Kamis, 04 April 2019

Tidak Bisa Isi Ulang Token Listrik, Kenapa Ya?

"Nomor meter salah. Silakan periksa kembali nomor tujuan Anda."



Itu adalah notification dari mobile banking ketika aku mengisi ulang listrik prabayar. Penasaran, makanya kami mencoba juga ke warung yang biasa menjual token listrik. Dan ternyata sama. Padahal ketika dicocokkan dengan kartu bahkan alat, sama persis.







Akhirnya kami mengkonfirmasi langsung ke pihak PLN dengan menghubungi (022)123 untuk area jabar (posisi saya di Majalengka). Ternyata nomor meter yang diawali 34 diblokir semua, karena akan diganti. Entah bagaimana detailnya, yang jelas kami disuruh menunggu petugas untuk mengganti alat tersebut.

Continue reading Tidak Bisa Isi Ulang Token Listrik, Kenapa Ya?

Sabtu, 23 Maret 2019

72 Jam Awal Kehidupanku

Assalamu'alaikum, perkenalkan, namaku Zain Abdullah Ibrahim. Aku putera kedua dari Ayah Abdul Majid dan Ibu Riska Yuniarti Iskandar. Aku lahir dengan berat 3,170 gram dan panjang 49 cm. Aku lahir di Rumah Sakit Pelni dengan persalinan c-section dibantu oleh dr. Riyan Hari, SP. OG.

Di pertemuan pertamaku dengan Ibu, beliau mencium pipiku berulang-ulang kali sambil menitikkan air mata. Beliau yang masih terbaring di meja operasi tampak begitu terharu ketika berkata, "Alhamdulillah, I Love You".

Pertemuan singkat kami, diinterupsi dengan kegiatan inisiasi menyusu dini, perawat menempelkan mulutku ke dada ibu. Walaupun ibu tidak memelukku karena masih dalam proses finishing pasca melahirkan, tapi aku bisa merasakan hangatnya dada ibu.



Kemudian aku digendong untuk bertemu ayah. Di depan pintu ruang bedah ICU/NICU kami bertemu, dan suara beliau adalah suara laki-laki pertama yang kudengar mengumandangkan adzan dan iqomat di telingaku. Semoga kelak aku bisa memenuhi harapan ayah dan ibu menjadi anak yang sholeh dan berbakti. Aamiin.

Continue reading 72 Jam Awal Kehidupanku

Kamis, 21 Maret 2019

Melahirkan Anak Kedua

Alhamdulillah, telah lahir anak kedua kami, berjenis kelamin laki-laki, pada 17 Maret 2019 pukul 12.55 dengan berat 3.1 kg, tinggi 49 cm di Rumah Sakit Pelni dibantu oleh dr. Ryan Hari, Sp.OG., berikut cerita persalinannya:

12 Maret 2019

Ini jadwal kontrol terakhir dengan dr. Atut, kami sudah menentukan rencana persalinan dengan cara c-section pada 22 Maret 2019.

17 Maret 2019
Pukul 05.40 perutku mulai kontraksi, langsung aku pantau menggunakan aplikasi. Dengan keyakinan akan bersalin hari ini, aku langsung mempack barang-barang yang belum masuk ke tas persalinan. Setelah semua beres, dengan sisa tenaga aku membangunkan suami yang kembali beristirahat di hari liburnya. Beliau masih belum yakin dan menyangka aku mengalami kontraksi palsu. Setelah aku perlihatkan hasil observasi kontraksi melalui aplikasi, baru beliau percaya dan langsung bersiap.

Sebelum berangkat, dibantu oleh suami membersihkan pubis terlebih dahulu karena pasti akan kurang nyaman jika dilakukan oleh orang lain. Berseling dengan rasa mulas yang sangat, aku masih menyempatkan diri untuk mandi dan sarapan.

Sampai di rumah sakit, kami langsung dibawa ke IGD materna, karena datang bersamaan dengan ibu hamil yang juga akan melahirkan, beliau mendapat perlakuan cito karena air ketubannya sudah pecah.

