Jumat, 19 Juni 2015

Bumi Manusia

Judul      : Bumi Manusia
Penulis   : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara

Buku yang bergenre roman ini mengisahkan tentang kisah kasih seorang Pribumi berdarah priyayi, Minke, dengan seorang Indo Belanda, Annelies. Minke sebagai pribumi sangat menjunjung tinggi adab dan ilmu pengetahuan Eropa. Ia sangat fasih berbahasa Belanda dan bisa dikatakan berkiblat pada Belanda. Suatu hari dia diajak oleh salah seorang temannya Robert Suhoorf untuk mengunjungi sebuah perusahaan bernama Boerderij Buitendezorg. Inilah awal pertemuannya dengan Annelies, seorang peranakan Belanda, anak dari Nyai Ontosoroh, seorang gundik Tuan Mellema.

Kesan pertama yang sangat membekas bagi Minke, kekagumannya terhadap seorang Nyai Ontosoroh karena adabnya, kecakapannya dalam mengatur perusahaan seorang diri, ilmu pengetahuannya, dan juga dari keberaniannya dalam mengemukakan pendapat. Hal yang jarang ditemui dari seorang wanita Pribumi terlebih seorang Nyai. Juga kecantikan kreol Annelies yang mengalahkan ratu Wilhelmina.

Minke tertawan oleh pesona ibu dan anak tersebut, dan atas tawaran Nyai Ontosoroh akhirnya dia pun tinggal satu atap bersama mereka. Menjadi satu-satunya lelaki selain Darsam (orang kepercayaan Nyai Ontosoroh) di rumah itu karena Tuan Mellema dan Robert Mellema, anaknya yang pertama, tidak pernah berada di rumah. Mereka seolah tak mengenal lagi keluarganya. Mereka terpedaya oleh babah Ah tjong, tetangga yang memiliki rumah plesiran dan menetap di sana. Walaupun pada akhirnya Tuan Mellema meninggal karena keracunan minuman keras yang diracuni dengan dosis rendah dalam jangka waktu yang lama oleh babah Ah Tjong dan Robert Mellema tak pernah ditemukan.

Annelies seorang gadis belia yang kehilangan masa mudanya karena harus memikul tanggung jawab untuk membantu ibunya mengatur perusahaan. Dia yang bak seorang ratu, secara fisik terlihat normal, namun secara mental dia tertinggal 10 tahun dari orang seusianya. Dia akhirnya menikah dengan Minke secara Islam.

Setelah kematian Tuan Mellema terungkap oleh dunia, maka anak dari pernikahannya yang syah dengan Amelia Mellema, yaitu Maurits Mellema, seorang insinyur yang berbakat, menuntut harta benda dan perusahaan mendiang ayahnya tersebut. Cobaan demi cobaan dilalui oleh Nyai Ontosoroh, Minke, dan Annelies. Maurits sebagai kakak tirinya menuntut untuk menjadi ahli waris Annelies selama dia masih di bawah umur, karena secara hukum Belanda Annelies diakui sebagai anak Tuan Mellema. Namun dia tidak diakui sebagai anak dari Nyai Ontosoroh karena Nyai merupakan pribumi dan hanya seorang gundik, pernikahannya dengan tuan Mellema tidak syah di mata hukum. Pernikahan Annelies pun tidak diakui oleh pengadilan. Hukum menyatakan Annelies masih seorang gadis di bawah umur. Perjuangan dan perlawanan dari Nyai Ontosoroh dan Minke untuk mempertahankan anak dan istrinya berbuntut sia-sia. Annelies akhirnya diboyong ke Belanda. Dan cerita ini bersambung.
Continue reading Bumi Manusia

Kamis, 18 Juni 2015

NPWP sebagai kado ulang tahun

Tanggal 10 Juni 2015 yang lalu aku membuat surat permohonan pendaftaran NPWP online. Dan hari ini aku baru mendapat konfirmasi via email. Tapi sayangnya statusnya: DITOLAK.

Permohonan ditolak karena ada kesalahan input NIK. Setelah mendapat clue tersebut meluncurlah aku ke akun di ereg.pajak.go.id, mengeditnya dan mengirim kembali surat permohonan. Tidak mau menunggu lama, aku pun langsung mendatangi KPPnya yang berada di bilangan Ancol. KPP Pratama Jakarta Pluit Jl. Lodan, Ancol. Naik motor sendirian, masih asing dengan rute jalanan di ibukota, nyasar ke sana kemari mengikuti petunjuk warga awam.

Continue reading NPWP sebagai kado ulang tahun

Selasa, 05 Mei 2015

Job Seeking

Bagi para fresh graduate mungkin job seeking menjadi dilemma. Bekerja sesuai passion, beban kerja tidak terlalu berat, dan gajinya besar, siapa yang tidak mau? Semua orang pasti berharap demikian.

