Sabtu, 27 Februari 2016

Membaca Semakin Mudah dengan IJakarta

Salah inovasi baru dari pemerintah kota Jakarta adalah dengan menyediakan perpustakaan digital yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun. Namanya Ijakarta app, teman-teman tinggal mendownloadnya di playstore. Oh, ya, ini tidak hanya diperuntukan bagi warga Jakarta saja, tapi semua orang juga bisa mengaksesnya.

image



Sistem Ijakarta ini sama seperti pada perpustakaan pada umumnya. Kita harus mempunyai akun dulu dengan mendaftar menggunakan email atau akun facebook. Setelah terdaftar baru kita bisa mengakses aplikasinya. Sebelum meminjam kita harus memfollow beberapa epustaka yang menyediakan buku. Kita bisa meminjamnya selama jangka waktu tertentu sesuai keterangan dari perpustakaan. Jika melebihi batas waktu pinjam, maka buku tersebut akan otomatis hilang dari rak buku kita dan kita harus meminjam ulang. Jika ada orang yang sedang membaca buku tersebut, maka kita harus antri. Rata-rata buku populer antriannya sangat panjang.

image



Kita bisa mengedit profile kita seperti menambah avatar, menambahkan deskripsi tentang kita. Di sini juga ada status semacam di kaskus seperti newbie, bookworm, dan sosializer.

image



Untuk isi dari aplikasi ini sendiri sudah cukup innovatif, yaitu terdiri dari:

1. Koleksi
Berisi kategori buku yang dibagi menjadi rekomendasi, terbaru, terpopuler, dan buku (ada buku agama, alam, bahasa, fiksi, fotografi, sains, dan masih banyak banget, puas deh pokoknya).

image



2. Epustaka
Ini merupakan perpustakaan yang menyediakan buku untuk dipinjam. Contohnya ada Arsip, kedutaan, komunitas, pemerintahan, pendidikan, tokoh (contohnya Ahok Pustaka).

image



3. Home
Sama seperti home pada umumnya, berisi news feed tentang aktivitas user lain.

image



4. Rak buku
Berisi buku yang sedang kita pinjam, buku yang kita antri pinjam, dan juga riwayat peminjaman.

image



5. Notifikasi
Ini berisi pemberitahuan contohnya jika buku yang kita sudah antri available to read maka akan ada notifikasi masuk.

image



Gimana? Keren, kan? Sekarang untuk yang rumahnya jauh dari perpustakaan gausah berkecil hati, karena ada banyak jalan menuju Roma.
Continue reading Membaca Semakin Mudah dengan IJakarta

Kamis, 25 Februari 2016

Cara Asyik Menikmati Kopi di The Reading Room

Ketika ada yang berkata "Jika peluru hanya menembus satu kepala, maka tulisan bisa menembus jutaan kepala" faktanya itu adalah benar. Dan aku adalah salah satu korban yang tertarik untuk berkunjung karena tulisan yang mengulas tentang The Reading Room.

Pagi-pagi langsung ngechat temen SMA dulu, namanya Nursita sari. Nur sebenarnya lagi sibuk skripsi tapi pas aku ajak ke The Reading Room dia juga excited setelah melihat reviewnya di Zomato, asyiiikkk! Sekalian reuni hampir 4 tahun ga ketemu. Sorenya langsung deh ketemuan di The Reading Room.


image



Continue reading Cara Asyik Menikmati Kopi di The Reading Room

Senin, 22 Februari 2016

Abang, Iced Capucino, dan Gula Jagung

Kami menghabiskan waktu di cafe untuk menunggu pemutaran film gratis yang diadakan oleh salah satu museum di Jakarta. Kami memilih duduk di bagian luar depan cafe tersebut.

Walaupun cafe tersebut hanya menyediakan coffee dan desert, tapi masing-masing kursi dipenuhi oleh pengunjung (lebih tepatnya satu meja diisi oleh satu orang atau pasangan bahkan keluarga). Di sini pelayanannya self-service karena hanya ada satu petugas yang merangkap sebagai bartender dan juga kasir.