Jam 09.25 tekanan darahku dicek. Kemudian dicek pembukaan dan ternyata walaupun kontraksi sudah teratur masih pembukaan 1, dicek tinggi fundus, dan CTG.

Sambil menunggu suami mengurus administrasi, aku dibiarkan istirahat di bed igd, dicek BT CT, dipasang infus dll.

Baru sekitar jam 11.40 aku dipindahkan ke ruang persiapan operasi. Walaupun tidak bergerak aktif, tapi kontraksi rasanya Ma Syaa Allah semakin cepat dan sering. Aku yang tadinya calm, sampai meraung-raung di ruangan sendirian.

Jam 12.30 aku baru mendapat tindakan. Berhubung ini anak kedua, akan aku gambarkan perbedaan suasana di ruangan operasi antara melahirkan anak pertama dengan anak kedua. Dr. Atut adalah dokter yang membantu persalinan pertamaku, dan dr. Ryan adalah dokter yang membantu persalinan anak ke-dua.

Pemberian Anestesi:

Pemberian anestesi dilakukan secara epidural. Yang membedakan persalinan pertama dengan kedua adalah posisi pemberiannya. Persalinan pertama diberikan dengan cara rebahan, yakni posisi miring ke kiri, sedangkan persalinan kedua diberikan dengan cara duduk menelungkup memeluk guling, perawat memegangi pasien.

Dokter anestesi persalinan ke-2 ku adalah dr. Joshua.

Pembukaan:

dr. Atut membuka operasi dengan memperkenalkan teamnya satu persatu, baru kemudian memimpin do'a.

dr. Ryan membuka operasi dengan menyapa pasien dan memimpin do'a.

Ketika operasi:

dr. Atut menyetel musik dan beliau bersama team mengobrol santai sepanjang operasi, suasana terasa santai. Tapi berhubung anak pertama, maka aku tetap merasa tegang.

dr. Ryan melaksanakan operasi dengan fokus, tidak ada suara musik, hanya ada percakapan singkat seperlunya. Tapi aku lebih rileks karena pernah berhadapan dengan meja operasi sebelumnya. Dan kegiatan selama operasi terpantul melalui lampu sorot operasi, aku memerhatikan step by step dari sana meskipun tidak secara jelas.

Inisiasi Menyusu Dini:

dr. Atut memperlihatkan bayi segera setelah dikeluarkan dan dibantu oleh perawat langsung menempelkan bayi ke dada untuk IMD tanpa dibersihkan terlebih dahulu (tapi berhubung masih diselimuti ketuban, Habibi lahir bersih tidak berdarah).

dr. Ryan mengucapkan selamat dan bercakap-cakap sebentar denganku setelah bayi dikeluarkan. Sementara bayi langsung dipegang oleh perawat untuk dibersihkan (masih di area ruang operasi), baru diperlihatkan dan dilakukan IMD setelah bayi memakai pakaian.



Penutupan:

dr. Atut menutup operasi dengan melakukan birth announcement, artinya, beliau mengumumkan bahwa telah lahir bayi berjenis kelamin laki-laki pada tanggal sekian dan jam sekian.

dr. Ryan tidak melakukan birth announcement.

Dibandingkan persalinan pertama, persalinan kedua ini prosesnya lebih cepat karena mungkin pasien tidak terlalu ramai. Setelah operasi selesai, aku langsung diboyong ke kamar tanpa harus menunggu terlalu lama di ruang observasi setelah operasi. Tidak ada drama sesak nafas, atau menggigil.

Alhamdulillah, semoga menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.
Continue reading Melahirkan Anak Kedua

Kamis, 14 Maret 2019

7 Cara Menstabilkan Hb Ketika Hamil dan Menyusui

Keluhan yang paling sering didengar dari ibu hamil adalah Hb yang rendah. Semua wanita hamil berisiko mengalami anemia karena membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat.

Berikut adalah cara untuk menstabilkan Hb ketika hamil maupun menyusui:

  1. Menghindari makanan yang menghambat penyerapan zat besi

    teh menghambat penyerapan zat besi

    Zat besi merupakan nutrisi yang sangat penting untuk sistem kerja otak dan pembentukan sel darah merah. Makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah Zat Tanin (yang terdapat dalam teh, coklat, jus apel, kacang tanah), Polifenol (coklat, kacang polong, serealia termasuk gandum), oksalat (yang ada dalam batang bayam), Zat seng (yang ada di dalam beras merah), dan juga makanan yang merangsang produksi asam lambung misalnya makanan yang terlalu asam.

