Disclaimer: Ini adalah pengalaman pribadi Ibu rumah tangga dengan 2 anak dan 1 balita tanpa ART juga pengasuh, tidak menggeneralisir profesi tertentu.
Beberapa hari yang lalu dapat pertanyaan seperti itu, "Lebih suka kerja di kantor atau jadi IRT?"
Bingung ya, jawabnya. Tapi yang jelas, menjadi IRT jauh lebih berat dan lebih capek.
Kenapa?
Menjadi Ibu Rumah Tangga berbeda dengan bekerja di kantor yang memiliki jam kerja. Ada akhir yang dinanti oleh setiap pekerja kantoran. Sedangkan IRT mengulang siklus yang sama setiap hari.
IRT tidak bisa cuti. Suami bekerja, jauh dari keluarga besar, walaupun sakit atau merasa burn out pun, life must go on.
Pekerja kantoran cenderung memiliki teman yang sefrekuensi. Selama budaya kerja di kantor sehat, bekerja menjadi hal yang menyenangkan. Mengobrol ringan di sela-sela kerja, atau istirahat.
Sedangkan IRT, satu-satunya teman dekat adalah suami (khususnya bagi introvert sepertiku), sayangnya suami berangkat pagi pulang malam, momen yang mahal sekali bisa deep talk atau pillow talk, karena seringnya kelelahan sepulang kerja.
Ketika bekerja, kami memiliki jobdesc yang jelas. Sedangkan setelah menjadi Ibu rumah tangga, rasanya serabutan, hampir semua pekerjaan rumah dikerjakan.
Ketika lelah atau suntuk dengan kerjaan atau suasana di rumah, pekerja kantoran lebih mudah mendapatkan teman untuk hang out, untuk menetralisir mood. Sekedar ngopi, atau makan di cafe favorit sambil bercerita.
Pekerja kantoran lebih bisa mengapresiasi diri dengan merawat diri, berdandan, mengenakan pakaian yang rapi. Sedangkan Ibu rumah tangga, memakai daster buluk dan bau keringat.
Bisa punya penghasilan sendiri tanpa bergantung pada suami. Bisa support keluarga sendiri tanpa harus merasa tidak enak, karena bukan uang pribadi.
Banyak yang bilang sawang sinawang, pekerja kantoran menginginkan menjadi ibu rumah tangga, menginginkan bonding dengan anak-anak, melihat langsung pada setiap moment pertama anak-anak.
Ya, menjadi Ibu rumah tangga sebenarnya tidak seburuk itu. Hanya saat ini, aku merasa sedang kewalahan.
Pasti ada masa anak-anak tumbuh besar dan kita rindu pada saat ini. Tapi jujur menjalani masa sekarang lebih menguji kesabaran dibanding mendapatkan motivation quotes.
Aku hanya berharap, semua lelahku, menjadikan anak-anakku menjadi anak sholeh dan sholehah, qurrota 'ayun, selalu dirahmati Allah Swt, dan juga sukses baik di dunia maupun di akhirat nanti.