Senin, 05 Januari 2015

Taman Bunga Nusantara

Entah lebih ekstrim mana, pertama kali ketemu langsung naik gunung Ciremai berdua atau menembus puncak naik motor di malam hari saat hujan lebat berkabut dan angin kencang.

Perjalanan panjang dari Bekasi menuju puncak dengan menggunakan motor merupakan moment yang jadi bukti kesabaran dan ketangguhan abang (disamping perjalanan Jakarta-Bandung atau Jakarta-Majalengka tentunya). 

Di tengah perjalanan, daerah Bogor, ketika macet parah dan hujan lebat, motor kami sempat terpeleset karena rem depan yang terlalu pakem, karena insiden itu, kaca spion kanan motor abang pecah, Alhamdulillah kami tidak melukai ataupun terluka dalam kejadian ini. Mungkin hanya lecet sedikit, kaki kananku sedikit hematoma tapi semuanya baik-baik saja, entah kalau abang, dia samasekali tidak mengeluhkan sakit atau apapun.

Hujan dan terus hujan. Entah pikiran apa yang menghasut kami supaya datang ke puncak malam itu. Mobil-mobil berderet rapi sama sekali tidak bergerak karena macet, maklum masih suasana liburan tahun baru. Aku yang samasekali tidak berencana liburan jarak jauh hanya membawa kaos untuk ganti pakaian. 

Maka karena khawatir terkena flu atau masuk angin, di tengah jalan kami membeli celana jeans untuk aku, dan sikat gigi serta peralatan mandi lainnya. Kami terus melaju di tengah dinginnya malam berkabut, melawan hujan deras yang mencemooh siapa saja yang keluar malam itu. 

Banyak orang yang menawarkan vila dan penginapan sepanjang jalan. Malam semakin larut, perjalanan kami terasa begitu panjang, setelah melewati Masjid At-Ta’awun, suasana menjadi semakin sepi, jarang ada kendaraan yang melintas, baik di jalur kami maupun di jalur sebaliknya. 

Menginap di Basecamp Pendakian Gunung Gede

Taman-Bunga-Nusantara-Cianjur


Alhamdulillah sekitar jam 11 malam, kami sampai di basecamp pendakian Gunung Gede, dan kami menginap di warung Heri, seorang teman Abang. Apakah ada yang tahu suhu di sana ketika malam hari dan hujan deras? Ketika sikat gigi pun rasanya gigi dipaksa mengunyah es batu yang dinginnya luar biasa. 

Kami memesan mie rebus dan kopi untuk menghangatkan badan. Setelah itu kami langsung beristirahat. Beruntung kami menemukan selimut, kami melapisi tubuh kami dengan tiga lapis selimut yang tersedia di sana. Walaupun sudah mengganti pakaian dengan pakaian kering, masih terasa sangat dingin. Benar-benar dingin. Tapi aku tertidur dengan pulas. 

Tidak terasa, pagi ini kembali datang dengan suasana murung. Gerimis terus turun sampai sekitar jam 7 pagi. Setelah mengisi perut dan men-charge jiwa narsis kami dengan selfie bareng, kami pun turun menuju Taman Bunga Nusantara (tanpa mandi dan hanya sikat gigi).

Untuk menemukan bunga-bunga cantik yang tumbuh di berbagai belahan dunia, cukup datang ke Taman Bunga Nusantara yang terletak di Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cipanas, Kabupaten Cianjur 43254 Jawa Barat, Indonesia (sesudah puncak sebelum cibodas).

Taman-bunga-nusantara-cianjur

Harga Tiket Masuk Taman Bunga Nusantara (2015)

Tiket masuk ke taman bunga nusantara (2015) senilai Rp 30.000,- (berlaku per orang untuk usia 4 tahun ke atas), parkir motor Rp 5.000,- sedangkan mobil Rp 10.000,- cukup mahal ya, tapi ga rugi ko, di sana kita dimanjakan oleh pemandangan yang menyenangkan. Pas di pintu masuk aja, banyak orang yang sudah melakukan foto-foto (termasuk kami) hehehe…

Taman-Bunga-Nusantara-Cianjur

Satu kata yang keluar dari mulut kami ketika melihat suasana di dalam taman bunga tersebut, MAA SYAA ALLAH! Indah nian ciptaan-Mu ya Allah. Berwarna-warni menyejukkan hati, meneduhkan pandangan. Kami pun sambil bergandengan tangan berkeliling ke setiap penjuru taman sampai hujan turun. 

Banyak orang yang semangatnya tidak surut walaupun diguyur hujan yang rintik-rintik, mereka tetap hilir mudik ke sana dan kemari, acuh tak acuh walau kepala dan sekujur mereka basah kuyup. Ada juga pasangan yang sangat memperhitungkan rencana kencan mereka, mereka membawa payung, jadi masih bisa berjalan-jalan sambil berpayung berdua di tengah gerimis, ahh romantis sekali. Detik itu juga aku berniat untuk membeli payung.

