Maksiat yang dilakukan berulang-ulang membuat semangat keimanan kita menjadi berkurang, perlahan luntur. Yang tadinya suka shalat berjama'ah di Mesjid, jadi jarang ke mesjid. Yang tadinya rajin shalat tahajud, sekarang jadi ga pernah tahajud, yang tadinya bisa khatam membaca Al Qur'an berkali kali dalam sebulan, sekarang setahun sekali pun susah, atau banyak hal lainnya.
Saya pribadi merasakan hal demikian, kurangnya ghairah dalam beribadah, berbeda dengan ketika masih gadis. Kenapa ? Setelah saya melakukan kontemplasi, mungkin bisa jadi dikarenakan kebiasaan menumpuk perasaan negatif, emosi yang tidak tersalurkan, perasaan tersakiti tapi tidak terkomunikasikan karena khawatir menyakiti perasaan orang terdekat. Setiap hari semakin menggunung, sampai saya selalu menyelipkan dalam setiap do'a, berharap agar saya dijaga untuk tetap waras baik secara fisik dan terutama psikis. Saya merasa tertekan terutama oleh keinginan duniawi yang terasa sangat egois. Terkadang saya merasa semuanya terlalu sulit, terlalu berat, terlalu banyak kerikil yang saya injak, bahkan saya sempat berpikir untuk berhenti, mencari haluan lain atau mencoba berbalik arah. Alhamdulillah, Allah masih menjaga hati dan kewarasan saya.
Semoga perasaan negatif ini tidak menuntun saya melakukan kegiatan tak berbudi, walaupun sudah terasa gejalanya sekarang, seperti enggan bertegur sapa, ngobrol, bahkan bertatap muka (Astaghfirullah ðŸ˜).
Semoga Allah mengizinkan saya dan anak cucu saya menjadi orang yang selalu mendirikan shalat, berdiri tegak di jalan-Nya, jalan yang penuh ridho-Nya. Sesungguhnya hamba tahu, engkau memberi apa yang hamba butuhkan, maka mohon kuatkan hati ini. Aku percaya skenarioMU adalah yang terbaik, mohon beri hamba kesabaran.
Continue reading Futur Akibat Maksiat
Saya pribadi merasakan hal demikian, kurangnya ghairah dalam beribadah, berbeda dengan ketika masih gadis. Kenapa ? Setelah saya melakukan kontemplasi, mungkin bisa jadi dikarenakan kebiasaan menumpuk perasaan negatif, emosi yang tidak tersalurkan, perasaan tersakiti tapi tidak terkomunikasikan karena khawatir menyakiti perasaan orang terdekat. Setiap hari semakin menggunung, sampai saya selalu menyelipkan dalam setiap do'a, berharap agar saya dijaga untuk tetap waras baik secara fisik dan terutama psikis. Saya merasa tertekan terutama oleh keinginan duniawi yang terasa sangat egois. Terkadang saya merasa semuanya terlalu sulit, terlalu berat, terlalu banyak kerikil yang saya injak, bahkan saya sempat berpikir untuk berhenti, mencari haluan lain atau mencoba berbalik arah. Alhamdulillah, Allah masih menjaga hati dan kewarasan saya.
Semoga perasaan negatif ini tidak menuntun saya melakukan kegiatan tak berbudi, walaupun sudah terasa gejalanya sekarang, seperti enggan bertegur sapa, ngobrol, bahkan bertatap muka (Astaghfirullah ðŸ˜).
Semoga Allah mengizinkan saya dan anak cucu saya menjadi orang yang selalu mendirikan shalat, berdiri tegak di jalan-Nya, jalan yang penuh ridho-Nya. Sesungguhnya hamba tahu, engkau memberi apa yang hamba butuhkan, maka mohon kuatkan hati ini. Aku percaya skenarioMU adalah yang terbaik, mohon beri hamba kesabaran.