Dilemma tersebut juga akhirnya aku rasakan. Kebanyakan dari teman-teman sangat antusias untuk mengirimkan lamaran ke sana dan kemari. Berbeda denganku, aku hanya mengapply lamaran ke tempat yang memang sedang membutuhkan. Browsing di internet, banyak sekali lowongan kerja tapi kebanyakan tidak sesuai dengan hati. Akhirnya hanya berbekal informasi loker dari group angkatan, status job seeker pun dimulai.

  1. F-Ciputat, Tangsel. Data di internet tentang klinik tersebut masih sangat kurang bahkan tidak ada. Aku memutuskan untuk melamar ke sana hanya dengan alasan, ada beberapa kakak tingkat yang juga bekerja di sana, aku berharap di samping bekerja, aku juga bisa lebih meningkatkan kualitas diri dan kepribadianku jika bersama mereka. Aku mengirimkan berkas lamaran dan persyaratan lainnya melalui email. Sekitar beberapa hari kemudian aku dipanggil untuk interview. Yang menarik adalah interview dilakukan secara informal yakni dilakukan di Yoghurt Cisangkuy, Bandung, bahkan aku ditraktir. WOW!Hanya ada tiga orang yang juga diinterview. Ketika review jawaban interview waktu itu rasanya pengen ngakak, fresh graduate yang masih polos, menjawab jujur dan samasekali tidak ada compliment ke target perusahaan.

    Ketika ditanya kenapa ingin bergabung dengan kami? Aku menjawab karena lokasinya. Mbake menjawab karena ingin membahagiakan orang tua hahahaha.

    Tapi dari tiga orang yang diseleksi akhirnya, aku dan mbake lolos dengan catatan pertimbangkan kembali karena lab tempat kami bergabung masih sangat berkembang jadi harus tahan mental dan fisik. Setelah diumumkan bahwa kami lolos ternyata beberapa hari kemudian kami ditelpon dan dikabarkan bahwa lab tersebut akan direnovasi jadi kami harus menunggu selama tiga bulan. Ah…

  2. P-Kramat, Jakarta Pusat. Perusahaan ini merupakan salah satu laboratorium klinik terbesar di Indonesia dengan anak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Lamaran aku kirimkan via email. No response.

  3. P-Pluit, Jakarta Utara. Laboratorium klinik ini merupakan cabang dari P yang di Kramat. Aku mengirimkan lamaran serta persyaratan lain via pos berdasarkan informasi dari grup angkatan. Berikut rincian kegiatan bersama labklin P di Pluit ini:


Continue reading Job Seeking

Minggu, 26 April 2015

Medical Laboratory Professional Week

Dalam rangka memperingati ulang tahun PATELKI yang ke-29 yakni jatuh pada 26 April maka diselenggarakanlah Pekan Teknologi Laboratorium Medik. Acara ini bersifat nasional dan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia selama sepekan dari 20-26 April 2015.

[caption id="attachment_1570" align="alignleft" width="300"]Pembukaan Acara Puncak Pekan TLM ditandai dengan pelepasan balon dan burung merpati Pembukaan Acara Puncak Pekan TLM ditandai dengan pelepasan balon dan burung merpati[/caption]

[caption id="attachment_1572" align="alignright" width="403"]Partisipan semangat berfoto di Tugu proklamasi Partisipan semangat berfoto di Tugu proklamasi[/caption]

Di acara puncak Pekan Teknologi Laboratorium Medik (26 April 2015) yang dilaksanakan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Bapak Entuy Kurniawan selaku ketua umum DPP PATELKI menyampaikan bahwa acara Pekan TLM ini bertujuan untuk mensosialisasikan perubahan nomenklatur Analis Kesehatan menjadi Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM). Hal ini sesuai dengan UU Nomor 36 Tahun 2014 pasal 11 ayat 1 dan 12.
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi labratorium medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

Lomba foto, donor darah, stands dari DPC PATELKI se-Jabodetabek, pentas seni, senam, dan jalan sehat mewarnai kemeriahan acara puncak Pekan TLM, Tidak hanya orang dewasa tapi para kader muda PATELKI juga turut berpartisipasi dengan menampilkan ragam tarian tradisional bahkan adat Melayu. Antusiasme ATLM ini terlihat dari jumlah peserta yang mencapai ribuan orang. Acara yang diliput oleh stasiun televisi nasional ini juga dimeriahkan oleh doorprizes, seperti mug cantik anti dehidrasi, peralatan elektronik, peralatan check up, sampai grand prize berupa motor.