  2. Meningkatkan asupan zat besi

    bayam untuk meningkatkan hb

    Makanan yang kaya akan zat besi diantaranya:
    * Daging dan ikan
    * Jeroan seperti ati ayam atau sapi
    * Telur
    * Sayuran hijau seperti bayam
    * Kacang-kacangan dan biji-bijian (seperti kacang hijau, kedelai)
    * Brokoli

  3. Mengkonsumsi makanan tinggi vitamin C dan beta karoten

    kiwi

    Setiap mengkonsumsi sumber zat besi, harus diiringi oleh makanan yang kaya akan vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi tersebut oleh tubuh, contohnya:
    * Jeruk
    * Stroberi
    * Jambu biji
    * Pepaya
    * Kiwi
    * Sayuran hijau lainnya

  4. Mengkonsumsi makanan yang tinggi asam folat

    daging merah untuk meningkatkan hb

    Tubuh menggunakan asam folat untuk memproduksi heme, yaitu sebuah komponen penting dalam hemoglobin. Jika kekurangan asam folat, maka pematangan sel darah merah akan terganggu. Kondisi ini dapat menyebabkan anemia dan kadar Hb yang rendah.
    Sumber asam folat yang baik terdapat pada daging sapi, bayam, nasi, alpukat, selada, pisang, buah bit.

  5. Tidak begadang

    istirahat yang cukup
    Semakin sering tidur larut, maka asupan oksigen akan semakin sedikit. Hal tersebut dapat berkontribusi pada kenaikan tekanan darah juga atau biasa disebut hipertensi.

  6. Menghindari mengkonsumsi garam secara berlebihan

    makanan yang terlalu asin
    Hal ini membuat larutan darah menjadi hipertonis dan membuat sel darah merah mengalami krenasi/pengerutan, dan tentunya akan berpengaruh terhadap usia sel darah merah.

  7. Minum air putih yang cukup

    kebutuhan air ibu hamil
    Hormon eriropoietin yang diproduksi ginjal merupakan stimulan bagi diproduksinya eritrosit. Jika orang normal memerlukan air putih sebanyak 2 liter atau 8 gelas per hari, maka ibu hamil dan menyusui membutuhkan asupan lebih banyak, yakni sekitar 2,5-3 liter per hari.


Continue reading 7 Cara Menstabilkan Hb Ketika Hamil dan Menyusui

Sabtu, 02 Maret 2019

Sepenggal Harapan untuk yang Tersayang

Pernah terpatri dalam benakku, apakah sudah cukup baktiku padamu? Menjalani keseharian yang terasa biasa, tapi sudah benarkah, aku menjalaninya ? Sudah sesuai dengan kodratku kah peran yang selama ini kujalani?

Lelaki yang meminangku tiga tahun silam, tidak pernah mengekang mobilitasku sebagai wanita karir. Dia tak pernah menuntutku untuk being stay at home or full time mother. Dia selalu mendukung aku dengan segudang aktivitasku, dari mulai melakukan kegiatan yang memang menjadi hobiku, me time untuk membunuh waktu, atau kegiatan-kegiatan seabreg komunitas yang aku ikuti.

Continue reading Sepenggal Harapan untuk yang Tersayang

Jumat, 01 Maret 2019

Mengatur Rencana Keuangan dengan Jenius

Ada yang sudah menggunakan jenius? Bagi yang belum tahu, bisa kunjungi langsung websitenya www.jenius.com

Inovasi di dunia perbankan ini menghapus stigma tentang repotnya transaksi di dunia perbankan tentang dokumen, dan berbagai macam berkas yang harus dilengkapi ketika akan membuat sebuah akun perbankan.



