Senin, 23 Juni 2014

Tugas Informatika Poltekkes

Beberapa jam yang lalu merasa gaptek KW 1. Ceritanya saya sedang memplot data ke dalam bentuk grafik di excel. Tapi anehnya grafik yang terbentuk
hanya berupa titik dengan absis 0. Begitu berulang-ulang. Kebetulan lama tak bercengkrama dengan program
office yg satu ini, saya jadi tidak begitu confident. Kepala yang memang sudah pening sedari pagi, terasa semakin berat. Dia terus bertanya-tanya. Apa
yang berbeda? Apa yang salah?
Pengaruh Excel 2010 kah, kenapa dulu adem ayem aja?
Saya memblok semua range data yang akan dibentuk grafik. FAILED!
Saya mencoba dengan select data manual. FAILED!
Merasa buntu saya pun bertanya pada google, sayangnya di Google tak ada permasalahan yang serupa hanya ada tutorial bagaimana cara membuat
grafik di Excel. Tanpa hasil, akhirnya saya bertanya pada seorang teman, jawaban tak
kunjung tiba. Di tengah ke-php-an tersebut saya mengotak-atik kembali worksheet tersebut.
Kemudian pikiran saya terbentur pada sebuah ingatan, bahwa beberapa hari yang lalu salah seorang teman di kampus mengalami hal yang serupa, saya pun mengiriminya text. Detik berlalu, Menit berlalu... NO RESPOND!
Otak saya bekerja keras memungut remah-remah memory tentang apa yang dilakukan teman saya tersebut
beberapa hari yang lalu. Ah, NO
CLUE! :((
Saya pun menatap lekat-lekat monitor, memperhatikan tiap deretan angka yang ada di word dan di excel, dan Hey!!!! Sepotong asa menghampiriku.
Koma yang dipakai di word,
seharusnya berupa titik di excel (tidak semua laptop/komputer demikian). Setelah menyadari hal tersebut, saya pun dengan telaten mengganti setiap
koma dengan titik.
Alhamdulillah... grafik pun muncul dengan instantnya. Antara perasaan senang, kesal dan malu hahaha

Lolos ujian pertama, masalah baru muncul. Masih seputar dunia angka. Ketika saya sedang membuat sebuah kurva linear, nilai koefisien korelasi
yang didapat hanya 0,92xx, seketika perasaan mulai uneasy. Dan hal tersebut diperkuat oleh ketika hasil perhitungan yang didapat jauuuuuuuuh dari ekspektasi. Nilai yang diperkirakan sekitar ratusan
ternyata yang keluar puluh ribuan. ARE YOU KIDDING ME? :(
Saya mengoreksi ulang perhitungan tersebut. Tidak ada yang salah. Terbersit pikiran untuk cerita kepada orang yang saya pikir lebih paham dibandingkan saya, Apakah mungkin jika saya mendapat hasil demikian? Tapi pikiran tersebut langsung saya enyahkan. Orang-orang sedang sibuk dengan masalah mereka masing-masing. Saya sudah legowo mungkin kesalahan berasal dari hal teknis ketika
praktikum. Singkat cerita sekali lagi ketika saya hampir menyerah, mata ini kembali bersinar. EXCEL DON'T MAKE
FUN OF ME! *padahal excel ga salah apa-apa* Ternyata kesalahan terdapat di penginputan data. Saya menambahkan embel-embel persen di belakang angka yang hendak diplot. Ketika dihapus, alhamdulillah not bad, sesuai dengan yang diharapkan. Mata
saya langsung berkaca-kaca antara lelah, mual, dan tersulut semangat lagi.
Ganbatte Riska chan!

datar.......
lancar......
hening.....
sepi.......
kesepian.... *eh ini hanya jari saya yang
kepleset*

God knew what I were thinking about.
Riak pun kembali menyapa aliran air yang tenang.
Kali ini Ms. word yang menggodaku. Header and Footer (ini pelajaran kelas
berapa, ka?).
Beberapa bab aman sampai ada
halaman dengan detail "Section same as previous". Padahal sebenarnya saya memakai page number bukan header ataupun footer tapi saya mencoba mengclearkan masalah(?) dengan
meremove header & footer. Yak
kembali seperti semula. Kemudian saya mengulang prosedur penomoran dari
awal. d**n, masih sama. :(
Berhubung kepala udah kleyengan, saya langsung browsing dengan keyword "Header section same as
previous" daaaaan jarang yang
membahas tentang header.
Kebanyakan tulisan yang muncul
adalah tentang cara menghilangkan page break. Saya hanya tahu istilah page break di tumblr (how narrow my
mind, apa pergaulan saya hanya sebatas gunung batu? uppsss... oot :D ) maka dengan ragu-ragu saya pun membuka salah satu tulisan tersebut dan mengikuti instruksinya.
View - Draft - Delete semua page break - Save - Print Layout dan saya pun kembali mengulang ritual err... prosedur dari awal maksudnya.
dan yeaaaaayyyy! alhamdulillah sukses!
\(´▽`)/

Sekelumit kejadian tersebut
mengingatkan saya pada display
picture seseorang yang berisi quote "Betapa banyak orang yang menyerah ketika sudah sangat dekat dengan keberhasilan."
Menjelang sidang akhir saya digerogoti ketakutan dan rasa pesimis. Stress dan tidak tahu harus memotivasi diri sendiri seperti apa.
Padahal ketika belajar mengendarai sepeda walaupun jatuh berulang-ulang tapi bisa bangkit dan tidak ada rasa
jera, terus mencoba sampai akhirnya bisa.
Ketika mencicip seblak pedas yang walaupun ketika memakannya membuat banjir kelopak mata dan mencret sesudahnya. Tapi karena terus
mau mencicip, sekarang bukankah level toleransi lambung dan ususmu terhadap pedas meningkat, ka?

Apa yang kamu khawatirkan, ka?
Apakah kamu berpikir bahwa Allah akan membiarkanmu melenggang di muka bumi tanpa memberimu ujian?
Apakah kamu berpikir bisa lulus tanpa melalui sidang? hahaha
Cukup fokus dan persiapkan diri
dengan baik, optimis dan terus
berdo'a, In syaa Allah God will take a good care of the rest.

Kosan Luhur Garasi (Koluga),
di tengah gerimis dan demam yang tidak merata.



Posted from WordPress for Android

0 komentar:

Posting Komentar