[caption id="attachment_1573" align="aligncenter" width="314"]Pentas Seni Pentas Seni[/caption]

Semoga dengan usia PATELKI yang hampir mencapai kepala tiga ini, bisa mengiring para ATLM seluruh Indonesia dalam menghadapi tantangan global dengan profesionalitasnya, dan semakin sejahtera para tenaga kesehatan di Indonesia.

Salam ATLM,
Continue reading Medical Laboratory Professional Week

Senin, 05 Januari 2015

Taman Bunga Nusantara

Entah lebih ekstrim mana, pertama kali ketemu langsung naik gunung Ciremai berdua atau menembus puncak naik motor di malam hari saat hujan lebat berkabut dan angin kencang.

Perjalanan panjang dari Bekasi menuju puncak dengan menggunakan motor merupakan moment yang jadi bukti kesabaran dan ketangguhan abang (disamping perjalanan Jakarta-Bandung atau Jakarta-Majalengka tentunya). 

Di tengah perjalanan, daerah Bogor, ketika macet parah dan hujan lebat, motor kami sempat terpeleset karena rem depan yang terlalu pakem, karena insiden itu, kaca spion kanan motor abang pecah, Alhamdulillah kami tidak melukai ataupun terluka dalam kejadian ini. Mungkin hanya lecet sedikit, kaki kananku sedikit hematoma tapi semuanya baik-baik saja, entah kalau abang, dia samasekali tidak mengeluhkan sakit atau apapun.

Hujan dan terus hujan. Entah pikiran apa yang menghasut kami supaya datang ke puncak malam itu. Mobil-mobil berderet rapi sama sekali tidak bergerak karena macet, maklum masih suasana liburan tahun baru. Aku yang samasekali tidak berencana liburan jarak jauh hanya membawa kaos untuk ganti pakaian. 

Maka karena khawatir terkena flu atau masuk angin, di tengah jalan kami membeli celana jeans untuk aku, dan sikat gigi serta peralatan mandi lainnya. Kami terus melaju di tengah dinginnya malam berkabut, melawan hujan deras yang mencemooh siapa saja yang keluar malam itu. 

Banyak orang yang menawarkan vila dan penginapan sepanjang jalan. Malam semakin larut, perjalanan kami terasa begitu panjang, setelah melewati Masjid At-Ta’awun, suasana menjadi semakin sepi, jarang ada kendaraan yang melintas, baik di jalur kami maupun di jalur sebaliknya. 

Menginap di Basecamp Pendakian Gunung Gede

Taman-Bunga-Nusantara-Cianjur


Alhamdulillah sekitar jam 11 malam, kami sampai di basecamp pendakian Gunung Gede, dan kami menginap di warung Heri, seorang teman Abang. Apakah ada yang tahu suhu di sana ketika malam hari dan hujan deras? Ketika sikat gigi pun rasanya gigi dipaksa mengunyah es batu yang dinginnya luar biasa. 

Kami memesan mie rebus dan kopi untuk menghangatkan badan. Setelah itu kami langsung beristirahat. Beruntung kami menemukan selimut, kami melapisi tubuh kami dengan tiga lapis selimut yang tersedia di sana. Walaupun sudah mengganti pakaian dengan pakaian kering, masih terasa sangat dingin. Benar-benar dingin. Tapi aku tertidur dengan pulas. 

Tidak terasa, pagi ini kembali datang dengan suasana murung. Gerimis terus turun sampai sekitar jam 7 pagi. Setelah mengisi perut dan men-charge jiwa narsis kami dengan selfie bareng, kami pun turun menuju Taman Bunga Nusantara (tanpa mandi dan hanya sikat gigi).

Untuk menemukan bunga-bunga cantik yang tumbuh di berbagai belahan dunia, cukup datang ke Taman Bunga Nusantara yang terletak di Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cipanas, Kabupaten Cianjur 43254 Jawa Barat, Indonesia (sesudah puncak sebelum cibodas).

Taman-bunga-nusantara-cianjur

Harga Tiket Masuk Taman Bunga Nusantara (2015)

Tiket masuk ke taman bunga nusantara (2015) senilai Rp 30.000,- (berlaku per orang untuk usia 4 tahun ke atas), parkir motor Rp 5.000,- sedangkan mobil Rp 10.000,- cukup mahal ya, tapi ga rugi ko, di sana kita dimanjakan oleh pemandangan yang menyenangkan. Pas di pintu masuk aja, banyak orang yang sudah melakukan foto-foto (termasuk kami) hehehe…

Taman-Bunga-Nusantara-Cianjur

Satu kata yang keluar dari mulut kami ketika melihat suasana di dalam taman bunga tersebut, MAA SYAA ALLAH! Indah nian ciptaan-Mu ya Allah. Berwarna-warni menyejukkan hati, meneduhkan pandangan. Kami pun sambil bergandengan tangan berkeliling ke setiap penjuru taman sampai hujan turun. 