Nah, fitur yang paling saya suka dari jenius ini adalah Save it. Ada 3 jenis save it, yaitu:

Continue reading Mengatur Rencana Keuangan dengan Jenius

Jumat, 08 Februari 2019

Kita Butuh Spasi

Badan bergetar hebat
Gigi bergemeletuk
Rasa sakit kontan memeluk kepala
ingin hati berteriak
Mata nanar menatap sekeliling
Mencari barang
yang kiranya bisa kujadikan korban penyalur rasa

Tapi urung kulakukan
Ketika cahaya matanya
Menerangkan bahwa ia tak mengerti
Ketika bahasa tubuhnya
Berkata "aku berusaha memahamimu"

Mata kami bersinggungan
Berkomunikasi dalam diam
Berapa bab jilid kehidupan kita yang sudah tertulis?
Masih butuh jutaan kata untuk menyusun cerita kita
Untuk malam ini,
Izinkan aku sejenak memberikan spasi
Sampai terbentuk alinea baru
dengan kisah yang lebih manis
Masih dengan tokoh utama yang sama
Kau dan aku
Continue reading Kita Butuh Spasi

Kamis, 13 Desember 2018

Nasihat Suamiku

Jarang sekali ada diskusi sebelum tidur, biasanya aku yang mendominasi percakapan dan suami hanya menanggapi. Atau aku juga yang mengorek ngorek informasi kegiatannya di kantor, barulah suami bercerita.

Suamiku tipikal orang yang easy going. Tidak semua masalah harus dipikirkan apalagi dibagi pada istri. Padahal para istri mungkin berpikir sebaliknya. Mereka merasa keberadaannya dihargai ketika suami justru bisa berbagi beban, cerita. Walaupun para istri tidak selalu bisa menawarkan solusi, tapi kami berupaya untuk menentramkan hati, memberikan kenyamanan, menghilangkan penat suami bagaimana pun caranya. Misal tidak menambahkan cerita hari ini dengan keluhan hehehehe :p

Prolognya terlalu panjang, ya ! Jadi singkat cerita, berbeda dengan malam itu, suamiku mengajak berdiskusi.

Beliau berkata, "Beb, kalau kita hanya mengikuti prosedur pemerintah, kita harus menunggu 17-20 tahun. Alhamdulillah kalau kita masih diberi umur, belum lagi kalau nanti kita berangkat pasti sudah lanjut usia. Kayanya kita harus berikhtiar lain."

Aku yang masih sedikit terkejut, menanggapi, "Jadi bagaimana ? Apa mau berangkat umrah saja? Supaya tidak perlu nunggu lama?"

Suamiku berkata, "Kita tetap berangkat haji, tapi kita perlu lebih banyak mendekatkan diri pada Allah. Lebih rajin lagi ibadahnya, lebih khusyuk lagi berdo'anya. Kita bisa berkaca pada pengalaman mimi (Ibu suami), tadinya mimi belum daftar haji, tapi begitu daftar tahun depannya langsung berangkat. Allah selalu ngasih jalan."

Agak sedikit ngeyel dengan berkilah kalau zaman dulu kuota tidak dibatasi seketat sekarang, tapi ujungnya aku berkata, "Iya, beb, kita ikhtiarkan, ayo kita niatkan, perbanyak sholat Hajat, Tahajud, juga sedekah."



Dan malam yang singkat itu pun ditutup dengan pelukan hangat dan kecupan lembut sebagai pengantar tidur. Terimakasih Imamku, semoga kita jadi teman sehidup sesyurga Aamiin.
Continue reading Nasihat Suamiku

Kontemplasi Pagi Hari: Mempertanyakan Takdir Tuhan

Pernahkah kalian mempertanyakan ketetapan Allah? Saya pernah.

Salah satunya ketika bekerja di Rumah Sakit kurang lebih 2 bulan, saya sempat bertanya kepada Allah, kenapa saya harus mengeluarkan energi lebih ekstra untuk mendapatkan jumlah gaji yang didapatkan oleh teman saya padahal beban kerjanya lebih ringan? Bahkan walaupun saya menjalani peran double job, jumlah gaji saya masih di bawah gaji teman saya.

Continue reading Kontemplasi Pagi Hari: Mempertanyakan Takdir Tuhan