Ada banyak varian kopi yang terpampang besar di menu box yang ditempel di dinding. Berhubung aku bukan penikmat kopi yang addict maka aku memilih durian frape, sayangnya semua frape kosong. Akhirnya aku memesan ice coffee tiramisu latte. Sedangkan abang memilih iced cappuccino.

image



Kami menunggu agak lama sampai pesanan kami siap dihidangkan. Dan hal yang lucu adalah tiba-tiba abang bersikap ekspresif ketika meminum coffee tersebut.

"Ko rasa cengkeh, ya, neng? Pahit."

Penasaran aku pun mencicipi kopi tersebut. Dan memang pahit hoekss.. Untungnya aku tidak salah pilih kopi. Punyaku rasanya lumayan enak, karena rasa manis kopi tak pernah berkhianat di lidah.

Kami terus menertawakan rasa aneh dari si iced cappuccino. Abang memilih kopi rasa itu karena namanya lebih familiar dibanding nama kopi yang lain hahaha, sedangkan aku memilih latte karena suka manis. Akhirnya sang pecinta kopi pun menambahkan gula jagung pada kopinya demi menyelamatkan kenikmatan kopi itu. Dan dia berkilah,

"Ane menunjukkan cara menikmati kopi yang benar"

Lain kali kita coba kopi rasa lain ya, bang! Kali aja ada kopi rasa muntah kaya di film Harry Potter (walaupun namanya familiar) hahaha.
Continue reading Abang, Iced Capucino, dan Gula Jagung

Minggu, 03 Januari 2016

Wedding Rings

Bisa dikatakan kami terlalu terburu-buru dalam membeli cincin nikah. Sebenarnya sempat browsing tempat yang direkomendasikan para capeng di Jakarta, tapi entah kenapa tidak ada bayangan, males juga karena tempatnya jauh. Jadilah akhirnya kami membeli cincin di Rose Jewelery Pluit Village. Alasan utamanya karena tempatnya dekat tentu saja, di belakang kost saya, selain itu sedang ada promo anniversary Rose PV juga. 

Rincian cincinnya sebagai berikut:

  1. Cincin aku: emas 75% 2.35 gram + diamond 0.030/1 DR F VVS VG

  2. Cincin abang: emas 75% 2.90 gram + diamond 0.060/1 DR F VVS VG


Totalnya Rp 8.905.000



Seolah terhipnotis, kami langsung mengatakan "ya" ketika SPG Rose menawarkan beberapa jenis cincin nikah. Tidak ada cincin berbahan Palladium di Rose, Frank n Co atau toko di mall lainnya, malah mereka menawarkan Platina WOW! Padahal sudah ada perdebatan dalam hati, karena Islam melarang laki-laki memakai cincin emas. Tapi si SPG meyakinkan banyak ko muslim yang memakai cincin emas, bahkan dia sendiri juga cincinnya terbuat dari emas. Kegelisahan lainnya adalah awalnya kami berencana untuk membuat cincin custom tapi SPG Rose meyakinkanku lebih baik membeli cincin yang sudah ready untuk menghemat budget. Dan akhirnya dibungkuslah cincin nikah kami. Huft... 

Kelebihannya membeli cincin nikah di mall ini free service seumur hidup, free grafir nama atau tanggal nikah, dan sering dikabari kalau ada promo apapun. Tapi mahalnya yaampun... Dan sedihnya lagi, karena ini cincin promo, di sertifikatnya dicap tidak bisa direfund hiks. Memang sih siapa yang mau jual cincin kawin tapi kan setidaknya ingin ada jaminan kalau suatu saat kami ingin menjual bisa ke toko itu lagi. Tapi ternyata, yasudahlah... 

Setelah beberapa bulan kami memiliki cincin dari Rose, hati saya tetap tidak tenang, seolah sudah berbuat dosa. Kegelisahan tersebut saya bagi pada calon suami, akhirnya kami memutuskan untuk membeli baru cincin abang yang terbuat dari Palladium. Kami memesannya di Cikini Gold Center. Awalnya ketika survei pertama tidak ada keharusan minimal gramnya, tapi ketika kami order, kami diharuskan membeli minimal 5 gram cincin Palladium. Biaya cincin dan pembuatannya di CGC ini Rp 2.000.000. Pembuatannya memakan waktu sekitar sebulan. Sayangnya di sini hanya bisa grafir nama, dan tidak bisa ditambah tanggal nikah, karena nanti terlalu penuh katanya. Cincin Palladium ini tidak bersertifikat jadi tidak bisa dijual. 

