Rabu, 08 Oktober 2014

Telinga Gatal? Jangan Dikorek!

Beberapa minggu yang lalu telingaku sakit, dan ketika diperiksa ke dokter beliau hanya mengatakan hal tersebut disebabkan oleh kotoran tapi tidak menjelaskan secara detail diagnosisnya apa. Aku pulang dengan berbekal banyak sekali obat, obat tablet untuk mengobati rasa gatal, paracetamol, antibiotic cefadroxil, dan pembersih kotoran telinga. Tapi aku tidak meminum obatnya dan hanya menggunakan pembersih kotoran telinganya saja.

Ketika melihat label botol cairan pembersihnya, ternyata H2O2 3%, aku baru tahu kalau hydrogen peroksida bisa digunakan sebagai pembersih telinga. Pasalnya di kampus tidak jarang menggunakan reagen ini. Ternyata berbeda konsentrasi, berbeda juga fungsinya.

Hydrogen peroksida 3% ini bisa mencairkan kotoran telinga. Ketika terjadi kontak dengan jaringan yang mengandung enzim katalase, larutan akan melepaskan oksigen yang mempunyai efek antibakteri. Pelepasan oksigen ini bisa terlihat dengan adanya gelembung seperti busa di telinga yang kotor, menurut instruksi teteh farmasi yang memberikan obat, ketika busanya sudah semakin banyak maka harus dikeluarkan dengan memiringkan kepala kita untuk mengeluarkan oksigen tersebut. (Jika hydrogen peroksida disuntikkan atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh tertutup seperti pembuluh darah dimana oksigen yang dilepaskan tidak bisa keluar dengan bebas, hal ini dapat menimbulkan terjadinya embolisme oksigen dan emfisema lokal). Tidak disarankan menggunakan H2O2 3% atau cairan pembersih lainnya jika ada cairan yang keluar dari telinga, karena berarti ada lubang/kelainan di organ dalam telinga.

Kenapa telinga kotor bisa terasa sakit? Sebenarnya yang menyebabkan rasa sakit bukan dari kotorannya itu sendiri, tapi dari perilaku yang suka mengorek telinga. Kotoran telinga atau cerumen ini tidak perlu dibersihkan jika jumlahnya normal karena hampir setiap saat saluran telinga membersihkan dirinya sendiri. kotoran telinga dan sel kulit dalam telinga secara lambat, teratur, dan terus menerus dikeluarkan dibantu saat kita mengunyah dan oleh pergerakan rahang kotoran tersebut akan keluar (biasanya dalam bentuk serpihan, kering). Tidak adanya kotoran telinga akan membuat telinga kering dan gatal. Namun, apabila terjadi penumpukan kotoran telinga, baru konsultasikan ke dokter. Ketika mengorek telinga dengan alat seperti cotton bud, tutup pulpen, dan semacamnya, tindakan tersebut hanya mendorong kotoran masuk lebih ke dalam telinga, lebih bahayanya lagi apabila tindakan mengorek telinga ini merusak gendang telinga kita. Oleh karena itu, mari stop mengorek telinga! Di samping karena tidak aman, menurutku hal tersebut bisa menyebabkan kecanduan, ketika gatal sedikit langsung dikorek dan biasanya ketika mengorek telinga terasa seperti flying.

0 komentar:

Posting Komentar