Labyrinth-Garden-dari-Observation-Tower
Berlatar Labyrinth Garden dari Observation Tower

Selain warga Indonesia, kami juga melihat ada orang asing yang datang ke sini. Bahkan bersantai ria seolah sedang menikmati bulan madu di tengah hamparan padang Bunga yang menawan.

Taman-Bunga-Nusantara-Cianjur

Sayangnya, karena hujan kami tidak sempat mengunjungi beberapa tempat di taman ini. Dan Abang berkata kurang bisa menikmati keindahan tamannya karena hujan. Tapi bagaimanapun aku bersyukur memiliki pengalaman datang dan menyaksikan sendiri hidden soul taman ini bersama orang terkasih.

First-date-in-Bogor
Our first date filled with laughter, joy, and love

Masih dengan menerobos hujan, jalan yang sedikit kurang bersahabat, becek dan jelek, kami pun memulai lagi perjalanan menuju kosanku. Perjalanan lancar sampai di daerah darmaga km 7, terjadi kemacetan parah dikarenakan ada kebakaran. Macet total. Melelahkan.


Kemacetan tersebut menguapkan isi perut kami, jadi ketika di daerah ciampea kami pun mampir ke warung djembat dan makan dengan lahap. Asupan energy setelah menempuh ratusan kilometer. Yummy yippi yip!!!

Dan tiba di kosan abang pun menghemat waktu, segera pulang tanpa singgah di kosan. Ah, detik ketika melepasmu pun sudah menyisakan kerinduan, bagaimana hariku malam ini?
Continue reading Taman Bunga Nusantara

Minggu, 04 Januari 2015

Imam, kamu di mana?

Halaman ke-empat tahun 2015. Kencan pertama kami di tahun baru ini. Semoga lembaran-lembaran baru ini bisa diisi oleh catatan manis.

Cerita ini dimulai dengan perjalanan kami menuju rumah salah seorang teman kuliah abang di Bekasi, Imam namanya. Sejak abang lulus kuliah, Imam tidak bisa dihubungi, bahkan social medianya pun tidak ada yang aktif. Berbekal informasi lowongan kerja di tempat abang bekerja dan juga solidaritas atas nama SIMBA, maka abang pun di sela-sela kesibukannya mencari waktu kosong untuk menyempatkan diri bersilaturahmi langsung ke rumah Imam. Imam tinggal di kampung cerewet. Semasa kuliah dulu abang pernah beberapa kali main ke rumahnya, tapi karena waktu itu menggunakan angkutan umum, jadi kami sedikit meraba-raba alamat tersebut berdasarkan GPS.
Continue reading Imam, kamu di mana?

Rabu, 26 November 2014

Jumat, 21 November 2014

Speak less, Write more

Terjaga di sepertiga malam. Menscroll handphone yang ditinggal terlalu dini malam tadi. Ada 55 pesan wa. Mereka yang membahas tentang cara pengenceran LED 1:4, diff count, cara menghitung Hb, dan bahkan sampai harga untuk reagen Fe. Tiba-tiba seperti ada benda keras yang menghantam dada. Oksigen yang masuk ke rongga pernafasan terasa seperti memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya. Dan ada jeda di setiap hembusan nafas seolah mencoba menikmati oksigen yang sedari tadi diperebutkan oleh jutaan manusia pun tumbuhan. Apakah ketika dini hari tumbuhan masih menghirup oksigen? Oh ayolah... mengalihkan perhatian tidak membuatmu terasa lebih baik.

Continue reading Speak less, Write more

Senin, 17 November 2014

Hidup itu Materi

Telinganya seperti terasa terbakar ketika mendengar materi. Dari kecil dia dibesarkan dengan penuh cinta dari orang-orang di sekelilingnya. Namun dunia berubah menjadi kejam ketika dia beranjak dewasa, semua orang berpegang pada pundaknya.

Life changed. Seperti tersentak dia kembali berpijak. Earth is not cruel, but people are. Dia tiba-tiba tersenyum ketika melihat handphone jadul di tangannya. Getir. N**ia 18o0c hp pertama ayahnya yang penuh kenangan. Sekilas terlintas kembali beberapa peristiwa yang dia alami baru-baru ini.

Continue reading Hidup itu Materi

Selasa, 04 November 2014

Aku, Kau, dan Gede

Alhamdulillah masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk naik gunung lagi. Rasanya seperti burung yang lepas dari sangkar emas kali ya hehe… Seneeeeeengg!!! Tapi pendakian kali ini sedikit berbeda, karena menggunungnya harapan akan cerita bahagia sepasang karib. Gunung Gede mungkin jadi tempat yang bersejarah untuk Bang Anyuk dan Kak Uki, pasalnya di tempat inilah kuncup-kuncup cinta mereka merekah dengan indah. Lucky you, kak! ^^ ♥


