor Asih

6. Memiliki Tanah yang Luas

Saya bercita-cita memiliki tanah yang luas. Deksripsinya adalah untuk berikut di bawah:

a. Membangun Rumah

Terinspirasi oleh Dik Doang, saya ingin memiliki tanah yang bisa dibangun rumah untuk keluarga kecil saya, rumah untuk orang tua saya, dan rumah untuk mertua saya. 

Jadi kelak orang tua dan mertua saya tidak perlu berada jauh dari anak dan cucu-cucunya, saya tidak mungkin membiarkan orang tua dan mertua saya merasa kesepian di hari-hari tuanya.
Tidak ada yang lebih menyakitkan selain menjadi yang terlupakan dan mendapat penolakan.

b. Membangun Sekolah

Masih terinspirasi oleh Dik Doang, saya ingin membangun sebuah sekolah yang kurikulumnya saya sendiri yang membuat. 

Sekolah itu terletak di antara 3 rumah yang saya bangun tadi. Konsepnya sekolah tersebut berbasis IT, multilanguages, seni, dan olah raga. 

Sekolah tersebut insyaa Allah saya buat gratis untuk anak-anak asuh saya (mereka yang kurang beruntung dalam hidupnya). 

Sekolah ini ditekankan lebih mengasah soft skill dari anak-anak.

c. Memiliki sawah

Sawah adalah aset. Dan saya ingin meluluskan mimpi orang tua saya untuk memiliki sawah yang luas. Ayah saya adalah seorang Extensioner Engineering. Semoga hal ini bisa menjadi kado untuknya bila beliau menginjak masa pensiun amin.

7. Membangun Sekolah

Nah, kalau sekolah ini berbasis akademis, saya bercita-cita membangun sekolah dari tingkat kanak-kanak sampai lanjutan bahkan kalau memungkinkan sampai sekolah tinggi amin.

8. Membangun Laboratorium dan Toko Alat-alat Kesehatan

Karena dasar saya adalah seorang Analis kesehatan yang kelak akan terjun ke lab, maka saya bermimpi untuk membangun sebuah lab sendiri, sehingga saya tidak perlu terjun langsung. Di sini semoga saya bisa menyelamatkan banyak jiwa sehingga mengurangi mortalitas di negara kita.

9. Membangun Rumah Kost

Maraknya pabrik konveksi, roti, rokok, dan lain-lain di daerah saya membuat hati saya tergerak untuk membuat rumah kost. 

Belum lagi sekarang di daerah saya sedang dibangun bandara internasional, otomatis tempat penginapan akan sangat menjanjikan. 

Tapi saya akan memberi kedaulatan penuh terhadap bisnis ini untuk ibu saya. Saya hanya akan bergerak sebagai pemilik modal namun yang menjalankannya adalah ibu saya (supaya mamah panjang umur dengan adanya aktivitas di masa tua, dan terhindar dari penyakit Alzheimer) amin.

10. Honeymoon

Di segenap aktivitas yang menggunung, pasti akan ada kejenuhan, untuk mengatasinya saya ingin menjadi seorang traveler amin. 

Dan tempat pertama yang ingin saya kunjungi adalah France (yang menurut saya adalah tempat paling romantis di dunia), saya berdua dengan suami honeymoon ke sana. 

Selain untuk menghilangkan kejenuhan, juga untuk menjaga keharmonisan kami sebagai pasangan amin :)
I Love and I am Loved Back

11. Menjadi Entrepreneur

Pernah baca artikel "Nikmatnya Jadi Pengangguran" karya Victor Asih? kalau belum anda pasti rugi, jadi buruan browsing dan dapatkan banyak ilmu dari atikel yang sangat inspiratif tersebut :)

12. Pergi ke Tanah Suci

Deretan impian saya di atas terkesan sangat bersifat keduniawian, saya tidak mau menjadi orang yang bersifat hedonis.

Oleh karena itu saya bertekad suatu hari saya dan keluarga saya harus berada di tanah suci, melaksanakan ibadah haji, mencium Hajar Aswad, mengobati segala kerinduan untuk berada di Rumah-Nya, memenuhi panggilan-Nya, dan menyempurnakan Rukun Islam. aamiin.

Untuk mencapai semua impian itu diperlukan sebuah langkah awal, maka dari itu focus on success sejak sekarang!
Jangan Pernah Takut untuk Bermimpi - Yasir Amarullah

Semoga Allah mengabulkan dan memudahkan kita dalam meraih semua asa kita amin :)
Get your own dream board to help you gaze at your future easier.

 

2 komentar:

  1. Luar biasa, masih muda namun impiannya sangat mulia....
    sebuah kebetulan sekali kamu bergerak dibidang kesehatan, semoga ini bisa sebagai jembatan kamu untuk mencapai kesuksesan tersebut dengan membantu org banyak menjadi lebih sehat. perkenalkan saya wijaya kusuma dan berikut ini blog saya http://asia4life.blog.com
    semoga informasi ini bermanfaat bagi banyak orang, bila kamu blm membutuhkan silahkan share dgn yg lain mungkin ada yg membutuhkan. Terima kasih

    BalasHapus
  2. Luar biasa. Setelah setahun, bagaimana perkembangannya dengan impiannya?

    Saya doakan segera bisa terwujud, jika sampai hari ini masih belum.

    BalasHapus