Nah, buat para capeng, ada baiknya survei yang matang buat bikin cincin nikah, jangan sampai nyesel nantinya. Banyak ko blog capeng yang merekomendasikan tempat pembuatan cincin nikah dengan harga miring tapi kualitas seperti Frank n co atau Orori dll. 
Continue reading Wedding Rings

Sabtu, 02 Januari 2016

Aku Ingin Satu Januari Setiap Hari

Melakukan perjalanan jauh berdua tampak begitu impossible dilakukan sepanjang tahun 2015 kemarin. Jadwal kerja yang berbenturan, sama-sama menjadi karyawan baru yang belum mendapat cuti, dan perasaan lelah yang entah begitu betah menggelayut setiap waktu. Mungkin adaptasi dari sebuah ritme baru di dunia kerja.

Perjalanan di awal tahun 2016 ini seolah mengisi ruang kosong yang kami lewatkan di tahun 2015. Satu setengah jam lamanya dia berada di balik kemudi motornya, tak ada keluhan panas yang tanpa ampun membakar punggung kaki dan muka kami, tak ada keluhan tentang banyaknya lampu merah yang memberikan jeda terlalu lama untuk kami, tak ada keluhan tentang macet yang mengharuskannya mencari celah-celah sempit dari jalanan yang disita ribuan kendaraan dalam waktu bersamaan. Ya, dia begitu pandai menyembunyikan emosinya. Dia menjadi cermin bagiku, betapa kami sangat berbeda, tapi hey, bukankah kutub yang berlawanan akan saling tarik menarik?

Alam terbuka, pemandangan hijau, dan potret indah bumi pertiwi adalah dunia kami. Mungkin itulah salah satu kesamaan yang kami punya. Dan hari ini kerinduan menarik kami ke Depok. Kampung 99 pepohonan, tempat yang (semula) kami tuju.

Jauh, terasa sangat jauh sekali. Terasa jauh bahkan dibandingkan ketika kami melakukan perjalanan Jakarta-Majalengka. Sayangnya, lelah kami tak terobati. Kami tidak menemukan apa yang kami cari di sana. Tidak sampai 10 menit kami berkeliling.

Waktu yang kami miliki begitu sempit, kami memutuskan untuk shalat di awal waktu, dan akhirnya menginjakkan kaki di mesjid kubah mas. Mesjid megah dengan daya magis yang menarik ribuan pengunjung.

[caption id="" align="alignnone" width="1440" caption="Lokasi: Mesjid Dian Al Mahri"]image[/caption]



Rumput hijau menghampar luas di sepanjang jalan menuju mesjid. Banyak orang yang rehat di sana. Kami pun turut serta. Inilah moment yang paling aku suka. Duduk berdua, bertukar pikiran, berbicara dari hati ke hati. Tapi tak ada canda jenaka darinya hari ini. Aku maklum, dia terlalu memforsir fisiknya, dan manajemen waktunya tak seperti yang seharusnya.

Dia bukan orang yang detail atau terorganisir, tapi dia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhanku. Kami mampir di sebuah warung tenda untuk mengisi perut. Sebenarnya aku agak ragu melihat sanitasi di sana tapi aku tetap mengikutinya. Dan terbukti, lalat beragam ukuran, kucing yang terus menerus menjilati kakiku, bahkan sampai karpet meja yang diterbangkan angin mengenai wajahku, semua itu melenyapkan selera makanku, dan sedikit banyak mempengaruhi alam bawah sadarku. Jangan ajak aku makan di pinggir jalan, please!

Seolah mengerti kekecewaanku, alam pun menangis, hujan mengiringi kepulangan kami tapi aku suka.

Aku ingin satu Januari setiap hari, agar aku bisa menghabiskan waktu bersamanya, karena aku suka, benar-benar suka bersamanya.

