Saya bukan tipikal orang yang ambil pusing dengan selentingan orang-orang. Cuma ada beberapa komentar yang terasa menggelitik. Contohnya:
"Tuh, dia kerja di Cikarang, pulang bawa mobil."
"Kerja bertahun-tahun di Jakarta, gaji gede, udah bisa beli apa?"
"Masa sih gaji di Pro*** ga bisa nyicil rumah?"
Wajar sih, jika orang bertanya-tanya pasalnya, jikalau orang yang pulang kampung, mereka biasanya bermetamorfosa menjadi sangat cantik, sedangkan saya masih sama tak bermake up hanya lebih terawat saja dibanding dulu.
Saya tak memakai barang high brand. Hp xi**mi, tas KW, sepatu yang biasa dipakai sehari hari sepatu karet, bahkan kalau ada barang saya yang ori pun orang-orang gak akan tahu. Saya lebih sering pakai gamis untuk bepergian atau kaos santai kalau di sekitar rumah. Jarang liburan (atau posting tentang jalan-jalan). Yah, pokoknya tidak bisa terlihat enak lah oleh orang lain.
Saya punya prinsip, saya hidup demi kepentingan saya dan keluarga, bukan demi pengakuan orang lain. Jadi, mengapa saya harus bersusah payah hanya untuk terlihat "wah" di mata orang lain?
Setiap orang punya prioritas yang berbeda. Orang yang disebut bisa bawa mobil pas pulang kampung, wajar karena kebetulan dia memang butuh, anaknya 4, repot sekali membawa banyak anak jika menggunakan kendaraan umum. Sedangkan saya? Kerja di Jakarta membayangkan macetnya saja, rasanya ogah sekali ke kantor naik mobil. Belum lagi tak ada garasi, mau disimpan dimana ? Dan lagi mobil itu benda mati, barang yang harus dirawat dan diberi makan, tak menghasilkan uang jika hanya dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Kerja 3 tahun lebih di Jakarta, sudah bisa beli apa? Pencapaian saya selama ini tidak berupa barang atau sesuatu yang real. Bisa menyisihkan separuh gaji untuk orang tua dan hidup sederhana, tanpa foya-foya merupakan sebuah pencapaian besar bagi saya. Dan bonusnya, tahun ini Alhamdulillah bisa mendaftarkan orang tua pergi naik haji. In syaa Allah tahun depan saya dan suami menyusul mendapatkan porsi keberangkatan. Aamiin.
Dengan gaji saya dan suami, apa kami tidak sanggup nyicil rumah? I want to live happily without debt. Biarlah kami tabung dulu baru beli daripada beli dulu baru cicil. Memang pertimbangan harga tanah akan terus naik, belum lagi kebutuhan ke depan, seiring anak beranjak besar akan semakin bengkak. Tapi kami percaya, Allah akan selalu memberi jalan bagi Hamba-Nya yang berusaha dan meminta pertolonganNya.
Jadi, kerja di Jakarta udah dapat apa? Banyaaaaaak. Yang jelas ada banyak target yang masih saya kejar, tapi saya tak harus memberi laporan kepada tetangga ataupun orang yang nyinyir terhadap saya kan?
0 komentar:
Posting Komentar