Banyak orang yang semangatnya tidak surut walaupun diguyur hujan yang rintik-rintik, mereka tetap hilir mudik ke sana dan kemari, acuh tak acuh walau kepala dan sekujur mereka basah kuyup. Ada juga pasangan yang sangat memperhitungkan rencana kencan mereka, mereka membawa payung, jadi masih bisa berjalan-jalan sambil berpayung berdua di tengah gerimis, ahh romantis sekali. Detik itu juga aku berniat untuk membeli payung.

Labyrinth-Garden-dari-Observation-Tower
Berlatar Labyrinth Garden dari Observation Tower

Selain warga Indonesia, kami juga melihat ada orang asing yang datang ke sini. Bahkan bersantai ria seolah sedang menikmati bulan madu di tengah hamparan padang Bunga yang menawan.

Taman-Bunga-Nusantara-Cianjur

Sayangnya, karena hujan kami tidak sempat mengunjungi beberapa tempat di taman ini. Dan Abang berkata kurang bisa menikmati keindahan tamannya karena hujan. Tapi bagaimanapun aku bersyukur memiliki pengalaman datang dan menyaksikan sendiri hidden soul taman ini bersama orang terkasih.

First-date-in-Bogor
Our first date filled with laughter, joy, and love

Masih dengan menerobos hujan, jalan yang sedikit kurang bersahabat, becek dan jelek, kami pun memulai lagi perjalanan menuju kosanku. Perjalanan lancar sampai di daerah darmaga km 7, terjadi kemacetan parah dikarenakan ada kebakaran. Macet total. Melelahkan.


Kemacetan tersebut menguapkan isi perut kami, jadi ketika di daerah ciampea kami pun mampir ke warung djembat dan makan dengan lahap. Asupan energy setelah menempuh ratusan kilometer. Yummy yippi yip!!!

Dan tiba di kosan abang pun menghemat waktu, segera pulang tanpa singgah di kosan. Ah, detik ketika melepasmu pun sudah menyisakan kerinduan, bagaimana hariku malam ini?
Continue reading Taman Bunga Nusantara

Minggu, 04 Januari 2015

Imam, kamu di mana?

Halaman ke-empat tahun 2015. Kencan pertama kami di tahun baru ini. Semoga lembaran-lembaran baru ini bisa diisi oleh catatan manis.

Cerita ini dimulai dengan perjalanan kami menuju rumah salah seorang teman kuliah abang di Bekasi, Imam namanya. Sejak abang lulus kuliah, Imam tidak bisa dihubungi, bahkan social medianya pun tidak ada yang aktif. Berbekal informasi lowongan kerja di tempat abang bekerja dan juga solidaritas atas nama SIMBA, maka abang pun di sela-sela kesibukannya mencari waktu kosong untuk menyempatkan diri bersilaturahmi langsung ke rumah Imam. Imam tinggal di kampung cerewet. Semasa kuliah dulu abang pernah beberapa kali main ke rumahnya, tapi karena waktu itu menggunakan angkutan umum, jadi kami sedikit meraba-raba alamat tersebut berdasarkan GPS.
Continue reading Imam, kamu di mana?

Rabu, 26 November 2014

Jumat, 21 November 2014

Speak less, Write more

Terjaga di sepertiga malam. Menscroll handphone yang ditinggal terlalu dini malam tadi. Ada 55 pesan wa. Mereka yang membahas tentang cara pengenceran LED 1:4, diff count, cara menghitung Hb, dan bahkan sampai harga untuk reagen Fe. Tiba-tiba seperti ada benda keras yang menghantam dada. Oksigen yang masuk ke rongga pernafasan terasa seperti memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya. Dan ada jeda di setiap hembusan nafas seolah mencoba menikmati oksigen yang sedari tadi diperebutkan oleh jutaan manusia pun tumbuhan. Apakah ketika dini hari tumbuhan masih menghirup oksigen? Oh ayolah... mengalihkan perhatian tidak membuatmu terasa lebih baik.

Continue reading Speak less, Write more

Senin, 17 November 2014

Hidup itu Materi

Telinganya seperti terasa terbakar ketika mendengar materi. Dari kecil dia dibesarkan dengan penuh cinta dari orang-orang di sekelilingnya. Namun dunia berubah menjadi kejam ketika dia beranjak dewasa, semua orang berpegang pada pundaknya.

Life changed. Seperti tersentak dia kembali berpijak. Earth is not cruel, but people are. Dia tiba-tiba tersenyum ketika melihat handphone jadul di tangannya. Getir. N**ia 18o0c hp pertama ayahnya yang penuh kenangan. Sekilas terlintas kembali beberapa peristiwa yang dia alami baru-baru ini.

Continue reading Hidup itu Materi