Menurutku keputusan untuk mengajak wanita mendaki gunung adalah sebuah keputusan yang sangat berani.
Ketika punggungmu sakit, ada dia yang merelakan punggungnya untuk menanggung bebanmu,

ketika semua orang melangkah cepat di depanmu dan meninggalkanmu, ada dia yang menjejeri langkahmu,

ketika nafasmu mulai terasa sulit, ada dia yang menemanimu istirahat menstabilkan nafas,

ketika kerongkonganmu terasa kering, ada dia yang menyodorkan air untuk menghapus dahagamu,

ketika kamu merasa ragu dan takut untuk melangkah, ada dia yang mengulurkan tangan, meyakinkan dan memberimu rasa aman untuk melangkah,

ketika kamu mulai mengeluh, dalam lelah dia tetap tersenyum dan menyemangatimu,

ketika kamu lengah, ekor mata dan kesigapannya tak pernah lengah menjagamu,

ketika yang lain terlelap dalam kehangatan, dia rela menerobos dingin hanya untuk mengantar dan menungguimu buang air,

ketika kamu kedinginan, ada tangannya yang menggenggam jemarimu dan memberikan jaketnya untuk menghangatkanmu,

Selalu ada dia yang berusaha keras untuk menjaga dan membahagiakanmu.

 

Ketika mendaki gunung, karakter dari masing-masing kepala seolah begitu transparan, dari sanalah keterikatan hati mudah terjalin. Hahaha… jadi mellow gini. Abang, I love you!




[caption id="attachment_1504" align="aligncenter" width="300"]Matahari Pagi Suryakencana Matahari Pagi Suryakencana[/caption]

Well, menurut banyak orang, Gunung Gede adalah tempat yang sangat memukau, tapi bagiku, Gunung Ciremai tetap menempati deretan teratas karena di sanalah langkah awal perjalananku sebagai penikmat (atau Pencinta?) alam dimulai dan chemistry antara aku & abang mulai terjalin :p


Perjalanan ke Gede, jika boleh aku ingin mengulangnya. :(


Continue reading Aku, Kau, dan Gede

Rabu, 15 Oktober 2014

Curug Muara Jaya

Ketika browsing tempat wisata di Majalengka, kebanyakan yang keluar adalah wisata curug/air terjun, dan yang paling beken adalah curug Muara Jaya. Awalnya saya pikir Curug Muara Jaya, Curug Maja, dan Curug Apuy itu adalah curug yang berbeda, ternyata sama. Curug ini terletak di Kampung Apuy, Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

[caption id="attachment_1499" align="aligncenter" width="225"]Curug Muara Jaya dilihat dariatas Curug Muara Jaya dilihat dariatas[/caption]

Dari Majalengka, jalan terus menuju Maja, sampai di terminal Maja, ada jalan kecil di sampingnya, maka ikuti jalan itu lurus terus sampai menemukan papan petunjuk menuju Curug Muara Jaya.

[caption id="attachment_1501" align="aligncenter" width="300"]Airnya dingin menggigit Airnya dingin menggigit[/caption]

Buat yang suka tantangan boleh deh main ke sini, jalannya mangstap. Bagus sih, tapi turunan, tanjakan, tikungannya itu loh, udah 4 hari badan masih pegel-pegel sepulang dari sana (ketahuan jarang gerak hehe). Jalannya kecil, tapi bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Agak susah memang kalau ada dua mobil yang papasan.

Continue reading Curug Muara Jaya

Cimplo

Pas nyetrika ditawarin cimplo sama mamah. Urusan suka ga suka belakangan yang penting mau dulu hehe toh kalo ga suka, nanti kan bisa buat jatah tambahan mamah atau si ade. (gamau rugi) :p

[caption id="attachment_1491" align="aligncenter" width="300"]Cimplo Cimplo[/caption]

Buat yang asing dengan makanan ini, cimplo itu sebenarnya apem, campuran dari tepung beras dan terigu ditambah ragi yang dihidangkan dengan air gula merah dicampur parutan kelapa. Rasanya? Hmm… aku suka tapi ga terlalu doyan. Sesuap juga cukup hehehe

Menurut masyarakat, cimplo ini makanan khusus yang hanya ada di bulan shafar, bukannya sekarang masih bulan Dzulhijjah ya, ko udah ada yang jual cimplo? :bingungs:
Continue reading Cimplo

Private

Beberapa jam yang lalu pasang display profile bbm menggunakan foto tahun 2012. Dan langsung banyak orang yang ngechat.

H
Damn. I bit jealous >.< Why you two always got captured in sweet moments like that?
Saya senang ada teman yang cocok sekali dan manis dengan pasangannya seperti kalian.


F
Ya ampun so sweet banget.


E
Ka Riska fotonya bagus…


Wanita mana yang ga senang ketika lelakinya membuat para wanita lain (bahkan lelaki juga) di dunia cemburu? Hehehe. Mungkin naluriah wanita memang suka pamer ya? -_-

[caption id="attachment_850" align="aligncenter" width="300"]Pendakian yang Berujung di Empire (in the midnite) Pendakian yang Berujung di Empire (in the midnite)[/caption]

Tapi beberapa menit setelah ganti dp, ditegur sama abang, katanya foto itu private jadi lebih baik diganti dengan foto lain. Sedih sih… but your wish is my command, honey :*
Abang memang sangat hati-hati dengan foto-foto kami. Mencegah sesuatu hal buruk terjadi.
Continue reading Private