Lokasi: Mesjid Dian Al Mahri
Continue reading Aku Ingin Satu Januari Setiap Hari

Kamis, 15 Oktober 2015

Jakarta City Tour

Ketika diksar kemarin, hari libur ga ada kegiatan akhirnya berencana untuk belajar di ruang terbuka. Niatnya ke lahan hijau Jakarta, Taman Surapati. Tapi sempat nyasar gara-gara fokus ke buku. Akhirnya memutuskan untuk belajar di Monas. Tapi ternyata, bertepatan dengan tahun baru Islam pengunjungnya banyak sekali. Akhirnya belajar di bawah pohon kelapa yang cukup untuk berteduh, dikelilingi para pasangan muda (yang seperti terinspirasi untuk duduk di bawah pohon kelapa). Zzzzz

Continue reading Jakarta City Tour

Rabu, 14 Oktober 2015

Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta

Salah satu tempat yang selalu menarik untuk dikunjungi adalah perpustakaan. Siapa sangka wisata perpustakaan bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta salah satunya.

image



Perpustakaan ini terdiri dari 4 lantai.

1. Ground
Begitu memasuki pintu, kita akan disambut oleh security, dan kita dipersilahkan untuk mengisi buku pengunjung. Uniknya, selain cara manual, di sini juga bisa mengisi buku tamu dengan cara menscanning kartu anggota saja. Praktis dan ga ribet.

Lantai satu ini tak ubahnya sebuah gallery lukisan. Setelah memasuki ruangan pertama, di ruangan kedua, ada tempat untuk pembuatan kartu anggota, dan peminjaman/pengembalian buku.
Untuk menjadi anggota perpustakaan, kita diwajibkan memiliki KTP Jakarta atau menyerahkan surat keterangan yang menyatakan bahwa kita bekerja di Jakarta. Difoto langsung di sana, walaupun saya sudah membawa foto ukuran yang ditentukan tapi pihak perpustakaan lebih menyarankan untuk foto langsung.

image



Sebelum memasuki ruangan lain, kita diwajibkan untuk menyimpan tas dan barang-barang lainnya di dalam loker, kecuali untuk barang berharga seperti handphone, dompet, dll bisa dibawa dengan menggunakan tas transparan yang disediakan pihak perpustakaan, kita cukup menitipkan ktp.

image



Akses masing-masing lantai bisa dengan menggunakan tangga ataupun lift, enak kan?



Continue reading Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta

Selasa, 08 September 2015

Cara Mereschedule Tiket Kereta

Berniat pulang minggu ini tapi entah kenapa malah booking tiket kereta minggu depannya. Untung sadar sebelum keberangkatan. Maka datanglah kami ke stasiun. Berikut langkah yang kami lakukan:

1. Mendatangi Customer Service dan diberikan form isian. Sekaligus mengecek jadwal keberangkatan yang dikehendaki masih available atau tidak.


image



2. Mendatangi loket yang melayani pembatalan & reschedule tiket kereta.
3. Menyerahkan form yang telah diisi dan tiket kereta yang telah dicetak


image



4. Dikenakan denda 25% dari harga tiket sebelumnya dan tarif penyesuaian untuk tiket keberangkatan yang diinginkan.

Alhamdulillah jadwal yang dikehendaki masih available. Semoga bermanfaat.
Continue reading Cara Mereschedule Tiket Kereta

Kamis, 23 Juli 2015

Mudik

Akhirnya merasakan annual activity tiap menjelang dan sesudah hari raya Idul Fitri juga. Kalau dulu hanya meyaksikan di layar kaca mengenai hiruk pikuknya mudik dan berpikir "kenapa orang mau bersusah-susah terjebak macet demi bisa mudik?" Akhirnya semua terjawab ketika di perantauan. Rasa rindu ke keluarga mengalahkan perasaan lainnya sebagai efek samping dari mudik.

Pertama kalinya mudik setelah menjabat status baru: pegawai swasta. Ditambah embel-embel, anak perantauan ibukota. Saya mudik dengan menggunakan kereta api Benar pepatah mengatakan: "Bergaulah untuk membuka wawasan."

image



Dari mudik ini saya belajar banyak:

1. Kegesitan

Saya memesan tiket kereta api dari H-90 hari Idul Fitri. Untuk keberangkatan mudik, awalnya saya memesan tiket secara online tapi karena tidak ada saldo di atm akhirnya tiket yang sudah dipesan hangus dan baru ketika hendak berangkat kerja sekitar pukul 5.30 pagi, saya membeli di al-fa-ma-rt. Alhamdulillah masih rezeki saya mendapat tiket walaupun kelas ekonomi seharga Rp 180.000. Banyak rekan kerja yang berduka karena tidak mendapat tiket pulang.
Sedangkan untuk keberangkatan sekembalinya mudik, saya pukul 02.00 pagi menyempatkan diri ke al-fa-ma-rt dan akhirnya mendapat tiket ekonomi seharga Rp 75.000. Perjuangan mendapatkan tiket ini benar-benar luar biasa, ibarat pertempuran anak-anak kuliah dalam menentukan mata kuliah yang akan diambilnya. So hwaiting!

