Jumat, 03 Agustus 2018

Firasat Kehamilan

Firasat memang susah untuk diabaikan. When test pack told me a negative result, i kept thinking that i am pregnant.

Di penghujung Mei 2018, saya kembali menstruasi untuk pertama kalinya setelah sekian lama dari sejak hamil yang pertama. Biar saya jelaskan lebih dulu, bahwa saya dan suami sebenarnya berkomitmen hendak menjaga jarak kehamilan. Mengingat saya melahirkan anak pertama secara sectio caesar, yang amannya minimal 2 tahun setelah operasi yang pertama. Tapi kami memutuskan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi karena khawatir akan berpengaruh pada ASI (saya bercita-cita memenuhi hak anak pertama dengan mengASIhi sampai 2 tahun).

Kami menggunakan perhitungan masa subur menggunakan kalender sebagai KB alami. Tapi di tanggal krusial, kami out of control. It's okay, saya pikir memenuhi kebutuhan suami adalah tanggungjawab istri daripada saya berdosa.

Singkat cerita, setelah hari Raya Idul Fitri, saya mengalami pusing yang hebat. Saya cek tekanan darah, OK. Saya periksa kolesterol, OK. Semua OK, tapi kenapa saya masih sering pusing? Hb. Apakah Hb saya rendah? Jika ya, apa penyebabnya ? Apa saya hamil ? Tapi baru seminggu setelah berhubungan, sudah bisa terlihat tanda-tanda kehamilan kah? Dari situ, saya mulai browsing, tentang tanda-tanda kehamilan dini.

Tanggal 25 Juni, keluar bercak darah setitik. Saya optimis bahwa saya hamil. Kemudian saya test pack, dan hasilnya negatif. Tapi firasat saya mengatakan bahwa saya hamil. Saya berpikir, mungkin kadar HCGnya masih sedikit jadi hasilnya negatif. Menjelang akhir bulan Juni, saya terserang mual, dan kembali keluar bercak darah, tapi bukan tanda hendak menstruasi. Saya kembali melakukan test pack dan hasilnya negatif.

Mungkin hanya masuk angin, saya tak ambil pusing lagi. Tapi gejala perut kembung, sendawa terus, badan pegal, seperti awal kehamilan yang pertama. Saya menjalani hari-hari seperti biasa. Tapi makin lama, mual semakin hebat, dan juga disertai pusing.

Tanggal 30 Juli, hasil test pack menunjukkan dua garis merah. Bingung antara senang dan sedih. Tapi suami mensupport bahwa kami harus bersyukur karena ini rahmat dari Allah. Ya, mungkin kehamilan kedua ini akan lebih banyak perjuangan dari kehamilan yang pertama, tapi semoga kita kuat, ya, nak ! Ibu akan berjuang, kamu pun harus mensupport ibu!

Kelak, ketika amal ibadah ayah dan ibu sudah terputus, kalian, anak-anak ayah dan ibulah yang menjadi harapan kami. Semoga menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Jalan apapun yang kita lewati nanti, ingatlah, bahwa ayah dan ibu sangat mencintai kalian, lebih dari diri kami sendiri, dan kami terus mengupayakan apapun yang terbaik untuk kalian.

Salam sayang ayah dan Ibu untuk Habibi (12m) dan calon adik Habibi (6w).

0 komentar:

Posting Komentar