2. Pandai Memperhitungkan Waktu

Kantor ditutup setengah hari sedangkan saya mendapat tiket pukul 20.30. Pastikan waktu yang ditempuh di perjalanan jikalau menggunakan kereta atau pesawat yang jam-jam keberangkatannya sudah ditentukan.

3. Packing barang seapik mungkin agar tidak menyusahkan

Saya hanya membawa satu tas kecil berisi baju lebaran, angpao, kado lebaran buat orang tua, payung, handphone, dompet, power bank, charger, make up, ATK, kresek, endesbre endesbre... Dan satu buah kresek berisi buah-buahan sebagai oleh-oleh. Sedangkan pulangnya jangan ditanya, oleh-oleh segambreng sudah di tangan siap didistribusikan. Ckckck

4. Perhatikan keamanan diri

Jika berangkat menggunakan kendaraan bermotor, persiapkan baju hangat, jaket, jas hujan, sarung tangan, masker, helm, surat-surat, dan lain-lain. Jika menggunakan kendaraan umum, perhatikan letak penyimpanan barang, dan tetap waspada.

5. Kesabaran

Berdasarkan kekhawatiran setelah mendengar pengalaman mudik para senior, yang menyebutkan selalu akan terjadi antrian panjang dalam pengecekan tiket di stasiun, akhirnya saya berangkat dari kosan pukul 15.00 dan sampai stasiun satu jam setelahnya. Saya duduk terlantar di lantai depan peron yang hendak saya masuki. Memperhatikan orang-orang yang hilir mudik, heboh dengan barang bawaan mereka, anak kecil yang tidak betah berada dalam hawa panas manusia, antrian panjang layaknya semut. Ah, betapa melelahkan walaupun hanya sekedar memperhatikan. Dan hasil tidak pernah mengkhianati ikhtiar. Ketika peron dibuka, saya berdiri paling depan dan tidak perlu merasakan antrian panjang. Buah kesabaran selalu manis. In syaa Allah.

6. Pentingnya komunikasi

Ketika berangkat saya menggunakan kopami jaya 02 ke pasar senen, semacam metromini yang ngetemnya super sekali. Hal tersebut dikarenakan abang yang kerja lembur. Dan ketika sampai di Majalengka untungnya ada mpa yang sudah setia menunggu. Pukul 23.00 bayangkan! Seorang wanita sendirian di malam takbiran, membawa ini itu. Tidak ada angkot, tidak ada elf, jarang angkutan umum, hanya ada ojeg dan entah penjaja jasa apalagi.
Alhamdulillah sepulangnya mudik, ada abang yang menjemput dari pukul 21.00 walaupun kedatanganku baru pukul 23.30. Thank you abang!
Pastikan untuk menghubungi dan menginformasikan kedatangan kita sebelum datang, selain untuk keamanan, juga untuk kenyamanan kita sendiri.

8. Bersikap Ramah

Akan menjadi hal yang sangat menjemukan jika kita bepergian sendiri dan tidak ada orang yang bisa diajak mengobrol. Carilah kenalan baru, sekedar berbasa-basi menghilangkan kebosanan. Selain menambah silaturahmi, hal tersebut akan memperluas wawasan kita terhadap karakter seseorang, dan kita tak pernah tahu, barangkali orang yang kita ajak ngobrol adalah jodoh kita, atau ibu atau keluarga dari jodoh kita. Hehehe..
Pengalaman mudik kemarin ketika menunggu di stasiun, saya menghabiskan waktu dengan selfie dan berbincang ringan dengan stranger. Jika kopi atau rokok adalah bahasa universal di dunia lelaki, mungkin selfie adalah bahasa universal di dunia wanita :p
Sedangkan ketika berada di dalam kereta saya menghabiskan waktu dengan menonton film dengan stranger di hp. Yah, cukup menyenangkan untuk menghabiskan waktu.
Continue reading Mudik